❛ ━━・❪ 𝐡 𝐞 𝐚 𝐭 𝐡 𝐜 𝐥 𝐢 𝐟 𝐟 ❫ ・━━ ❜
Flashback on.
Seorang lelaki tergesa-gesa berlari ke salah satu ruangan di pojok lorong. Dia mendekatkan wajahnya pada pemindai keamanan. Alat itu mulai memindai seluruh wajahnya dan berakhir pada mata."Wellcome Mr. Jun, please come in." Disusul suara pintu yang terbuka.
"Jay!" Jun memanggil adiknya yang sama sekali tidak terlihat batang hidungnya. Jun mengitari ruangan super besar itu, saat dia melihat ada kaki di balik meja, Jun langsung menghampirinya.
"Jay!" Masih tak ada jawaban karena Jay mementingkan game di ponselnya. "Park Jongseong. Do you hear me?!" Jun naik pitam hingga menggebrak meja, itu membuat Jay menoleh sekilas.
"Cepatlah, bodoh! Keberangkatanmu tinggal 15 menit lagi!"
"Shut up!"
"Dengan menyesal aku katakan kalau penerbanganmu bersifat wajib dan aku akan menyeretmu jika tidak beranjak pada hitungan ketiga." Ia mulai mengancam. "Tiga! Waktumu habis, Tuan." Jun menyeret kaki Jay pelan. Sang empu yang tak siap langsung menatap Jun marah.
"Ck, kau! Keras kepala sekali!"
Sudahlah, mereka tidak pernah sadar kalau mereka berasal dari sperma yang sama. Meski berbeda ibu, nyatanya persaudaraan mereka terjalin rekat.
❛ ━━・❪ 𝐡 𝐞 𝐚 𝐭 𝐡 𝐜 𝐥 𝐢 𝐟 𝐟 ❫ ・━━ ❜
"Selamat datang."
Sambutan itu nampak kompak menggiring kedatangan seorang tamu penting, tamu itulah yang membuat bos mereka menyewa satu restoran agar tertutup rapat. Seorang pria, sebut saja Mike, menarik satu kursi dan membungkuk hormat. "Aku sangat tersanjung atas kedatanganmu, Tuan Jay."
Jay mengangguk dan balas tersenyum kecil, meski wajahnya tertutupi masker hitam. "Anggap saja sebagai rasa terima kasihku pada kalian."
"Benar, Tuan. Seperti yang anda ketahui, cabang di Aussie dan Hongkong memiliki kenaikan signifikan hingga 43% itu tandanya lebih unggul 11% terhadap bulan lalu." Mike menyodorkan sebuah map berisi berkas-berkas kenaikan konsumen.
Jay membuka dan membacanya rinci, dia memandangi wajah Mike. "Aku bangga pada kalian semua. Lantas, bagaimana kabar pembukaan cabang baru di Jerman?"
Mike membalik ke halaman terakhir. "Saya sudah menemukan lokasi yang strategis dan sangat sesuai untuk cabang baru perusahaan. Untuk lebih rincinya, tuan bisa membaca lembar terakhir itu."
Jay membaca kata demi kata yang terlampir, matanya terus melirik sekitar.
***
Sementara itu, di tempat lain.
Seorang wanita dengan setelan jas kantor resmi dan rok span ketat terlihat menunggu hasil identifikasi pada monitor di depannya dengan perasaan cemas. Untuk menunggu hasil, masih diperlukan beberapa detik lagi. Selang beberapa waktu, monitor di depannya berkedip-kedip dengan lampu berwarna hijau dan tulisan besar.
"Yeah, I got him!" Wanita itu berteriak girang dan berlari ke mesin faks. Tak lama kemudian keluarlah selembar kertas yang menyatakan kecocokan sidik jari dan mata untuk seseorang bernama Jay Park. Bergegas dia mengabari kawannya lewat alat komunikasi di telinganya.
"Agent 280123 here, Mr. Jay's identity has been recognized."
Mike mendengar dengan seksama, dia merogoh sesuatu di celah sempit antara tembok dan meja mereka. Dia menyunggingkan sebuah senyuman hangat yang mengandung banyak pengertian. Jay balas menatap Mike bingung, ia mengalihkan pandangan ke penjuru ruang. Setidaknya ada beberapa orang yang menyembunyikan pistol di balik pinggang mereka. Pantas saja pengawal Jay diberikan pengalihan di lantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heathcliff & Mortal ; Jaywon
Fanfiction(Season 1: Heathcliff & Season 2: Mortal) *** (S1: END) Selain bertugas sebagai agen sindikat penjualan obat-obatan terlarang, Jungwon juga lihai dalam hal mengiris daging setipis mungkin. Tak peduli apakah itu daging ikan, sapi, atau manusia sekal...