❛ ━━・❪ 𝐡 𝐞 𝐚 𝐭 𝐡 𝐜 𝐥 𝐢 𝐟 𝐟 ❫ ・━━ ❜
"Aku sudah berusaha semaksimal mungkin agar anak itu tidak dibawa!"
Malam itu dingin, karena baru saja terjadi badai salju. Beruntungnya Jungwon memakai mantel kepunyaan satu-satunya yang dia miliki dalam lemari. Setidaknya dia bisa bertahan sejenak untuk mendengar pembicaraan yang terhalang pintu masuk.
"Kau tidak melakukan apa-apa!"
Sekelilingnya sepi dan mencekam, bahkan Jungwon bisa mendengar salju yang berjatuhan pada mantelnya.
"Jika anak itu dibawa, hutang-hutang kita akan lunas!"
"Menurutmu, apakah suamimu bisa memberikan maaf saat tahu selama ini kau berselingkuh di belakangnya?!"
Tetapi, tidak akan sepi jika kau tinggal bertetangga dengan sekelompok orang yang selalu memiliki permasalahan keluarga.
"Tidak bisakah kau membiarkan Jungwon tetap di sini? Anak itu akan menjadi Boomerang kesialan jika pergi mengikuti jejak Ayahnya!"
"Kenapa terlalu percaya, buktinya dia dibuang oleh suamimu! Itu tandanya dia sama sekali tidak penting!"
Tak akan ada yang melerai. Hiburan bagi mereka yang kesepian. Segala jenis perdebatan adalah hiburan yang menyenangkan.
"Jungwon itu titipan, bukan dibuang! Apa kau tidak tahu siapa dia, Lucy?!"
"Mana aku perduli, tinggal ancam saja anak itu agar tak menyebarkan perselingkuhamu! Setelah itu serahkan dia pada Ayahnya!"
Semua di dunia ini membutuhkan uang. Hidup damai perlu uang, hidup tenang butuh kekuasaan. Dan itu semua tidak dia miliki, berbekal otaknya yang kelewat pintar dan bakat turun temurun Ayahnya, Jungwon dijadikan tumbal sumber finansial bagi pihak keluarga sang Ibu.
Langkahnya menjauhi pintu, menuju jalanan beraspal di dekat rumah.
"Kau sakit hati karena ditelantarkan?"
Suara itu menganggu indra pendengarannya. Jungwon memasukan tangannya ke dalam saku. Uap dingin berebut keluar dari mulutnya ketika bernafas. "Aku sedang tidak ingin meladenimu, Sunoo," ujarnya tenang lalu kembali fokus melihat jalanan.
Tangan Sunoo menarik Jungwon ke kebelakang. Itu membuat Jungwon harus mendarat pada salju putih di bawahnya dengan sangat keras.
"Kau pikir, aku takut karena calon Ayah barumu adalah seorang konglomerat?!" Sunoo tak tahu apapun soal latar belakang keluarga asli Jungwon. Ibunya pun selalu mengatakan bahwa Ayah Jungwon sudah mati, padahal jelas-jelas sosok yang dipanggil 'Ayah' itu sering muncul di layar televisi.
"Argh!"
Ini perundungan yang sangat tidak manusiawi. Lehernya dicekik kencang sehingga kepayahan mengambil nafas. Jungwon menggunakan tenaga yang tersisa sebagai pertahanan diri agar lehernya tidak patah. Kecemburuan sosial itu memang benar adanya. Orang-orang seperti itu ingin diperhatikan dan menjadi sorotan. Tapi tidak ada yang meladeni mereka sehingga timbul rasa iri.
"Lepas!" Jungwon berteriak kencang dan terus meronta dari seretan Sunoo.
"Kenapa aku harus melepasmu? Harusnya kau yang sadar diri, kau sudah dibuang!" Sunoo tertawa puas. "Ahahaha, kasian sekali. Anak emas ini sekarang sudah ditelantarkan."
***
Seminggu sebelum insiden.
"Apa yang terjadi padamu, kau sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heathcliff & Mortal ; Jaywon
Fanfiction(Season 1: Heathcliff & Season 2: Mortal) *** (S1: END) Selain bertugas sebagai agen sindikat penjualan obat-obatan terlarang, Jungwon juga lihai dalam hal mengiris daging setipis mungkin. Tak peduli apakah itu daging ikan, sapi, atau manusia sekal...