❛ ━━・❪ 𝐡 𝐞 𝐚 𝐭 𝐡 𝐜 𝐥 𝐢 𝐟 𝐟 ❫ ・━━ ❜
"Aku akan duduk di samping supir. Kau duduklah di kursi penumpang dengan Ibumu."
Jay mengangguk dan membukakan pintu untuk Ibunya, mempersilahkan Catharina masuk lebih dulu baru dirinya sebagai orang terakhir yang ikut memasuki kuda besi itu. Jungwon sudah lebih dulu duduk manis di kursi depan samping supir pribadi keluarga Park. Pemuda itu tak banyak bicara, tapi sesekali Jay memergoki Jungwon sedang melirik ke arah Ibunya.
Sebelum sempat mobilnya melaju, Catharina malah berujar, "bisakah Jungwon duduk di belakang dan kau yang di depan, Jay?"
"Tidak perlu, tak apa-apa. Aku lebih nyaman di sini, kalian berbincanglah berdua. Aku sedikit mual dan pusing." Jungwon menolak dengan alasan yang terdengar logis tapi klasik. Orang yang mendengar pun akan langsung tahu jika pemuda itu berusaha menghindar.
Tanpa menyahut apa-apa, Catharina mengangguk dan mempersilahkan supirnya melajukan mobil ini menuju bandara. Kalau dilihat seksama, memang benar hari ini Jungwon lebih pucat daripada semalam dan terlihat lemas.
Apa terjadi sesuatu? Jika melihat dari perdebatan mereka tadi pagi, Catharina bisa menyimpulkan Jungwon sedang mengalami gejala yang biasa muncul saat tak mendapat pasokan obat-obatan. Orang-orang menyebutnya sakau.
Selama lima belas menit perjalanan tak berarti apa-apa. Hanya ada kecanggungan yang mendera hebat dan senyap. Radio pun enggan dinyalakan sebagai pemecah kesunyian yang ada di dalam mobil. Jungwon harus membiasakan diri dengan itu, orang-orang penting biasanya memang menyimpan tenaga bersosialisasi mereka untuk perjalanan lainnya yang begitu panjang.
Jungwon menyipitkan mata ke depan dan reflek berteriak pada tiap-tiap orang yang berada satu kendaraan dengannya. "Menunduk!"
Jay memeluk Ibunya dan menyembunyikan tubuh mereka berdua di balik kursi depan. Catharina menarik nafas dalam-dalam ketika mendengar decitan ban lalu disusul suara tembakan yang berhasil memecahkan kaca depan mobil mereka.
Dorrr!!
Ia mendongak sedikit dan reflek menutup mulutnya sendiri karena peluru itu berhasil menyasar kepala orang yang duduk di kursi pengemudi. Supirnya hilang kesadaran, tak ada yang memegang kendali mobil saat ini. Meski begitu, Catharina tetap menahan tangan Jay agar diam menunduk.
Jay menentang kemauannya. Ia bangkit dan beranjak menuju kursi pengemudi menggantikan supir mereka yang pasti sudah tiada. Jungwon menatapnya garang karena ia yang lebih dulu membuang mayat supir itu dengan asal menuju aspal dan duduk sebagai pengemudi. Jungwon menginjak pedal gas tanpa peduli jika aksinya membuat motor di depan mereka terpental beserta dua orang di atasnya.
"Tetap diam di kursi belakang dan jaga Ibumu!" Ia memberikan perintah. Kali ini Jay tak mau banyak membantah. Jika tak ada Catharina, ia akan menggantikan posisi Jungwon di depan. Tapi, bersikap kekanakan di saat seperti ini hanya akan membuat segalanya jauh lebih rumit.
Jungwon mengambil pistol dari dashboard mobil, menyempatkan diri mengecek amunisi dan memasang peredam suara sebelum memutar haluan mobil sembari menembakkan keluar peluru pada senjata laras pendeknya.
"Tetap menunduk!" Kali ini ini dia begitu berani mengambil alih keadaan dan memerintah.
Tangannya gemetar, tapi itu bukan karena perasaan takut. Sesuatu dalam dirinya seperti hilang kendali, pasti karena hari ini ia tak mendapat jatah obatnya. Wajahnya pucat, keseluruhan tubuhnya terasa lemas dan letih. Jungwon sendiri tak yakin kalau ia bisa menangani ini. Jika saja Jay tak membakar obatnya, pasti Jungwon bisa mengatasi masalah ini secepat yang dia bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heathcliff & Mortal ; Jaywon
Fanfiction(Season 1: Heathcliff & Season 2: Mortal) *** (S1: END) Selain bertugas sebagai agen sindikat penjualan obat-obatan terlarang, Jungwon juga lihai dalam hal mengiris daging setipis mungkin. Tak peduli apakah itu daging ikan, sapi, atau manusia sekal...