Kita

44 7 0
                                    

Malam berlalu dengan cepat. Tanpa terasa Carina telah bersiap menuju hotel yang dimaksud pria asing tadi.

Ini pertama kalinya ia keluar dari rumah setelah 24 tahun menyepi dari keramaian.

Ya. Sejak ia tahu hubungan singkatnya dengan pria berdarah itu membuatnya hamil dan menjadi buah bibir tetangganya sepanjang waktu, Carina menyembunyikan diri dan luka batin seorang diri.

Begitu pun hingga Luna tumbuh dewasa, Carina sama sekali tidak ingin bertemu orang banyak. Ada trauma dan luka batin yang teramat menyiksanya.

Bahkan ia harus merelakan Luna keluar dari Amalfi karena mereka berdua selalu direndahkan. Ia juga baru tahu jika diam-diam Luna selalu dilecehkan oleh banyak orang.

Mata Carina berkaca-kaca saat ia memoles bedak dan sedikit lipstik di bibirnya.

Entah kenapa namun Carina merasa jika orang yang datang semalam adalah orang baik. Hatinya mengatakan itu.

Carina menyeka air matanya dan tersenyum kecil sebelum mengambil mantel dan tas kecilnya untuk keluar rumah.

Beberapa tetangga yang melihatnya mulai berbisik dan bahkan melempar kata-kata pedas untuk menyindirnya.

Carina mempercepat jalannya dan ia menutup telinganya. Apapun yang terjadi ia harus menepati janjinya pada orang asing itu.

Mungkin saja sesuatu yang baik datang padanya sekarang, pikir Carina.

Taksi berhenti setelah ia melambai. Ia menyebut alamat itu dan sopir taksi membawanya ke sana.

"Apa kau bekerja di sana madam? ".

Sopir taksi itu sedikit aneh karena penampilan sederhana Carina untuk datang di hotel super mewah itu.

" Aku hanya ingin bertemu kerabat".

Balas Carina singkat. Ia tahu apa yang dipikirkan sopir itu.

"Ya. Semua orang memiliki kerabat. Tak perduli di usia muda atau usia senja. Namun menurutku anda masih terlihat cantik nyonya".

Hati Carina sedikit sakit dengan sindiran pria itu. Ia memandang keluar jendela dan berharap taksi segera tiba di hotel.

Apakah  wajahku  terlihat seperti  seorang wanita panggilan?

Carina mendekap dadanya yang sakit dan mencoba tidak terpengaruh dengan omongan sopir ini.

Taksi memasuki pelataran hotel. Mata Carina berbinar saat melihat pria semalam yang berkunjung ke rumah. Buru-buru ia membayar dan turun.

" Nyonya, kembaliannya".

Carina menoleh dengan tatapan datar.

"Itu untukmu saja".

Pria itu tertawa.

" Kerabatmu memang benar-benar luar biasa".

Carina memejamkan mata untuk mengendalikan dirinya.

Pengawal Matteo bisa melihat wajah Carina yang kesal dan ia tahu sopir taksi itu pasti telah melakukan sesuatu.

"Tunggulah di lobi, aku akan mengurus sesuatu sebentar nyonya".

Kata pengawal Matteo lalu bergegas mengejar sopir taksi itu yang belum jauh dari pandangan.

Setelah memastikan Carina sudah masuk ke dalam ia segera mencegat taksi dan masuk ke dalam.

" Kenapa kau begitu kurang ajar pada nyonya kami ?".

Kata pengawal itu dengan kasar sambil menodongkan pistol di pelipis sopir itu.

NOT EASY FOR LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang