Benci

55 5 0
                                    

Luna baru sadar ketika  tepukan kecil pengawal Matteo membangunkannya. Dengan enggan ia membuka mata dan menyadari ini bukan di Amalfi.

"Dimana kita sekarang? ".

" Sisilia. Ayo bergegas".

Jawaban pengawal otomatis membuat tanda tanya besar di benak Luna.

"Ibumu ada di sini jadi bersiaplah. Jangan terlihat seperti orang bodoh".

Kata-kata yang agak kasar membuat Luna bergegas merapikan dirinya dan turun dari pesawat.

Tak lama kemudian mobil Range Rover silver membawa Luna tiba di mansion putih milik Matteo.

Luna semakin bingung namun pandangannya terpaku saat melihat ibunya di depan pintu.

Luna membuka mobil dan berlari memeluk Carina.

" Selamat Tahun Baru mom! Aku merindukanmu".

Carina mencium seluruh wajah putrinya dan tersenyum lebar.

"Tentu saja sayang. Kau terlihat berbeda".

Dahi Luna berkerut dan Carina tahu apa yang ada di benak putrinya.

" Kau harus bertemu seseorang. Ibu harap ini awal yang baik di tahun ini".

Luna ingin bertanya tapi Carina sudah menarik tangannya untuk masuk ke dalam rumah.

Begitu tiba di ruang tamu Luna melihat sosok Matteo yang duduk di sofa. Ia menghentikan langkahnya.

"Mom? ".

" Selamat datang Luna".

Matteo berusaha agar tidak gugup. Ia mengulurkan tangan namun Luna tak membalasnya sama sekali. Wajah Carina bersemu merah. Antara marah dan malu.

"Apa yang terjadi mom? ".

Mata Luna menatap Carina dan Matteo bergantian.

" Duduklah sayang. Ibu akan memberitahumu sesuatu".

Carina melangkah dan duduk di samping Matteo. Luna masih bersikeras untuk berdiri.

"Kau selalu bertanya, siapa ayahmu bukan?... Ini adalah Tuan Alvarez, ayah kandungmu".

Pernyataan Carina sontak membuat Luna kaget, ia menggeleng tak percaya.

" No, mom! Aku tidak punya ayah".

Carina meraih telapak tangan Matteo dan menggenggamnya.

"Ibu mencintainya. Walau pertemuan kami hanya sekali waktu itu, 24  tahun lalu tapi itulah alasan ibu tetap menyendiri dan membesarkan dirimu walau banyak orang merendahkan kita. Lihatlah, ayahmu juga tak pernah menikahi wanita lain karena ia terus mencari ibu".

Matteo berdiri dan melangkah ke arah Luna tapi Luna melangkah mundur.

" Tidak! Tidak mom! Dia bukan ayahku. Dia adalah ayah... ".

Luna menjeda ucapannya dan teringat pada Leon.

" Ibu salah. Dia bahkan memiliki anak yang lain. Kenapa ibu harus percaya padanya? Ayo pulang, rumah kita di Amalfi bukan di sini! ".

Luna berbicara dengan keras. Ia tak perduli orang lain akan mendengarnya.

"Maafkan ayah Luna".

Suara Matteo sedikit tercekat. Luna menatapnya tajam.

" Jangan ucapkan namaku dari mulut kotormu itu! Aku, seumur hidupku aku tidak punya ayah. Dan aku tidak butuh pria brengsek seperti dirimu".

Plak!!!

NOT EASY FOR LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang