Hilang

48 6 2
                                    

Seluruh anak buah Matteo yang ada di sekitar Amalfi telah dihubungi oleh Zolah. Bos Besar Matteo akan datang jadi mereka semua harus siaga.

Hanya dalam hitungan jam dan Matteo telah ada di Amalfi. Ia mengenakan pakaian pelindung ekstra. Zolah selalu ada di sampingnya. Semua penembak jitu milik blue bird sudah ditempatkan di titik-titik rawan.

Tepat pukul 02.00 dini hari Matteo memasuki kawasan tempat tinggal Romero. Ia sudah siaga dengan senjata di tangan.

Bunyi musik dan tawa riuh terdengar memekakkan telinga. Beberapa anak buah Matteo sudah menyusup dan mencari Leon di setiap ruangan yang ada.

Tembakan kedap suara membuat banyak anak buah Romero jatuh ke lantai. Satu tujuan dati Matteo yaitu menemukan 2 ekor pitt bull yang ia lihat di video .

Pencarian selama dua jam tak membuahkan apa-apa. Matteo sudah putus asa dan juga hari hampir terang. Ia tak boleh terlihat di sini.

Dengan gerakan tembakan cepat mereka menghabisi siapapun yang ada di depan mereka. Hingga seseorang mengenali Zolah dan berteriak.

Romero yang sedang dikelilingi oleh beberapa wanita dengan setengah telanjang langsung panik dan mencari pistolnya tapi pistol Matteo sudah lebih dulu ada di pelipisnya.

"Apa kau terkejut? Kau tahu Romero, aku tidak pernah main-main dengan ucapanku. Jadi, dimana Leon sekarang!!".

Diluar dugaan Romero tertawa terbahak-bahak. Ia tak takut sama sekali.

"Kau bisa bertanya pada dua pitt bull kesayanganku di dalam sana".

"Zolah cari dua pitt bull itu dan robek perut mereka sekarang!!!".

Zolah tak bergeming. Ia tahu anak buahnya sedang menyisir kediaman Romero untuk menemukan anjing-anjing itu.

"Tuan kami tak menemukan apapun".

Dua orang anak buah Matteo kembali dengan wajah penuh keringat dan lumpur.

Dorr!!!

Satu peluru bersarang di tempurung lutut Romero dan ia berteriak nyaring. Darah mulai mengalir di sela kakinya.

"Bajingan kau Alvarez!!!".

"Aku hanya ingin tahu dimana putraku. Dan jangan coba-coba untuk mempermainkan aku".

Matteo menekan pistol di pelipis Romero.

"Aku ingin bertanya sekali lagi. Ini pilihan terakhir dariku. Aku jamin otakmu akan berhamburan setelah ini".

Romero mendengus kesal namun ia juga takut mati.

"Aku melepaskan Leon di dalam hutan. Aku memberinya kesempatan untuk melarikan diri. Jadi, selebihnya aku tidak tahu. Apakah ia berhasil keluar atau tidak".

Dorr!!!

Satu tembakan bersarang di tempurung lutut Romero yang satunya lagi. Lengkingan kesakitan memekakkan telinga semua orang. Wajah Romero sudah pucat pasi.

"Minta helikopter untuk menyisir hutan kemudian bakar hutan itu sampai akar-akarnya!".

Perintah Matteo sebelum berjalan pergi. Romero merintih kesakitan. Anak buahnya yang tersisa tidak berani menolongnya sebab mereka takut pada Matteo.

Jika selama ini mereka hanya mendengar kabar dan cerita tentang sosok pembunuh berdarah dingin ini maka sekarang mata mereka melihat sendiri dan itu terlampau sadis dan kejam.

Tak lama kemudian bunyi bising helikopter sudah terdengar. Anak buah Matteo mulai menyisir hutan lebat itu untuk mencari Leon.

"Tidak ada jejak apapun di sini Tuan".

NOT EASY FOR LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang