Permohonan

46 6 3
                                    

Luna membersihkan diri dan keluar di pagi buta. Ia pergi ke hotel tempat Matteo dan Carina menginap. Di tangannya hanya ada tas kecil berisi dompet dan ponselnya.

Mobilnya di parkir di halaman hotel dan ia menekan nomor Matteo.

"Ayah? ".

Sapa Luna saat Matteo menjawab panggilannya. Matteo yang sedang memeluk Carina langsung berusaha duduk dan membangkitkan kesadarannya.

" Ada apa sayang? ".

" Bisakah aku bertemu ayah sekarang? ".

Suara Luna terdengar gugup di telinga Matteo. Ia sedikit curiga.

" Kau  dimana? ".

" Aku di halaman parkir hotel tempat ayah menginap".

"Baiklah. Ayah  turun sekarang. Kita bertemu di lobi".

Tak lama kemudian Matteo sudah berada di lobi. Ia memutar matanya untuk mencari Luna hingga matanya melihat sosok gadis bertopi di sudut.
Matteo mendekati Luna.

Saat mencium aroma Matteo Luna langsung mendongak. Ia berdiri dan memeluknya erat. Ia menangis.

Matteo yang terkejut mencoba melepaskan pelukan Luna tapi Luna memeluknya lebih erat hingga ia sesenggukan.

Tak lama kemudian Luna melepas pelukannya. Matteo melihat wajahnya yang pucat dan kusut. Waktu di arloji menunjukan pukul 3 subuh.

" Apa yang terjadi? ".

Luna menggeleng. Matteo belum tahu tentang karir Luna yang berakhir dan gosip yang ada di berita online.

" Bisakah ayah mengirimku ke Amerika? ".

Pinta Luna masih dengan air mata di pipi. Matteo tiba-tiba ingat sesuatu. Leon.

" Apa ini karena pertunangan Leon? ".

Luna menggeleng kuat.

" Tidak ayah. Aku hanya ingin pergi untuk beberapa saat. Tapi tolong jangan katakan apapun pada ibu. Aku mohon".

Luna merosot turun dan berlutut di hadapan Matteo. Tangan Matteo terulur  dan menariknya berdiri.

"Putri ayah tidak boleh seperti ini. Katakan, apa seseorang menyakiti dirimu? Ayah akan membalasnya".

Luna menggeleng.

" Tidak ada apapun ayah. Hanya aku ingin pergi sebentar. Tolong rahasiakan ini dari semua orang. Setelah di sana aku akan memberitahu ayah alasannya".

"Aku hanya meminta ini ayah. Anggap saja aku menagih kasih sayang dari ayah selama 24 tahun".

Matteo luluh dengan ucapan Luna. Sejauh ini walaupun Luna tahu Matteo adalah ayahnya dengan kekayaan dan kekuasaan tak terbatas, ia belum pernah meminta apapun. Uang atau materi lainnya.

" Baiklah. Apa harus sekarang? ".

Luna mengangguk. Matteo mengeluarkan ponselnya dan menjauh untuk menelepon seseorang.

Tak lama kemudian ia datang dan meminta kartu identitas Luna.

Hanya 15 menit dan ia mendapat informasi bahwa segalanya siap. Ia pergi keluar  bersama Luna dan mengendarai mobil SUV hitam.

Sepanjang jalan menuju bandara, Luna menunduk diam.

Sebelum membuka pintu dan turun, seseorang menghampiri mobil Matteo di pintu masuk bandara. Matteo menurunkan kaca sebatas 5 cm dan tampak orang itu memasukkan paspor melalui celah kaca.

Mata Luna bersinar saat melihat paspor itu.

"Ini untukmu. Hubungi ayah begitu sampai. Apartemen dan segala keperluanmu sudah diurus oleh seseorang. Bersenanglah. Nikmati hidupmu. Ayah akan merindukanmu".

NOT EASY FOR LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang