Sembunyikan

43 7 3
                                    

Luna baru membuka matanya 4 jam kemudian. Matteo langsung memeluknya erat.

"Terima kasih sudah berjuang sayang ".

"Dimana putraku ayah?".

"Bertha bersamanya, ia baik-baik saja".

Luna menatap dalam mata Matteo dan menangis.

"Aku selalu merepotkan ayah. Bagaimana ayah ada di sini?".

Matteo menggeleng keras.

"Ayah akan melakukan apapun untuk putri ayah. Istirahat dengan benar agar kita pulang ke rumah ".

Luna memegang erat tangan Matteo.

"Tolong jangan beritahu Leon".

Dua hari kemudian mereka pulang ke White Angel. Kamar bayi sudah disiapkan oleh Abe dan Emilio. Kini Bertha memiliki tugas tambahan untuk menjaga bayi Luna.

"Apa kau sudah memutuskan nama apa yang tepat untuknya?".

Tanya Matteo saat makan malam selesai. Luna menggeleng.

"Beri nama Alexander Alvarez. Kita akan memberi panggilan Alex".

Luna terdiam dan berpikir.

"Bagaimana jika itu Xander? Aku terpikir untuk membuat nama paten Xander pada perusahaanku".

Diluar dugaan Matteo tertawa.

"Terserah padamu. Kau punya hak untuk melakukannya sayang".

Luna menatap Matteo dalam.

"Takdir mengatur segalanya dengan baik. Tak bisa dibayangkan apa jadinya aku jika ayah tak ada saat ini ".

Matteo terkekeh.

"Itu artinya harapanku lebih besar dari Carina dan dirimu. Aku mencintai kalian lebih dari hidupku".

Tiga hari kemudian Luna sudah pulang ke White Angel.

"Ayah harus kembali ke Sisilia. Jika terlalu lama Carina dan Leon akan curiga. Jaga dirimu dan Xander dengan baik. Beritahu ayah jika sesuatu terjadi".

Matteo kembali ke Sisilia hari itu juga.  Kini Luna punya kehidupan baru. Ia sudah bertekad untuk tidak merepotkan ayahnya.

Ponselnya berdering keras dan itu dari Rebecca.

"Maaf tak menghubungimu beberapa waktu. Aku sedikit sibuk".

Sapa Rebecca di ujung sana.

"Tak masalah Bec. Semua orang punya prioritas dalam hidup. Aku juga melakukan hal yang sama".

Balas Luna ramah.

"Aku ada di depan pintu".

Luna bangkit dari tempat tidur dan bergegas turun ke bawah. Langkahnya terhenti karena Rebecca sudah ada di ujung tangga dengan dua paper bag besar.

"Selamat untuk kedatangan baby boy ".

Rebecca melepas paper bag begitu saja dan memeluk Luna harus.

"Aku tahu kau wanita spesial dan tangguh ".

"Terima kasih Bec. Kau yang terbaik setelah ayah dan ibu".

Luna membawa Rebecca untuk melihat Xander di kamarnya. Raut wajah Rebecca sedikit berkerut. Luna melihatnya dengan jelas.

"Kau terlihat seperti....".

"Ah!! Lupakan saja. Aku hanya seperti melihat wajah seseorang yang sangat familiar Sandra".

Luna tersenyum tapi ada rasa takut yang menyelinap di sudut hatinya. Cepat-cepat ia membuang pikiran buruk itu.

"Ayo keluar dan makan sesuatu, aku lapar Bec".

Untuk mengalihkan perhatian Rebecca, Luna membawanya keluar.
Mereka duduk di taman samping, sedangkan Emilio membawa beberapa camilan.

"Katakan pada Abe untuk menjaga Xander. Lalu Bibi Bertha akan memasak sesuatu untuk tamu kita".

Emilio mengangguk cepat dan pergi ke dalam.

"Aku berencana membuat nama untuk perusahaanku. Aku ingin menggunakan inisial  Xander ".

Luna membuka percakapan.

"Kedengarannya bagus. Lalu kau ingin mengembangkan sayap di faktor mana?".

Balas Rebecca serius.

"Aku ingin dunia modelling, fashion dan cafe atau restoran ".

Rebecca mengangguk. Lalu melipat tangan di dadanya.

"Kedengarannya sama seperti sedikit dendam. Apa ini ada hubungannya dengan ayah biologis Xander?".

Luna berdiri dan menatap langit Maryland yang sangat biru.

"Bisa dibilang begitu. Tapi tidak semuanya. Ada seorang perempuan di masa lalu dan aku ingin berjalan dengan dada angkuh di hadapannya".

Mata Luna panas. Ia berbalik dan menatap Rebecca.

"Setelah aku siap, aku akan menceritakan semuanya padamu. Maafkan aku".

"Its okay Lun. Itu tak masalah untukku. Kalau itu berat, kau tak harus mengatakan itu padaku. Aku hanya ingin kau baik-baik saja. Kau dan Xander sekarang ".

Perasaan Luna menghangat. Entahlah, tapi setiap kali ia bersama Rebecca ia merasa nyaman seakan mereka sudah saling mengenal dalam waktu lama.

Waktu berlalu dan untuk pertama kali perusahaan Luna akan go public. Namanya adalah X. A Group.
Seperti keinginan Luna X.A Group  membawahi beberapa anak perusahaan seperti  Green Restaurant,   Rumah Mode lengkap dengan butik Alexis serta cafe.

Xander telah berusia 1 tahun. Luna benar-benar menyembunyikan keberadaan Xander karena ia mewarisi mata Leon. Juga sikap dingin dan keras kepala Xander diyakini Luna itu berasal dari Leon.

Pukul 10 .00 pagi acara dimulai  tapi Luna memutuskan untuk datang pukul 09.00. Ia meminta Rebecca untuk datang di jam yang sama.

Luna menunggu Rebecca di ruang kerjanya. Saat Rebecca datang ia membawa buket mawar pink besar yang segar.

"Aku doakan semuanya berjalan lancar ".

Luna menarik tangan Rebecca dan duduk di sofa saling berhadapan.

"Aku akan bicara cepat dan sekali saja. Dengarkan aku baik-baik. Setelah itu kau boleh memutuskan apapun".

"Kau membuatku takut Sandra ".
Protes Rebecca dengan jantung berdebar.

Luna tersenyum.

"Kau benar. Aku adalah seorang Alvarez. Aku jatuh cinta pada seseorang dan ayahku menentang itu. Pria itu bertunangan dengan seorang perempuan pemilik agensi model di Milan. Tempatku bekerja dulu. Mereka berdua membuatku kesulitan. Pada malam pertunangan mereka, pria itu datang ke apartemen milikku dan memaksa tidur denganku. Tepatnya seperti pemerkosaan,tapi aku mencintainya dan aku anggap itu sebagai hadiah perpisahan kami untuk selamanya. Esoknya, aku mohon pada ayahku untuk membawaku sejauh mungkin. Dan disinilah aku sekarang. Mereka juga mereka bahkan membuat berita kematian tentang aku. Dan itu sempurna untuk aku sekarang ".

Luna menarik napas panjang, rasa lega menyusup di dalam dadanya.

"Aku ingin membangun duniaku sendiri. Hanya aku dam dan Xander ".

Rebecca memeluknya erat. Ia menangis untuk sahabatnya.

"Kau hebat. Aku kagum padamu. Aku berjanji akan selalu ada di sisimu untuk mendukungmu Sandra".

Keduanya merapikan diri dan keluar. Acara peresmian perusahaan Luna berjalan meriah. Rebecca sengaja mengundang beberapa koleganya untuk memperkenalkan Luna.

"Terima kasih Bec. Kau yang terbaik. Aku akan bekerja keras agar kau bangga padaku".

"Maka buktikan itu. Aku akan menunggu momen itu San ".

***

NOT EASY FOR LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang