Jatuh

41 6 0
                                    

Saat berada di Hotel Pallace di Napoli Leon terus dilanda kekacauan.

Ia pergi ke mini bar dan minum di sana seorang diri. Hatinya benar-benar hancur. Ia ingin pulang ke Sisilia tapi memikirkan kebersamaan Matteo dan Luna semakin menyakiti dirinya.

"Berikan aku segelas wine lagi".

Leon bicara dengan tatapan sayu. Bartender itu menggeleng tapi Leon merogoh pistolnya dan bartender itu langsung menuang wine dengan cepat.

" Aku akan meminta pelayan hotel mengantar Anda ke kamar Tuan".

Leon tak menjawab. Kepalanya terkulai di atas meja.

Seorang pria berbadan tegap datang dan berusaha membawa Leon ke kamarnya.

Dengan susah payah pria itu menyeret tubuh Leon yang terseok-seok hingga hampir mencapai kamarnya.

Saat akan membuka pintu 1105 pintu di sampingnya terbuka.

Claudia melihat Leon dan sebuah senyuman terbentuk di sudut bibirnya.

"Permisi, biarkan aku yang membawanya ke kamar. Dia pacarku".

Pria itu menghembuskan napas lega lalu memberi isyarat pada Claudia untuk merangkul tubuh Leon.

Dengan senang hati Claudia langsung melakukannya. Ia menyeret Leon dan menutup pintu dengan tumitnya.

Semangat Claudia berkobar saat membaringkan tubuh Leon di ranjang besar.

Aroma alkohol dan aroma parfum Leon membuat Claudia menelan ludah. Dengan jempolnya ia menyentuh bibir seksi Leon.

" Ahh!!! Leon... Aku tidak akan melepasmu! ".

Claudia memulai rencana liciknya. Ia benar-benar buta oleh ambisi untuk mendapatkan Leon.

Setelah membuka jas dan sepatu Leon, Claudia menelpon sebuah butik dan memesan pakaian ganti.

Ia merogoh saku celana Leon dan terkejut saat tangannya menyentuh pistol yang terselip di pinggang celana.

Ia semakin bersemangat untuk menjadikan Leon miliknya.

Claudia membuka pakaiannya dan juga pakaian Leon hingga tersisa pakaian dalam. Kemudian ia berbaring di samping Leon dan memeluknya erat.

Claudia mencium Leon dengan menggebu-gebu. Ia sudah tak peduli tentang apapun sekarang. Yang penting adalah Leon miliknya.

Claudia menyetel video di ponselnya dan merekam aksinya seolah-olah ia dan Leon sedang beradegan mesra dengan panas.

Tiba-tiba ponsel Leon berbunyi. Ia melihat nomor yang tertera dan menjawabnya.

" Hallo".

Luna tercekat karena ponsel Leon dijawab oleh seorang perempuan.

"Oh... Hallo. Bolehkah aku bicara dengan Leon? ".

" Maaf. Leon sudah tidur. Oh ya, siapa kamu? ".

Luna menggigit bibirnya keras.

" Aku adiknya, ayahku khawatir dan karena itu aku menghubungi Leon untuk memastikan dia baik-baik saja".

"Katakan  pada ayahmu Leon baik-baik saja. Kami berdua sedang  menginap di Napoli. Kau tahu apa yang biasa dilakukan  oleh orang dewasa".

Tangan Luna langsung lemas hingga ponselnya terjatuh. Ada rasa sesak luar biasa di dadanya.

Apa yang terjadi?
Oh Tuhan!!!

Jerit Luna sambil menangis dalam diam. Ia merasa sakit hati yang sangat dalam.

NOT EASY FOR LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang