Semakin Menyakitkan

39 5 0
                                    

Ponsel Luna berdering, ia melihat nama Carina tertera di layar. Ia menelan ludah untuk menetralkan emosinya lalu menjawab.

"Ya mom! ".

" Apa kau baik-baik saja? Ibu khawatir padamu".

"Itu berlebihan mom. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir. Apa ibu sudah sembuh? ".

" Ibu merasa lega sekarang. Apalagi Matteo di sisi ibu. Segalanya terasa lebih baik sekarang".

"Aku senang mendengarnya mom. Berbahagialah. Aku sedang menyetir, aku akan tutup sekarang".

Luna menyimpan ponselnya dan menarik napas panjang. Ajaibnya, rasa pedih yang menyakitinya kini hilang perlahan.

Membayangkan senyum Carina membuat Luna ikut tersenyum. Ibunya telah banyak berkorban dan saat ini ia ingin memberikan kebahagiaan untuk ibunya.

Sampai di apartemen seorang pengawal Leon telah menunggunya.

" Tuan Alvarez junior meminta anda datang bersamaku".

Luna meradang.

"Pergi dan katakan padanya aku tidak mau. Jangan kembali ke sini atau aku akan membakarmu hidup-hidup".

Teriak Luna tak terkendali. Sorot matanya begitu menakutkan. Pengawal itu masuk ke mobil dan pergi.

Luna masuk dan pergi untuk mandi. Setelah ia keluar masih dengan handuk yang melilit tubuhnya Leon sudah duduk di sofa dan sedang memainkan ponselnya.

Ia mengangkat kepala dan menatapnya.

" Aku memberimu 10 menit untuk bersiap. Jangan menguji kesabaranku! ".

Luna maju beberapa langkah dengan mata melotot.

" Dasar pria brengsek! Kau  baru saja berpelukan dengan kekasihmu dan sekarang kau datang memaksaku seperti seorang idiot. Jangan mengatur hidupku! ".

Rahang Leon mengetat sempurna ia menekan sesuatu di ponselnya lalu menekan speakers.

" Aku ingin mengajak Luna tapi ia menolakku ayah. Bisakah ayah bicara dengannya? ".

Leon menyodorkan ponsel tapi Luna enggan menyentuhnya. Ia kehilangan kata-katanya.

" Pergilah bersama Leon sayang, kalian berdua adalah anak-anak ayah. Ayah dengar pekerjaanmu sudah selesai".

Luna hampir menangis karena kesal. Jika ibunya tak ada di samping Matteo mungkin ia sudah menolak mentah-mentah permintaan Matteo. Ia tak berkutik sekarang dan Leon menatapnya dengan senyum penuh kemenangan.

"Baiklah ayah. Tapi hanya sebentar, aku lelah hari ini".

" Tentu saja. Ayah akan tutup ponselnya".

"Kau memanfaatkan kelemahanku Leon. Benar-benar licik".

Leon tertawa dan memegang pundaknya.

" Sebaiknya kau bersiap atau aku akan menyeretmu dengan handuk itu".

Kaki Luna langsung berlari terbirit-birit ke kamarnya. Sementara Leon tertawa puas atas intimidasi yang dilakukannya.

Sorry Lun, aku harus melakukan ini agar memaksamu menurut! Aku tidak bisa kehilangan dirimu...

Leon merasa sakit yang teramat sangat di hatinya. Tak pernah terpikir bahwa ia akhirnya akan menyakiti gadis ini dengan sangat.

Leon menyandarkan punggungnya di jendela yang masih terbuka dan menatap kota Milan di malam hari. Air mata menggantung di sudut matanya.

NOT EASY FOR LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang