Terkabul

43 5 0
                                    

Waktu berlalu dengan cepat. Sedikit lagi kenangan itu hilang. Xander bertumbuh dengan cepat sedangkan hati Luna semakin ikhlas dengan masa lalu.

Ia telah memutuskan untuk memberi kesempatan pada Abe. Walau ia tak mengatakan hal itu secara langsung tapi sikapnya mulai menerima perlakuan hangat Abe dan bahkan ia membalasnya.

Seperti hari ini, Luna akan membuat  pesta ulang tahun kejutan untuk Abe. Ia mengenakan gaun merah yang diberikan Abe kemarin dan pergi ke sebuah restoran privat.

Kemudian Luna menghubungi Abe dan memintanya datang.

"Jemput aku Abe. Aku akan mengirim lokasinya sekarang".

"Baiklah".

Seperti biasa, setiap permintaan Luna adalah perintah bagi Abe. Walau harinya lelah, ia akan tetap terlihat baik-baik saja di hadapan Luna.

Sebenarnya ia juga tidak ingat ulang tahunnya. Dan Luna melihat itu secara tak sengaja di kartu identitas Abe beberapa hari lalu. Tepatnya, ia mencuri kartu itu saat Abe sedang mandi.

Dalam waktu kurang dari setengah jam Abe sudah tiba di alamat restoran yang diberikan oleh Luna. Ia melihat ke pintu masuk namun tak menemukan majikannya itu.

Abe turun dari mobil dan hendak menelepon Luna untuk mengatakan jika ia sudah tiba. Namun seorang resepsionis menghampirinya lebih dahulu.

"Nona Alvarez menunggu Anda di dalam. Mari ikut aku Tuan!".

Walau agak bingung namun Abe tetap berjalan di belakang resepsionis itu. Mereka menaiki tangga menuju atas.

"Itu, di ujung lorong Anda tinggal berbelok ke kiri".

Pria itu meninggalkan Abe yang masih mengernyit heran. Tapi langkah kakinya sudah bergerak ke sana.

Dengan ragu ia mendorong pintu kaca dan ia terpaku melihat Luna yang sudah berdiri dengan tart ulang tahun berwarna coklat di tangan.

"Happy Birthday Abe".

Tak ada reaksi dari pria itu. Ia menatap gadis cantik di hadapannya dengan tidak berkedip. Luna mendekat dan menyikut pinggangnya.

"Ayo buat permintaan".

Luna tersenyum bahagia saat mengucapkan itu. Binar matanya sungguh membuat Abe merasa istimewa.

Lalu tangan Abe langsung menangkup kedua pipi Luna dan detik berikutnya ia sudah melumat bibir merah muda itu dengan lembut dan lama.

Luna yang tak siap merasa panas di sekujur tubuhnya. Efek listrik yang ditimbulkan oleh ciuman itu membuat sesuatu dalam dirinya hidup.

Ia membalas ciuman Abe. Bahkan saat Abe ingin melepas tautan bibir itu, Luna menahan Abe dengan gigitan kecil di bibir pria itu.

Mereka baru berhenti saat napas keduanya tersengal. Abe langsung membuang wajahnya karena malu. Ia tak pernah berpikir bahwa ia akan melewati batas itu.

Aku mungkin akan di pecat sekarang!

"Hei, buat permintaanmu sekarang. Lilinnya hampir habis".

Abe berbalik dan mengambil kue itu dan meletakkan di meja. Luna merasa bingung.

"Apa kau tidak suka dengan ini? Maaf, aku hanya ingin membuat kejutan kecil untukmu ".

Abe menarik Luna dalam pelukannya dan mengecup puncak kepalanya.

"Aku menyukai semua yang kau lakukan padaku. Apapun itu. Maaf, aku hanya sedikit terkejut karena seumur hidupku, aku tidak pernah merayakan hari ulang tahunku. Bahkan, aku juga tidak ingat jika hari ini adalah hari ulang tahunku".

NOT EASY FOR LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang