Curiga

43 5 2
                                    

Saat Leon memasuki ruang tempat Carina berbaring, ia mencium aroma parfum yang sama dengan perempuan yang ia temui beberapa saat lalu di koridor.

"Apa ada orang lain yang menjenguk ibu?".

Matteo kaget tapi ia bisa membuat ekspresi wajahnya datar.

"Ya. Seorang perempuan dari kerabat ayah ada disini saat aku datang. Ia baru saja pergi beberapa saat lalu".

Claudia yang menjawab lebih dahulu.

"Kerabat?".

Leon mengulang kata itu sambil melirik Matteo dengan kening berkerut tanya.

Sebelum Matteo menjawab,seorang suster datang.

"Pasien sedang kritis dan anda harus meninggalkan ruang ini sekarang".

Tanpa berkata apapun Matteo berbalik pergi dan diikuti oleh Claudia dan Leon. Matteo berjalan cepat sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

"Jangan kemari sebelum ayah menghubungimu. Leon sepertinya curiga".

"Ayah belum menjawab pertanyaanku tadi ".

Tanpa sadar Leon sudah berdiri disamping Matteo dengan tangan dimasukan ke saku celana.

"Itu adalah kerabat jauh Carina. Kami baru berkenalan beberapa bulan lalu. Kebetulan ia sering datang ke Sisilia karena suaminya punya perusahaan di sini".

"Siapa namanya?".

"Kalau tidak salah Sandra... Ya . Sandra".

Leon menarik napas lega. Setidaknya ia bisa membuang perasaan galau yang datang tiba-tiba saat bertemu wanita di lorong tadi.

"Aku dan Claudia akan menjaga ibu. Sebaiknya ayah pulang dan istirahat ".
Matteo menggeleng.

"Biarkan ayah di sini sampai ia sadar. Kalian pulang dan istirahat. Kalian baru saja sampai. Tapi ayah minta kalian menginap di apartemen saja".

"Tidak. Aku ingin istirahat di mansion. Aku merindukan kamarku".

Leon membantah. Karena ia tak ingin satu kamar dengan Claudia.

"Aku tidak mau Claudia menginap di mansion. Aku tidak pernah percaya padanya Leon. Kau tahu apa maksudku ".

"Jangan khawatir ayah. Claudia akan tinggal di apartemen ".

Setelah itu Leon dan Claudia pergi. Matteo bersandar di tembok dan memejamkan matanya. Ini begitu rumit sekarang.

Dari apartemen Leon pulang ke mansion dan langsung menuju kamarnya. Itu terlihat sedikit berantakan. Leon membuka mantelnya dan menelepon Zolah.

"Aku ingin informasi tentang seseorang bernama Sandra. Suaminya   punya perusahaan di sini".

Leon duduk di ranjang dan teringat pada sosok Sandra di lorong rumah sakit.

"Dia begitu mirip dengan Luna. Hanya sedikit lebih berisi".

Gumam Leon lalu tiba-tiba matanya melihat sebuah mobil mainan berwarna merah ada di karpet. Leon menunduk untuk mengambilnya.

Tanpa pikir panjang Leon turun dan pergi kepada kepala pelayan.

"Siapa yang berani masuk ke kamarku?".

Ucap Leon kasar sambil menunjuk mainan di tangannya.

"Itu...Itu adalah tamu Tuan Besar. Aku tak tahu anaknya masuk ke kamar Tuan. Maafkan aku".

Jawab kepala pelayan dengan gugup. Ia menunduk untuk menghindari tatapan tajam Leon.

"Anak?".

Kepala pelayan mengangguk cepat.

NOT EASY FOR LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang