Megan menatap sedih ke arah ponsel di tangannya. Layarnya retak cukup parah dan ponsel itu sama sekali tak bisa menyala. Padahal ia sempat melihat ponsel itu masih menyala sebelum Mikail menginjak lebih kuat ponselnya ketimbang lantai yang dipijak pria itu.
Ia pun menarik napasnya dalam dan kuat, kemudian memasukkan ponsel rusak itu ke dalam tas dan mengingatkan dirinya sendiri untuk segera pergi memperbaiki ponsel ini. Sesegera mungkin.
Sampai di lobi, pandangan Megan segera bertemu dengan Alicia dan Kiano yang menunggu di balik pintu putar. Wanita itu segera memperbaiki raut wajahnya yang kusut. Memaksa senyuman menghiasi wajahnya dalam perjalanan menghampiri Kiano.
Kiano sendiri langsung melepaskan pegangannya di tangan Alicia dan menghampiri Megan. Tanpa menyadari sikap tersebut membuat Alicia semakin membenci Megan. Bahkan Kiano sepenuhnya mengabaikan keberadaan Alicia ketika sopir Megan membawa mereka bertiga menuju supermarket terbesar.
“Kiano suka rasa apa, Sayang?” tanya Megan pada Kiano.
“Coklat,” seru Kiano dengan suara yang lantang dan penuh semangat.
“Baiklah. Kita lihat apa yang ada di sini.” Megan mengamati macam-macam es krim yang di hadapannya.
Alicia mengamati Megan yang sibuk memilih jenis es krim dengan aneka rasa coklat. Keningnya berkerut tipis, mengikuti arah pandangan Megan yang masih belum memutuskan pilihannya.
“Coklat vanilla?” tanya Megan lagi.
Kiano menggeleng.
Alicia masih terdiam, sebelum kemudian wanita itu mengangkat tangan dan menunjuk salah satu jenis es krim.
Megan mengikuti arah yang ditunjuk oleh Alicia. Meragu sejenak, tetapi saat menyadari bahwa Alicia memang cukup mengenal makanan kesukaan Kiano. Megan pun mengambil es krim coklat almond yang ditunjuk oleh wanita itu.
‘Almond?’ kening Megan berkerut sejenak. Tetapi mengabaikan tentang dirinya.
“Apa Kiano ingin yang lainnya lagi?”
Kiano menggeleng, mengambil es krim di tangan Megan dengan tak sabaran. Yang membuat Megan tersenyum dan mengusap ujung kepala bocah mungil tersebut. Begitu bersemangat hingga Kiano memakannya bahkan sebelum mereka naik ke dalam mobil.
Pandangan Alicia tak berhenti mengamati Kiano yang sibuk melahap es krim tersebut, kemudian beralih ke arah Megan yang juga tak berhenti tersenyum melihat bagaimana lahapnya Kiano.
“Mama mau?” tawar Kiano mendekatkan mangkuk es krim tersebut ke arah Megan.
Megan langsung menolak. Ia menyukai coklat, tetapi tidak dengan kacang Almond yang menjadi topingnya karena memiliki alergi terhadap makanan yang satu ini. Setidaknya satu hal ini yang tidak menurun pada darinya.
Namun, baru saja Megan memikirkan satu hal tersebut. Tiba-tiba es krim di tangan Kiano terjatuh. Tumpah mengenai pangkuannya dan kedua tangan menyentuh mulut. Merengek memanggil namanya dan mengatakan mulutnya sakit.
Kedua mata Megan membelalak akan reaksi yang ditimbulkan. Yang begitu familiar di ingatannya. “Kiano?”
Dan napas Megan seketika terenggut dari paru-parunya, melihat wajah pucat Kiano. Anak itu terlihat kesulitan bernapas dengan mata mendelik. Tampak begitu mengerikan.
“K-kiano … !” Megan langsung membawa Kiano naik ke pangkuannya dan Alicia yang ada di sisi lain Kiano pun ikut memeriksa. Kiano memegang tenggorokannya, megap-megap dengan air mata yang mengalir di ujung matanya tetapi tidak ada isakan sama sekali.
“Ada apa?” tanya Alicia.
“Kita ke rumah sakit! Sekarang!!” Megan berteriak pada Tom, yang langsung memutar balik mobil. Dengan penuh kepanikan. Berharap dengan sungguh bahwa mereka tidak akan terlambat ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still In Love
RomanceSetelah impiannya tercapai, nyatanya semua pencapaiannya tersebut tak bisa menyempurnakan kebahagiaan di hati Megan Ailee. Ketika ia bertemu dengan mantan suami, Mikail Matteo dan putra yang ia tinggalkan tujuh tahun lalu kembali muncul di hidupnya...