Setelah impiannya tercapai, nyatanya semua pencapaiannya tersebut tak bisa menyempurnakan kebahagiaan di hati Megan Ailee. Ketika ia bertemu dengan mantan suami, Mikail Matteo dan putra yang ia tinggalkan tujuh tahun lalu kembali muncul di hidupnya...
Ebooknya Mikail dan Megan sudah tersedia di Playstore. Ending sampai 100 part (Hmm, apa ga puas-puas tuh bacanya) dan ada juga ebook untuk extranya ada 4 part, yang panjang juga perpartnya. (Khusus yang ini ga diposting di sini, ya)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat Membaca.....
***
Megan dan Kiano naik mobil lebih, menunggu Mikail dan Alicia yang melambat. Ketika keduanya muncul di pintu putar rumah sakit, Megan menolehkan wajahnya. Tak bisa menahan diri untuk tidak mengamati perhatian Mikail yang diberikan pada Alicia. Tanda tanya besar menggantung di atas kepalanya, dengan perhatian sebesar itu yang diberikan Mikail untuk Alicia. Kenapa Mikail tidak menikahi wanita itu? Meski Megan sedikit bersyukur karena dengan kelicikan Alicia, Kiano setidaknya terselamatkan dari ibu tiri seperti Alicia.
Megan tak bisa membayangkan sikap buruk Alicia terhadap Kiano jika berada di belakang Mikail. Karena jelas, segala sikap yang ditampilkan oleh Alicia di depan Mikail hanyalah kebaikan wanita itu pada Kiano. Cara Alicia memperlakukan Kiano di depan Mikail hanyalah kelembutan dan ketulusan. Yang tak bisa Megan rasakan setelah wanita itu mencoba melukai Kiano.
Mikail membukakan pintu belakang untuk Alicia dan pria itu duduk di jok depan. Megan pun segera mengalihkan perhatiannya pada Kiano. Menyibukkan diri dengan perbincangan ringan seperti biasa dengan putranya tersebut. Hanya Kianolah satu-satunya alasan ia terjebak kembali di hidup Mikail.
***
Kiano sedang beristirahat siang dan Mikail pergi ke kantor ketika Megan turun ke lantai satu karena pelayan yang memberitahunya tentang kedatangan Jelita. Wanita itu sudah menunggu di ruang tamu.
“Hai,” sapa Jelita yang beranjak dan memeluk Megan. Dan keduanya duduk bersampingan di sofa panjang.
“Kau sudah memperbaiki ponselku?” tanya Megan bahkan sebelum pantatnya mendarat di sofa.
“Ya.” Jelita merogoh tasnya dan mengeluarkan ponsel Megan yang sudah bisa menyala. “Apa kau tahu apa yang kulakukan hingga ponselmu diperbaiki secepat ini?” gerutu Jelita.