#7 : Menggantikan guru

56 37 23
                                    


Heyyow balik lagi sama iza.
Hari ini ada cerita apa?
Yang sekolah gimana? Lancar kan?
Yang kerja hari ini ada kejadian apa nih?
Kalo mau cerita, cerita aja yah.
Yang capek istirahat dulu yuk. Tarik nafas trus hembuskan perlahan, ulangi beberapa kali sampe kalian merasa sedikit lebih tenang. Semangat terus yah cantik & ganteng, sukses untuk kalian.
DILARANG KERAS PLAGIAT!!
Happy reading guys!

_____

Sesampainya mereka berdua di sekolah. Mereka berjalan beriringan menuju kelas. Baru kali ini seorang Adira Aurora berjalan dengan laki-laki. Banyak sorot mata intens tertuju pada mereka berdua.

"Cocok si mereka berdua, satunya cantik satunya ganteng," ucap salah satu siswi pada temannya yang menatap Adira dengan tatapan iri.

"Gue seganteng itu ya Ra?" Celetuk Arga, membenarkan rambutnya yang sebenarnya masih rapi.

"Alay," jawab Adira ketus.

"Lu risih nggak sih jadi pusat perhatian?" Tanya Arga, pasalnya setiap siswa atau siswi yang berpapasan dengan mereka langsung menghentikan langkahnya dan berbisik-bisik.

"Aku udah biasa," jawab Arga santai.

"Wih gila, primadona sekolah lu ya?"

"Ntah." Adira mengangkat bahunya acuh tak acuh.

"Oh iya , kamu siswa pindahan itu ya?"

"Iya, emang ada apa sama gue?"

"Nggak ada apa-apa." Bohong Adira, padahal di kelas Adira riuh mendengar kabar ada siswa pindahan apalagi siswa tersebut tampan. Tetapi menurut Adira biasa saja.

"Ah lu mah gitu, cerita dong ada apa?" Desak Arga manyun, menggoyangkan bahu Adira bak anak kecil.

"Ihh Arga apaan si, jangan kaya bocah deh." Adira merasa terusik.

Rose menghampiri Adira dan Arga. Adira memutar bola matanya malas, ini masih terlalu pagi. Ia malas berdebat dengan Rose.

"Ck ck ck caper banget sama anak baru," ledek Rose.

"Lu iri atau gimana? Hobi banget ngurusin hidup orang," sarkas Arga.

"Udahlah Ar, jangan ladenin lalat."

Arga terkekeh, dan sejoli itu meninggalkan Rose yang mengepalkan tangannya geram.

"Cewe tadi siapa?" Tanya Arga setelah menjauh dari Rose.

"Dia Rose yang suka cari gara-gara sama aku, dia selalu iri sama hal yang aku lakuin." Arga mengangguk, pantas, baru saja bertemu sudah nyinyir seperti itu.

"Kenapa kamu pindah? Nanggung banget kelas tiga pindah segala." Benar apa yang dikatakan Adira, apalagi harus membayar pendaftaran sekolah lagi. Menurutnya hanya buang-buang uang saja.

"Kita ditakdirkan untuk bertemu," jawab Arga asal dengan tampang sok serius. Kini mereka menaiki anak tangga.

"Males ah ngomong sama kamu." Adira berjalan mendahului Arga, ingin segera sampai di kelas.

"Ehh yah ditinggal," monolognya, pasrah melihat Adira yang sedikit berlari menuju kelas.

"Ar tungguin." Arga segera menyusul Adira.

"Apa?" Tanya Adira dengan raut muka datar.

"Nanti istirahat bareng ya." Seulas senyuman ia tampakkan.

"Aku nggak janji bisa loh ya, bisa jadi nanti aku sibuk. Yaudah aku masuk dulu." Adira masuk ke kelasnya.

"Yehh main masuk aje lagi." Arga memanyunkan bibir tipisnya dan melenggang menuju kelasnya yang bersebelahan dengan kelas Adira.

Aku dan Semesta✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang