#9 : Seleksi olimpiade

38 24 30
                                    

"Enak banget punya seseorang yang khawatirin kita disaat kita nggak ada. Hidupku menyedihkan, tidak akan ada yang mencariku sekalipun aku lenyap dari dunia ini."

°•Adira•°

DILARANG KERAS PLAGIAT!!
Happy reading guys!

_____


Di ruangan kelas yang nampak bersih ini, Adira, Rose, dan beberapa anak lainnya sedang fokus mengerjakan soal untuk seleksi olimpiade matematika yang akan di adakan satu minggu lagi.

"Waktu tersisa 10 menit lagi," ujar pengawas.

Adira bangkit dan menyerahkan kertas yang sudah terisi oleh jawabannya. "Bu saya sudah selesai."

"Oke kamu boleh keluar sekarang," jawab Bu Yesa---pengawas. Rose semakin gelisah karena tersisa 2 soal belum ia kerjakan. Rose lupa dengan rumusnya, padahal ia sudah berkali-kali mengulang materi dan mempersiapkan diri untuk ikut seleksi ini.

"Gue isi sebisa gue ajalah," monolognya lalu mengerjakan sebisanya.

"Bu saya sudah selesai," ucap Rose menyerahkan kertas soal matematika dan keluar dari ruangan tersebut yang hanya menyisakan beberapa orang.

Rose menuju kelasnya dan mendapati Adira yang duduk tenang di kursinya dengan kipas kecil di depannya.

Rose menatap iri Adira, selain primadona sekolah, namanya selalu berada paling atas untuk pararel sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose menatap iri Adira, selain primadona sekolah, namanya selalu berada paling atas untuk pararel sekolah.

"Gue pasti bakal kepilih kali ini," kata Rose mendekat ke meja Adira.

"Gak usah banyak omong saya cuman butuh bukti," jawab Adira santai. Memejamkan matanya, menikmati angin dari kipas kecil di depannya menerpa wajahnya yang mulus.

"Awas aja lu," batin Rose. Lalu pergi menuju kursinya.

"Ra!" panggil Niko dengan terengah-engah. Spontan semua mata tertuju pada Niko yang kini sudah berdiri di depan Adira.

Adira mengernyitkan dahinya bingung. "Lu tadi berangkat bareng Arga nggak?" Tanya Niko, Adira menggeleng.

"Coba lu telpon siapa tau diangkat," katanya dengan raut muka panik.

"Saya nggak punya nomornya," jawab Adira santai.

"Yaelah pernah berangkat bareng belom punya nomornya," gumam Niko terheran-heran.

"Bicara apa kamu?" Tanya Adira penuh selidik.

"Eh nggak-nggak, Arga hari ini nggak berangkat. Gue cuman takut ada apa-apa," ujar Niko memijit pelipisnya.

Aku dan Semesta✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang