DILARANG KERAS PLAGIAT!!
Happy reading guys!
_____
Hari ini adalah hari H ajang olimpiade matematika yang akan dilaksanakan pagi hari sekitar jam 8:00 di SMA Semesta. Untuk tempatnya sendiri setiap tahunnya bergilir di sekolah yang mengikuti ajang olimpiade tersebut. Dan tahun ini tempat untuk olimpiade matematika berada di SMA Semesta.
Adira yang jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk lomba hari ini meningkatkan kepercayaan dirinya. Ia keluar dari kelasnya menuju ruangan khusus untuk para peserta olimpiade.
Ketika ia sedang menyusuri koridor seseorang tiba-tiba muncul membuatnya sedikit terkejut. "Hey! Semangat hari ini," celetuk Arga mengulum senyum.
"Astaga! Ngagetin aja kamu," protes Adira. Sedangkan Arga hanya nyengir.
"Sorry ya gue pulang nggak pamit sama lu, soalnya gue di telpon Papah mulu."
Ia teringat ketika bangun dari tidurnya ia tidak melihat Arga di sampingnya hanya secarik kertas berisikan "Thanks udah diizinin buat nginap di rumah lu" berada di nakas meja belajarnya.
"Oh iya nggak apa-apa kok," jawab Adira memaklumi.
"Jadi ini ceritanya kamu nganter aku sampe ruangannya nih?" tanya Adira dengan wajah polos yang sangat menggemaskan bagi Arga.
"Ya ampun lucu banget," batin Arga, ia ingin sekali mencubit pipi Adira.
"Iya dong masa nggak sih, lu mau ke Pluto aja gue siap nganterin," jawab Arga, di akhiri kekehan.
Adira manyun dan melirik tajam Arga. "Apaan sih gaje banget."
"Hai. Ketemu lagi Adira Aurora." Dari arah berlawanan Sakti melambaikan tangannya berjalan bersama gadis dengan rok yang mini di atas lutut, ia mengeja nama lengkap Adira dengan melihat name tagnya. Saat ini mereka sudah di depan pintu ruang kelas khusu peserta olimpiade.
Arga mengepalkan tangannya, ingin maju menonjok Sakti yang sudah kurang ajar. Ia ingat jelas jika seseorang yang semalam mencegah Adira adalah laki-laki yang sekarang ada di depannya.
"Heh banci, lu yang semalam ganggu Adira kan?" tanya Arga sorot matanya tajam menyiratkan ketidaksukaan terhadap Sakti. Adira segera mencekal pergelangan Arga, mengurungkan niatnya untuk menonjok Sakti.
"Jangan, ini lingkungan sekolah. Jangan rusak nama baik sekolah dengan cara seperti ini," bisik Adira penuh penekanan.
"Kalo bukan karna Adira yang ngomong begitu, udah gue cincang lu monyet," batin Arga menggerutu.
"Sayang kamu ketemu dia dimana?" tanya Sinta—kekasih Sakti dengan nada di buat-buat.
"Oh itu nggak penting sayang."
"Eh itu Sakti sama Sinta dari SMA Mentari kan?" bisik siswi yang kini berjalan melewati mereka berdua.
"Oh iya, jadi itu ketua geng SMA Mentari? Cewenya kaya tante-tante makeupnya menor banget gila, mana roknya pendek lagi. Murah banget mamerin paha haha." Bisik-bisik dari beberapa siswi terdengar oleh Sakti, Sinta, Adira serta Arga.
"Heh ngomong apa lu!" Sakti mendekati siswi yang kini mematung.
"Jangan macam-macam deh Sakti, ini bukan kawasan kamu dan ingat kalo kamu sampai mukul mereka otomatis Sinta akan didiskualifikasi!" Tegas Adira dengan nada mengancam. Sudah menjadi peraturan, jika salah satu anak melakukan kekerasan sebelum acara selesai maka sekolah tersebut akan didiskualifikasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Semesta✔️
Ficção Adolescente#1-traumatic (19 November 2022) #1-astrophile (23 November 2022) ^•^ Adira Aurora, remaja berusia 17 tahun yang selalu dihantui mimpi buruk. Menemani tidurnya dan mengusik raganya yang sudah rapuh. Akankah Adira tetap bertahan? Walaupun raganya tak...