#28 : Selesai

40 8 0
                                    

Seharusnya untuk 2 part tapi aku jadiin 1 part wkwk jangan bosen ya.

DILARANG KERAS PLAGIAT!!!
Happy reading guys!

_____

Adira POV

Hembusan angin sore membelai lembut rambutku. Mengingatkanku tentang seseorang yang dulu meyakinkanku jika setiap orang tidaklah jahat.

Di laut ini, tempat kita sering menunggu matahari terbenam dan tertawa bersama. Perlahan air mataku menetes, memori tentangnya berputar bak kaset rusak.

"Gue cuman nanya, Adira gue mau jadi temen lu." Arga duduk didepan Adira yang sedang fokus membaca. Mereka duduk berhadapan.

"Kalo ada perkenalan pasti ada perpisahan, aku nggak percaya dengan pertemanan. Semuanya bullshit bagiku." Sejak saat itu, Adira benci dengan namanya pertemanan.

"Gue janji nggak akan ninggalin lu Ra, gue juga bakal selalu ada kalo lu lagi butuh sesuatu. Gue yakin gue bisa jadi temen yang baik..."

"Gue akan jagain lu" Arga tulus berteman dengan Adira.

Aku mengusap kasar air mata yang terus-menerus jatuh. Lagi, ingatan tentang Arga berputar di kepalaku.

"Lu ha-rus te-tap hidup Ra," ucap Arga terputus-putus. Menahan sakitnya sebilah pisau yang telah menusuk perutnya.

"Per-gi da-ri si-ni se-ka-rang! G-gu-a s-sa-yang sa-ma lu." Adira menangis, mendekap erat Arga ke pelukannya. Dia tidak peduli jika pakaiannya kotor akibat darah Arga.

"Nggak hiks aku nggak akan ninggalin kamu sendirian disini hiks. Kalo perlu kita mati sama-sama hiks," jawab Adira.

"L-lu sa-yang kan sa-ma g-gue?" tanya Arga. Adira mengangguk.

"P-in-ter...," Arga tersenyum manis.
"Pe-rgi da-ri si-ni Ra, min-ta t-to-long sa-ma o-ra-ng di-lu-ar bu-at g-gue." Sebenarnya bukan itu tujuan Arga menyuruh Adira pergi dari tempat penyekapan. Dia tidak ingin Adira terluka, dia ingin supaya Adira baik-baik saja. Persetan dengan dirinya sendiri yang sudah berlumuran darah.

"Tapi kamu janji harus bertahan sampai aku balik ke sini lagi. Kamu harus tetap hidup." Dengan terpaksa Adira meng'iyakan permintaan Arga. Benar juga apa yang Arga katakan, jika dia keluar dan bertemu dengan warga pasti Arga bisa tertolong dan selamat.

Arga mengangguk, mengusap lembut pipi mulus Adira yang bercucuran air mata.

"Kamu janji nggak akan ninggalin aku, kamu jahat! Kenapa ini semua terjadi?! Hiks aku benci dunia ini!! Aku benci!" tangisku pecah, menyesali perbuatanku waktu itu seharusnya aku tetap di sampingnya.

"AARGHHHH!!" teriakku muak menerima takdirku sediri.
Lagi dan lagi semesta begitu tidak adil. Satu persatu semesta merenggut orang-orang yang aku sayang.

Sesak rasanya, membiarkan seseorang yang paling berharga pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu.

Bayangkan saja, ketika aku sudah dipertemukan kembali dengan teman masa kecilku. Namun, apa yang terjadi? Aku tak bisa bersama selamanya.

Aku dan Semesta✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang