Chapter 30

18.4K 1.4K 6
                                        

Saat sabrina berjalan di lorong sekolah dan tidak sengaja ada yang menyenggol tubuhnya.

Davin yang merasa menyenggol tubuh seseorang awalnya hanya cuek, tapi saat dia melihat siapa yang disenggolnya akhirnya dia buka suara, "ina maaf, aku gak sengaja " ucap Davin membuat sabrina mendengus kesal. dia sudah lelah dengan kata kata 'gak sengaja'. " ina kenapa tanganya bisa kaya gini? " tanya Davin yang sudah memasang raut wajah cemas saat menyadari tangan sabrina yang melepuh.

"ck, gue gak apa apa ini luka kecil lo gak usah lebay , udah sana gak usah caper" jawab sabrina menatap malas Davin

"ina aku gak caper, aku cuma mau nolongin kamu aja, lihat tangan kamu nanti bisa infeksi" ujar Davin sambil memegang lengan sabrina dengan lembut

"udah sana tinggalin gue, gue pengen sendiri " pinta sabrina dengan intonasi yang agak meninggi dan menangkis tangan Davin

"jangan ngomong pengen sendiri kalau hati kamu aja pengen ada seseorang disamping kamu, jangan munafik ina, mungkin ucapan kamu bilang gak tapi hati kamu bilang iya. sekarang ikut aku kita obatin luka kamu" ujar davin dan sabrina tak ada niatan menjawab, dia tidak bisa berkutik apa apa, karena memang hatinya berkata lain, dia tidak ingin sendiri namun ego seorang kartika salsabila sangatlah besar , sabrina pasrah ketika davin membawanya ke uks, "kok bisa sampai luka kayak gini sih ina? " tanya davin disela sela ia mengoleskan salep.

"awshh!! Sakit bego! " umpat sabrina ketika davin tidak sengaja menekan lukanya

"jangan ngumpat gak baik" ujar Davin yang masih mengoleskan salep

"apa peduli lo? Gue juga bukan siapa siapa lo! Kayak gak pernah ngumpat aja! Kenapa sih lo hadir di kehidupan gue?! " tanya sabrina sedikit kesal

"karena itu udah jalannya takdir" jawab davin santai sambil mengelap tangannya dengan tisu basah yang berada di meja uks

"cih, pakai ngomong jalannya takdir, tahu apa lo sama takdir?" tanya sabrina dengan nada nyolot. Bahkan takdir aja mempermainkan hidup gue" lirihnya, membuat davin terdiam.

"takdir itu aneh ina, bahkan hidup aku juga seperti dipermainkan. bukan kamu doang yang kecewa sama takdir aku juga, kehilangan orang yang dicintai itu sakit ina" ujar davin dengan wajah lesunya

"jalannya takdir itu aneh sama kayak kehidupan gue" cicit sabrina pelan namun davin masih dapat mendengarnya

"kita terima aja, kita ikuti skenario tuhan, kita cuma makhluknya, kita gak tahu kehidupan kita di masa depan" ujar davin sambil menyelipkan anak rambut membuat sabrina menahan nafasnya, seketika jantung sabrina terasa dejavu, baru pertama kali ada yang lancang pada dirinya seperti ini, namun kenapa dirinya tidak marah melainkan? Hahh! .

"kok malah jadi curhat sih!! " monolog sabrina yang baru sadar dia berbicara banyak kepada davin

"curhat sama calon ayah dari anak anak kamu apa salahnya? " tanya davin santai tidak memikirkan sabrina yang sudah seperti kepiting rebus

"is! Lo ya jadi cowok jangan mimpi" Cibir sabrina

"kita harus mulai bermimpi untuk masa depan, dan ini mimpiku, menua bersamamu dan menjadikan kamu sebagai ibu dari anak anakku" jawab davin menatap sabrina lekat, manik mata sabrina terkunci ketika melihat mata coklat yang dimiliki davin, tidak tahu mengapa hatinya sangat bahagia dan terasa teduh.

"tapi jangan terlalu bermimpi tuan davin abimana, karena terlalu tinggi mimpi itu akan malah membuat kita jatuh semakin sakit" ujar sabrina sedikit ketus

"suatu saat kamu akan bilang bahwa kamu juga mencintai ku" ujar davin dengan percaya diri

"terserah " jawab sabrina pasrah, percuma saja jika dia meneruskannya davin akan terus menjawabnya, davin yang menang ucapanmu tersenyum membuat jantung sabrina kembali dejavu

"astagfirullah tuh senyum, bikin gue-, aisshh! Lo ngaco sabrina, dia tuh sama kayak cowok diluaran sana, mulut manis dibelakang kek tai!!! " batin sabrina sambil menggelengkan kepala membuat davin bingung

"ada yang sakit? " tanya davin

"lo doain gue sakit?" tanya sabrina dengan nada nyolotnya

"enggak, cuma nanya ina" jawab davin sedikit kesal

" gue udah baikan , thanks udah obatin luka gue" jawab sabrina yang masih menampilkan wajah datarnya

"sama sama" jawab davin tulus

"yaampun sabrina! Tetap datar!! Pasang wajah datar!! Jangan lo luluh sama senyum palsunya ituu!!! " batin sabrina

"lo cantik mirip seseorang " gumam davin sambil tersenyum simpul

"gue emang cantik, dan jangan pernah nyama nyamain gue sama orang lain" jawab sabrina dengab nada nyolotnya

.
.
.
.

TBC...
Votenya kakak:'
Chapter ini gak penting banget!
Chapter ini gaje? Skip aja

Bayy
😘

~16 November 2022

TRANSMIGRASI BAD GIRL (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang