Chapter 43

13.5K 911 22
                                    

Davin mengajak sabrina untuk pergi ke taman dekat sekolah, sesudah mereka pulang sekolah

Kini mereka berdua duduk dikursi taman dengan keadaan sedikit canggung, tak ada yang membuka obrolan hanya sibuk dengan pikiran masing masing

Davin menatao depan dan terdapat tukang es krim yang sedang melayani anak kecil, dia pun menoleh kearah sabrina dan sabrina pun yang merasa di perhatikan pun ikut menatap davin, "mau es krim?" tawar davin dan sabrina mengangguk, "tunggu ya ina, davin beliin" sambungnya

"vin rasa-"

"coklatkan?" tanya davin dan sabrina mengangguk, "aku tahu kok kamu tenang aja" ucap davin, dan kemudian dia beranjak pergi

Sabrina menatap davin yang sedang membeli es krim ketika sedang menagamati taman yang indah ini tatapannya malah tertuju ke pria yang sedang duduK dikursi taman tak jauh darinya

Sabrina pun pergi menuju pria itu, kemudian menyapanya, "bang erga" sapa sabrina dan pria itu, erga menoleh ke sabrina dan menjawab sapaanya dengan senyuman, "sendiri aja bang?" tanya sabrina

"iya, emang mau bareng siapa? Kan gw gak punya pacar" jawab erga sedikit cemberut dan sabrina hanya terkekeh pelan

"makanya dong cari" ucap sabrina

"susah nyarinya" jawab erga

"makanya tipenya jangan kek bangsawan!" ejek sabrina

"enggak ya, yakali bangsawan, gw suka sama cewek tapi gak pacaran sama dia"

"masa sih? Siapa? Terus kenapa gak ngajak pacaran?" tanya sabrina bertubi tubi

"ada kok orangnya tapi rahasia, percuma ngajak dia pacaran" jawab erga

"kenapa percuma? Bang erga kan suka sama dia ya tinggal tembak aja apa susahnya" ucap sabrina enteng namun tidak dengan erga

"dia udah punya pacar sab" ucap erga membuat sabrina bungkam, "gw gak berhak ngambil dia dari pacarnya, walaupun sakit, tapi kalau dianya aja cinta sama yang lain dan mereka juga saling cinta gw bisa apa? Gw gak mau jadi orang ketiga" jelas erga membuat sabrina lagi lagi terdiam

"gw gak bermaksud buat lo sedih bang" ucap sabrina ketika menyadari mimik wajah erga berubah suram

"gak, bukan lo yang buat gw sedih, tapi takdir, asalkan lo tahu sab, misal kalau dia suka sama gw,  tetap gw sama dia juga gak akan bisa bersama , sangat mustahil"

"gak ada yang mustahil bang" bantah sabrina tidka suka, ucapan erga seperti ucapan orang yang sudah menyerah untuk menjalankan kisah asmaranya

"gw gak mau makin berkhianat sama dia aja" ucap erga

"maksudnya?" tanya sabrina yang tak paham arah bicara erga

"semakin dia dekat sama gw semakin besar rasa kecewa dia sama gw" ucap erga

"apa lo berkhianat sama dia?" tanya sabrina membuat erga terdiam, "kenapa lo lakuin itu? Lo kenapa harus berkhianat ke dia"

"gak semua orang bisa jawab pertanyaan itu sab, mungkin menurut lo mudah aja jawab tapi enggak buat gw" ucap erga kemudian bangkit dari kursinya, sabrina pun juga ikut berdiri, "gw gak sebebas hidup lo, maksudnya hidup gw gak seenak lo" ucap erga

"bang kenapa seakan akan lo iri ke gw bang?" tanya sabrina

"bukan iri cuma meratapi nasib" ucap erga namun saat mengucapkan itu cairan keluar dari hidungnya membuat dia dan juga sabrina terkejut

"bang lo mimisan" tegur sabriana saat melihat darah keluar dari hidung erga

"oh, iya gw permisi dulu ya" pamit erga namun sabrina mencekalnya, "gw bawa tisu bang" ucap sabrina dan membongkar tasnya, kemudian mengeluarkan tisu dan memberikannya ke pada erga

TRANSMIGRASI BAD GIRL (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang