Tok.. tok..
"Jae," panggil Jihyo.
Ruangan itu tak kunjung dibuka.
"Jae, ayo main ke pantai." Jihyo mengetuk pintu itu lagi.
"Gue gak mau!" teriak Jaehyun dari dalam sana.
"Ih, lihat sunset!" Jihyo masih tidak menyerah.
"Gue gak mau lihat sunset sama lo!"
Jihyo mempoutkan bibirnya.
"Ya udah, aku pergi ya. Kalau mau makan, kata Pak Song makanannya ada di meja makan. Nanti turun terus cari sendiri aja, babay."
Jaehyun menyibak selimutnya saat ia teringat Jihyo punya asma. Dipikirannya, jarak dari sini ke pantai jauh atau tidak?
Kalau asma gadis itu kambuh, bisa dia yang repot.
Klek...
Jihyo sudah hilang dari depan kamarnya.
"Woy!" teriak Jaehyun sambil menutup kamarnya. "Eh lo dimana!"
Jihyo mengerutkan alisnya, baru saja ia ingin membuka pintu utama. Tapi, Jaehyun sudah teriak-teriak tidak jelas.
"Kenapa, Jae?" tanya Jihyo sambil kembali menapaki anak tangga untuk ke lantai dua.
"Sama gue! Gue ikut," ucap Jaehyun. "Tapi, gue ganti baju dulu."
"Gak usah kalau gak mau, besok kamu lihat sunsetnya sendiri aja. Kamu katanya gak mau lihat sama aku. Nanti malah bete," tutur Jihyo.
"Ngambek ceritanya? Masa bodo, gue bosen," kata Jaehyun dengan tatapan datarnya.
Huh, kalau bisa rasanya Jihyo ingin mencakar wajah tampan Jaehyun. Laki-laki itu lebih menyebalkan dari segela jenis manusia, hewan, dan tumbuhan yang pernah Jihyo temukan.
Setelah menjadi patung selama kurang lebih lima menit akhirnya Jaehyun keluar dari kamarnya juga.
Mereka berjalan di jalanan aspal yang sepi tanpa kendaraan itu dengan tangan Jihyo yang memeluk lengan Jaehyun seperti biasa. Juga, dengan ekspresi datar Jaehyun yang berbanding terbalik dengan senyum merekah milik Jihyo.
"Disini udaranya bersih ya, Jae."
"Iya lah, kecuali ada pabrik."
"Nanti malam, kalau kita bakar jagung gimana, Jae? Halamannya luas, bisa buat bakar-bakar."
"Emangnya ini lagi persami?"
"Ih, bukan gitu." Jihyo memutar bola matanya.
"Kamu punya pacar, Jae?" tanya Jihyo lagi.
Dengan harapan Jaehyun akan menjawab tidak.
"Tiga."
Huh, sungguh jawaban yang diluar nalar.
"Ada niat nambah?"
"Ada."
"Tapi kan ada aku?"
"Siapa lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Only
FanfictionJaehyun bilang dia tak akan pernah mengakui Jihyo sebagai tunangannya karena mereka dipaksa bertunangan beralasan bisnis kedua orang tuanya masing-masing. Sementara Jihyo mati-matian mencintai Jaehyun. Entah dengan alasan apa. "Kalau kamu gak suka s...