Jaehyun tersadar dari kegiatan yang dia lakukan, Jihyo memejamkan matanya dengan tangan yang berada di rambut Jaehyun.
Detik itu juga Jaehyun pindah posisi, merebahkan dirinya di samping Jihyo kemudian menarik selimut menutupi tubuh bagian atas mereka yang sudah cukup terekspos.
Untung saja mereka belum melakukannya, untung kesadaran Jaehyun kembali sebelum mengambil mahkota Jihyo.
Jihyo membalikkan badannya, membelakangi Jaehyun kemudian mematikan lampu tidurnya yang berada diatas nakas dengan dada yang masih naik turun.
Dalam hati Jihyo berdoa Jaehyun sudah tertidur agar mereka tak perlu menghadapi kecanggungan yang luar biasa ini.
Tadi itu rasanya aneh sekali.
Jihyo pikir, sudah cukup sampai disitu.
Tapi Jaehyun malah memeluk perutnya dari belakang. Bermain-main pada tengkuk Jihyo, sesekali memainkan dada miliknya. Jihyo keberatan, tapi juga tak menolak.
"Mingyu pasti sering megang, ya?" bisikkan Jaehyun ditelinga kirinya membuat Jihyo semakin salah tingkah. "Kalau iya, gue iri."
Jaehyun memaksa Jihyo untuk menoleh menatapnya.
"Cium gue, untuk yang terakhir malam ini."
Jihyo menurut.
Dan benar, setelah itu Jaehyun hanya memeluk perutnya, berhenti memainkan dada Jihyo dan berhenti menandai Jihyo di tengkuknya.
Laki-laki itu hanya tidur setelah mengecup pipinya singkat.
Akhirnya mereka sama-sama memasukki alam mimpi masing-masing.
Sekitar jam lima pagi, Jihyo membuka matanya, hal yang pertama ia lihat adalah dada bidang milik Jaehyun benar-benar di depannya.
Saat tidur malah Jihyo yang berbalik memeluk Jaehyun.
Jihyo tersenyum kecil, mendongak melihat Jaehyun yang masih tertidur dengan damai. Gadis itu makin mendekatkan dirinya pada Jaehyun.
Kapan lagi dia punya kesempatan semacam ini.
"Jae, aku tahu yang semalam itu dosa. Tapi aku seneng karena itu kamu," gumam Jihyo, mengesampingkan faktor dosa dan malah tersenyum lebar.
Jaehyun terbangun karena gumaman Jihyo.
Matanya mencoba melihat keadaan sekitar.
Awalnya agak terkejut. Tapi, Jaehyun ingat semalam berbuat apa dengan Jihyo.
Sementara itu Jihyo kembali memejamkan matanya, bingung harus berbicara apa dengan Jaehyun saat posisinya seperti ini.
Jaehyun melepaskan tangan Jihyo dengan perlahan kemudian mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai kamar ini dan keluar.
Jihyo sontak menarik selimutnya hingga kepala.
Rasanya ingin teriak. Mau bilang apa saat bertemu Jaehyun nanti?
Sekitar tiga jam kemudian Jihyo keluar dari kamar, berharap Jaehyun menghilang entah kemana. Tapi ... na'as. Jihyo malah bertemu Jaehyun di dapur.
Mereka sama-sama kelaparan.
Jaehyun menatapnya sementara Jihyo mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju kulkas.
"Mau jalan-jalan? Terakhir kali sebelum pulang," ucap Jaehyun sambil memakan roti isi yang dia ambil diatas meja.
"Emang mau jalan-jalan kemana?" tanya Jihyo.
"Lihat Google, gue udah minta mobil pinjaman."
Sebenarnya, ini antipasi untuk menghilangkan kecanggungan diantara mereka. Setidaknya dengan memori baru, akan melupakan ingatan tadi malam. Karena Jaehyun sudah menduga Jihyo akan malu setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Only
FanfictionJaehyun bilang dia tak akan pernah mengakui Jihyo sebagai tunangannya karena mereka dipaksa bertunangan beralasan bisnis kedua orang tuanya masing-masing. Sementara Jihyo mati-matian mencintai Jaehyun. Entah dengan alasan apa. "Kalau kamu gak suka s...