Jayden sampai pada pukul 4 sore di rumah Jevian. Ia memiliki rencana untuk membawanya pergi ke festival seni rupa yang adalah kejutan karna Jevian sama sekali tidak tahu-menahu akan rencana itu
Tapi Helbert tau, Jayden lebih dulu meminta izin padanya. Maka sore ini Jayden datang dengan mobil dan pakaian casual miliknya, ia lantas mengetuk pintu
Helbert yang membukakan, mereka saling menyapa "Tapi Jevian bahkan belum pulang"
Jayden mengerutkan dahi, memang Jevian akan pulang terlambat karna dihukum oleh Hendrick, tapi seharusnya sudah selesai sejak tadi
"Aku bisa menunggu" dan merekapun masuk untuk berbincang sejenak
"Sudah sangat lama kupikir sejak pertemuan terakhir kita di konferensi Inggris" Helbert meminum tehnya pelan
"Ya, aku bahkan tidak berpikir akan bertemu denganmu lagi"
"Bukankah saat itu kau sudah memiliki tunangan? Kemana dia sekarang?" adalah pertanyaan sarkas, Helbert bertanya seolah Jayden telah menjadikan anaknya pilihan kedua
"Terdapat beberapa masalah dan aku memilih membatalkannya" jawab Jayden tanpa ragu, ia jelas tau Helbert sedang meragukannya
Helbert mengangguk mengerti "Kau pikir bisa menangani putraku?"
Lagi-lagi pertanyaan sarkas, dan Jayden memilih mengambil nafas sebelum menjawab "Tentu, aku selalu ahli dalam menjinakan sesuatu"
"Kau tau Jevian tidak sama dengan turbulancemu" nada bicaranya mulai berubah serius. Namun tiada kata yang keluar setelahnya, mereka hanya terlarut dalam keheningan senja ditemani 2 cangkir teh di halaman rumah
Berjam-jam berlalu dan matahari mulai tenggelam di antara awan-awan malam, tapi Jevian sama sekali belum pulang sampai saat itu
Sejujurnya, Jayden tidak memiliki alasan untuk tetap tinggal karna sebenarnya festival seni rupa itu sudah lama tutup menjelang malam. Tapi ia masih memiliki harapan Jevian datang dan ia masih memiliki banyak opsi tempat untuk dikunjungi bersamanya
~~
Suara gaduh musik penuh beat diiringi silaunya lampu berwarna-warni adalah yang menemani mereka malam ini, dan jangan lupakan beberapa gelas alkohol di atas meja pesanan mereka
Tidak, mereka jarang sekali melakukan hal ini. Hanya beberapa kali ketika dirasa penat menghampiri, dan Jaziel selalu menjadi yang memiliki tingkat toleransi paling rendah di sini
Seperti saat ini, Jaziel sudah mulai meracau tidak jelas sedangkan kedua temannya mulai berpikir bagaimana cara membawanya pulang
"Cukup, kita harus segera pulang atau dia akan memilih tidur di trotoar" Nathan mengangguk lantas ikut bangkit menyusul Jevian yang hendak mengangkat tubuh Jaziel
Dan mereka berusaha berpegangan di sepanjang jalan menuju rumah masing-masing yang memiliki satu arah. Bar itu tidak jauh dari rumah ketiganya, atau bisa kita katakan rumah orang tua Jevian, rumah orang tua Jaziel dan apartemen milik Nathan
Ketiganya tidak berjalan tegak, terkadang efek alkohol membuat salah satu dari mereka hampir terjatuh ke samping. Dan Jevian sebagai yang paling waras di antara ketiganya selalu berusaha menahan apabila temannya berjalan terlalu sempoyongan
Hingga Jaziel tiba-tiba menghempaskan tangan Jevian begitu saja dan mulai berbalik arah, atensi keduanya beralih pada Jaziel
"Hahh aku tidak bisa pulang ke rumah, orang tuaku sedang di sini. Aku akan ke apartemen saja" ia berjalan semakin jauh dari Jevian dan Nathan yang masih menatapnya bingung
Jevian merangkul bahu Nathan dan kembali melanjutkan langkahnya "Biarkan sajalah, mungkin dia benar-benar akan sampai ke apartemennya" karna jujur saja, kepala Jevian juga sangat pusing saat ini, ia tidak memiliki tenaga untuk sekedar menghentikan Jaziel pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
Vessel Soft [Jaywon]
ActionIni semua tentang arena balapan, gerungan motor di tengah malam dan taruhan ekstrem yang mereka berikan Juga tentang kedua pria yang terjebak karenanya Jaywon area feat Heejake and Sungsun bxb mature Warning age gap maybe a little bit inspired by 'L...