08

3.6K 324 53
                                    

Jayden sampai pada pukul 4 sore di rumah Jevian. Ia memiliki rencana untuk membawanya pergi ke festival seni rupa yang adalah kejutan karna Jevian sama sekali tidak tahu-menahu akan rencana itu

Tapi Helbert tau, Jayden lebih dulu meminta izin padanya. Maka sore ini Jayden datang dengan mobil dan pakaian casual miliknya, ia lantas mengetuk pintu

Helbert yang membukakan, mereka saling menyapa "Tapi Jevian bahkan belum pulang"

Jayden mengerutkan dahi, memang Jevian akan pulang terlambat karna dihukum oleh Hendrick, tapi seharusnya sudah selesai sejak tadi

"Aku bisa menunggu" dan merekapun masuk untuk berbincang sejenak

"Sudah sangat lama kupikir sejak pertemuan terakhir kita di konferensi Inggris" Helbert meminum tehnya pelan

"Ya, aku bahkan tidak berpikir akan bertemu denganmu lagi"

"Bukankah saat itu kau sudah memiliki tunangan? Kemana dia sekarang?" adalah pertanyaan sarkas, Helbert bertanya seolah Jayden telah menjadikan anaknya pilihan kedua

"Terdapat beberapa masalah dan aku memilih membatalkannya" jawab Jayden tanpa ragu, ia jelas tau Helbert sedang meragukannya

Helbert mengangguk mengerti "Kau pikir bisa menangani putraku?"

Lagi-lagi pertanyaan sarkas, dan Jayden memilih mengambil nafas sebelum menjawab "Tentu, aku selalu ahli dalam menjinakan sesuatu"

"Kau tau Jevian tidak sama dengan turbulancemu" nada bicaranya mulai berubah serius. Namun tiada kata yang keluar setelahnya, mereka hanya terlarut dalam keheningan senja ditemani 2 cangkir teh di halaman rumah

Berjam-jam berlalu dan matahari mulai tenggelam di antara awan-awan malam, tapi Jevian sama sekali belum pulang sampai saat itu

Sejujurnya, Jayden tidak memiliki alasan untuk tetap tinggal karna sebenarnya festival seni rupa itu sudah lama tutup menjelang malam. Tapi ia masih memiliki harapan Jevian datang dan ia masih memiliki banyak opsi tempat untuk dikunjungi bersamanya

~~

Suara gaduh musik penuh beat diiringi silaunya lampu berwarna-warni adalah yang menemani mereka malam ini, dan jangan lupakan beberapa gelas alkohol di atas meja pesanan mereka

Tidak, mereka jarang sekali melakukan hal ini. Hanya beberapa kali ketika dirasa penat menghampiri, dan Jaziel selalu menjadi yang memiliki tingkat toleransi paling rendah di sini

Seperti saat ini, Jaziel sudah mulai meracau tidak jelas sedangkan kedua temannya mulai berpikir bagaimana cara membawanya pulang

"Cukup, kita harus segera pulang atau dia akan memilih tidur di trotoar" Nathan mengangguk lantas ikut bangkit menyusul Jevian yang hendak mengangkat tubuh Jaziel

Dan mereka berusaha berpegangan di sepanjang jalan menuju rumah masing-masing yang memiliki satu arah. Bar itu tidak jauh dari rumah ketiganya, atau bisa kita katakan rumah orang tua Jevian, rumah orang tua Jaziel dan apartemen milik Nathan

Ketiganya tidak berjalan tegak, terkadang efek alkohol membuat salah satu dari mereka hampir terjatuh ke samping. Dan Jevian sebagai yang paling waras di antara ketiganya selalu berusaha menahan apabila temannya berjalan terlalu sempoyongan

Hingga Jaziel tiba-tiba menghempaskan tangan Jevian begitu saja dan mulai berbalik arah, atensi keduanya beralih pada Jaziel

"Hahh aku tidak bisa pulang ke rumah, orang tuaku sedang di sini. Aku akan ke apartemen saja" ia berjalan semakin jauh dari Jevian dan Nathan yang masih menatapnya bingung

Jevian merangkul bahu Nathan dan kembali melanjutkan langkahnya "Biarkan sajalah, mungkin dia benar-benar akan sampai ke apartemennya" karna jujur saja, kepala Jevian juga sangat pusing saat ini, ia tidak memiliki tenaga untuk sekedar menghentikan Jaziel pergi

Vessel Soft [Jaywon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang