19

2.8K 259 14
                                    

⚠️ meskipun semua kejadian di book ini sudah sangat tidak masuk akal, tetapi mungkin di chapter ini akan menjadi yang paling tidak masuk akal. Jadi jangan aneh ya kalo kaya kurang realistis🙏

Pekan berikutnya Sean ikut pergi ke Vessel Soft, banyak hal yang harus ia bicarakan, termasuk malam panjang yang kemarin terjadi

Jevian mengantarnya, sekaligus untuk melakukan beberapa pertandingan kecil

Vessel Soft ramai seperti biasanya, gemerlap bagai malam lainnya, riuh bagai akhir pekan setiap minggunya

Mereka bertemu Samuel di pinggir sirkuit, Jevian lebih dulu maju, menjadi sedikit curiga atas pelukan Sean di gudang satu minggu yang lalu

"Dia ingin bertemu denganmu, jadi jaga dia atau aku tidak akan mengizinkannya kembali ke sini" sebuah kalimat penuh tekanan, Jevian saat ini tidak lagi melihat Samuel sebagai seniornya yang membuatnya bisa masuk ke dalam club inti, tapi sebagai seseorang yang mencurigakan, yang membuat saudaranya terus-menerus ingin menemuinya bahkan memeluknya. Sebenarnya sejauh apa yang tak Jevian ketahui di sini?

"Kau mengancamku? Ah, baiklah. Jika kau tidak mengizinkannya kemari maka tak akan kuizinkan kau kembali datang ke sini" sebuah balasan telak, Samuel mengeluarkan kartunya sebagai pemilik tempat

"Maka aku tidak akan mengizinkan Jayden pergi ke sini lagi, selamanya"

Samuel berdecih 'Sialan, bocah ini-"

Kemenangan yang telak, Samuel tau betul seberapa penurutnya Jayden pada pujaan hatinya, dahulu juga ia berlaku demikian. Dan tanpa Jayden, tamatlah sirkuitnya. Tak akan ada lagi banyak penantang yang datang hanya untuk mengalahkannya. Samuel tidak pernah tau ia mengizinkan bocah picik untuk masuk ke arenanya

Jevian menatap Sean kemudian "Pergilah, kau bisa memukulnya jika ia macam-macam"

Sean menahan tawanya kala memimpin jalan menuju ruangan Samuel, membiarkan pria itu menatap tajam Jevian sebelum mengikuti langkahnya untuk masuk ke gedung

Yang ditinggalkan lantas melihat ke sekeliling, mencari seseorang yang menarik perhatiannya untuk diajak bertanding

Sebelum menemukan sesuatu yang menggertakan hatinya. Jevian menajamkan pengelihatannya pada suatu objek, tetapi kemudian sebuah tangan segera merangkulnya

"Apa yang kau lihat?" Ia mengikuti arah pandang Jevian, sedang yang dirangkul menatapnya sinis

"Di mana Jaziel?" Nathan melepaskan rangkulannya, menatap malas Jevian

"Dia mungkin sedang berkencan dengan guru kita. Jadi apa yang kau lihat barusan?"

"Kupikir aku melihat Harley"

Nathan menyerit "Pria yang kau ceritakan menculik saudaramu? Dia sudah ditangkap, mungkin kau salah lihat"

Jevian mengangguk dalam diam, lantas mengikuti sahabatnya untuk bergabung di sirkuit

~~

"Jadi... kau akan kembali?" Samuel bertanya ragu-ragu, meremas kedua tangannya canggung

"Ya... begitulah. Jevian bersih keras mengembalikanku ke Busan, kuharap kali ini alasannya bukan karna ia membenciku"

Malam itu, yang biasanya diisi dengan kehangatan dan kenyamanan diterpa lampu-lampu gemerlap dari arena di bawah sana, entah mengapa terasa lebih suram, meski sinar yang dihasilkan dari lampu-lampu arena itu masih seterang biasanya

Samuel berganti menatap ke atas, ke arah bulan yang terlihat tak jauh dari gedung tinggi yang mereka tempati. Entah mengapa, tapi sinar bulan malam ini terasa lebih terang daripada kerlap-kerlip lampu-lampu arena di bawah mereka

Vessel Soft [Jaywon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang