Bukan ini aku mengecek kandungan ku. Usianya sudah 4 bln. Aku tau masih berat bagiku yang ditinggalkan oleh Deren.
Bahkan setiap hari rasanya seperti mimpi.
"Gk usah mah, caca bisa kok heheh" ucapku ditelfon.
Mamah Deren mau mengantarku ke dokter, tapi aku menolak, aku tau hari ini mamah sedang sibuk. Sejak kepergian Deren perusahaan mau tak mau mamah yang harus menanganinya. Papah Deren sudah sibuk dengan perusahaan utama di Amerika.
Aku tau aku mantu yang tidak berguna, tapi aku jga tidak mau ikut campur pada perusahaan keluarga Deren. Aku takut sejak Deren pergi banyak sekali keluarga nya yang mulai berebut menguasai perusahaan peninggalan Deren.
Aku tidak perduli karna tanpa perusaan Deren aku sudah kaya.
"Mah caca pergi dlu ya sama bi yam sama mas seto jga"
Aku buru2 mematikan telfon kami.
Aku menghela nafas. Andai Deren disini. Andai Deren masih ada.
Segera aku memggelengkan kepalaku, aku harus terus berdoa untuk Deren!. Ucapku dalam hati.
"Bi yam ayok" aku pun bergegas ke rumah sakit.
Hasil USG ku baik, semuanya sehat, bayiku tumbuh dan berkembang di dalam sana.
Aku mengelus dia sayang, buah cintaku dengan Deren. Anakku tersayang. Deren meninggalkan aku satu malaikat yang begitu berarti dalam hidupku. Aku terus mengelus perutku dengan rasa sayang.
"Trimakasih karna sudah mau tumbuh dan berkembang di perut bunda sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
CACA (TAMAT)
RomanceAku dan Deren hanya menikah sebatas pekerjaan. Kami sama2 memiliki umur matang Aku (32 thn) sedangkan Deren (41 thn). Pernikahan ini hanya akan bertahan selama 1 thn saja karena aku memang tidak mengharapkan pernikahan yang berumur panjang, aku han...