7

617 7 0
                                    

Malam ini niatku ingin memberikan hak deren.
Ketika kami di kamar , Deren mulai melumat bibirku. Aku membalas lumatan itu. Semakin lama kami makin berpacu untuk menuntut kepuasan satu sama lain.

"Gak akan sakit" ucap Deren lembut.

Semua bagian tubuhku di jamah oleh Deren. Aku membiarkan Deren berbuat apa yang dia mau.

Setelah itu masuk lah pada inti utama kami.
Ketika batangnya masuk rasa perih menjalar ke seluruh tubuhku.

Aku menangis.

"Der sakit! " ucapku meminta Deren mencabut batangnya yang sudah masuk 1/4

"Ahhh... DEREN! HIKSS SAKIT" Bukannya Deren mencabut malah menghentakkannya semakin masuk.

Aku pun menangis, kini seluruh batang Deren telah masuk tetapi rasanya sangat menyakitiku.

Deren berusaha menenangkan aku, dia berusaha mengalihkan rasa sakitku ke hal2 lain. Tapi percuma, karna aku semakin kesakitan.

Akhirnya Deren mencabut penisnya. Dia menjilati punyaku dan menghapus bekasnya menggunakan tisu yang telah kami sediakan.

"Maaf" Deren segera memakaikan bajunya dan menarik selimut ke tubuhku.

Deren mencium kening ku.

"Aku ambi air anget di kamar mandi buat redain rasa sakitnya"

Aku terus menangis, benar2 masih sakit rasanya.

"Auu.. Der, jangan disitu sakit.. " ucapku mendesis.

Setelah  aku melihat Deren kekamar mandi lagi. Pasti kali ini dia akan memuaskan dirinya lagi.

"Ahhh... Argghhhh caa,,,, cacaaa arghhhh ahh ahhhh uhh, yaa chaa, caaaa... " aku mendengar sayup2 suara desahannya.

Lagi2 aku merasakan bersalah.

"Kapan2 aku ajah yang puasin"

"Nyatanya tadi kamu nangis" ucap Deren padaku.

"Pake tangan" Deren mengangguk dan memakai piyama nya.

"Tidur ajah gk usah dipikirin"

Deren mencium kening dan pipiku.

"Maaf ya ca" aku mengangguk pada Deren.

"Makasih" Deren tersenyum padaku.

Akhirnya malam itu kamu tidur.

CACA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang