26

487 10 0
                                    

POV DEREN

Semua berkumpul, Aku berhasil melacak keberadaan Elisa. Elisa disekap di gedung tua. Pantas saja tidak ketemu.

Elisa sangat pintar, dia memberikan tanda lewat sinyal dalam smartwatchnya.

Semua terlacak, aku sudah menghubungi polisi di sana.

Kami mengintai gedung tersebut. Ketika aku lihat Frans keluar dari gedung itu aku langsung menyuruh anak buahku untuk mengikutinya bersama dengan para polisi sedangkan aku berjaga di gedung.

Frans masih berhubungan dengan Jen, mereka menyebutkan alamat rumah jen padaku. Aku tau karna rumah itu tidak akan berubah. Rumah itu masih rumah milik jen.

Aku menghela nafas, jen tidak mungkin di celakai Frans. Jen jga tidak mungkin berbuat Berlebihan.

Ketika di rasa aman, para polisi mulai mengepung gedung itu. Di dalam ada Elisa. Dia menangis dan menggeleng.

"Ada bom di balik kursi ini, aku akan mati" ucap Elisa.

Para polisi segera memanggil para ahli penjinak bom. Tanpa lama2 kami menunggu mereka sudah datang. Segala cara sudah di coba tetapi bom itu masih aktif. Aku tau jenis bom seperti ini tidak bisa di otak atik kembali. Bom ini tidak bisa di nonaktifkan. Mau tak mau orang yang sudah dipasang bom itu akan mati oleh ledakan.

Aku menghela nafas.

"Elisa apakah ada hal yang ingin kau ucapkan? " kataku sudah pasrah.

"Aku hanya ingin caca kembali. Caca bersama dengan Frans dan Jen, aku hanya ingin kau selamatkan sahabatku" aku mengangguk.

"Aku suaminya, aku akan menyelamatkannya"

"Bukankah suaminya sudah meninggal? " tanya Elisa.

"Ya, aku berbohong karna ingin menyelesaikan misi terakhir ku dengan para polisi, tapi nyatanya aku malah kehilangan istriku akibat kebohongan ku itu, dan aku membuatmu berada di sini"

Elisa tersenyum.

"Aku sudah siap, konsekuensi ku sebagai seorang polisi adalah mati saat menjalankan tugas dan aku anggap kematianku ini adalah karna aku menjalankan tugas. "

Semua melakukan penghormatan pada Elisa. Elisa menyuruh semua pergi. Elisa tau bom ini akan meledak sebentar lagi.

"Trimakasih untuk semuanya. Ucapkan salamku untuk caca. Semoga kalian slalu bahagia"

Tak lama setelah semua keluar dari gedung bunyi bom menggelegar. Gedung itu hancur. Darah dimana2.

Aku memejamkan mata, hari ini ada korban jiwa.

Ambulan di sana telah bersiap. Tubuh jen di efakuasi. Wartawan pun mulai berdatangan.

CACA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang