21

471 11 0
                                    

Esok harinya mr jon memberi tahu ku bahwa dia menemukan lokasi Frans. Aku pun segera memberi tahu Elisa.

Aku datang menuju lokasi itu bersama Elisa.

"Adakah yang bisa saya bantu nyoya2? " tanyanya padaku dan Elisa.

"Aku ingin berbicara denganmu" Frans agak bingung tetapi dia mengangguk.

Dia menyuruhku masuk ke bagian dalam restorannya.

Frans berumur kurang lebih 60 thn.

"Aku caca, dan temanku Elisa. Kami datang hanya untuk bertanya apakah anda mengenal orang ini" aku menunjukkan foto Deren.

Frans tersenyum dan mengangguk.

"Itu anak saya, Alex namanya" aku dibuat bingung dengan nama itu. Bukankah namanya Deren?.

"Alex sudah lama meninggal" aku syok. Meninggal? Lalu siapa Deren?

"Tapi ini adalah Deren suami saya" Frans lebih syok dan terkejut.

Frans keluar ruangan, aku dan Elisa saling bertatapan.

"Lihatlah, anak saya sudah meninggal waktu berumur 31 tahun"

Aku menggeleng. Wajahnya memang persis sama, seperti Deren.

"Lalu ini siapa? " tanyaku.

"Dia bukan anak saya" aku lagi2 menggelengkan kepala. Apa2an ini semua.

" jasad alex di kremasi, bahkan aku masih menyimpan abunya" .

"Bisakah aku tau meninggal karna apa Alex pak? " dia sedikit menimbang2 lalu menatap mata ku.

"Alex adalah anak angkat saya, saya mengadopsi Alex di panti asuhan waktu berumur 1 thun. Saya menyayangi anak itu dan istri saya pun sama. Hidup kami bahagia sampai pada istri saya meninggalkan saya dan Alex waktu Alex berumur 11 tahun. Saya mulai menjadi pecandu alkohol, saya tidak memperdulikan alex. Saya sangat menyayangkan hal itu. Sejak saat itu alex menjadi pemurung. Mungkin alex jga kehilangan dua sosok sekaligus. Ibunya dan ayahnya. Setiap hari alex akan semakin diam. Pada umur alex yang berusia 20 thn dia mulai bekerja. Aku menyuruh alex diam saja. Tapi dia menolak dan memaksa bekerja. Akhirnya aku mengizinkan dia bekerja di umur 22 tahun alex kuliah, aku menyuruhnya berkuliah. Dia anak yang pintar.
Pada saat umur alex yang ke 24 alex izin untuk tinggal bersama kekasihnya. Aku tidak memusingkan itu karna anakku sudah tumbuh dewasa. Setelah itu aku masih berkomunikasi baik dengan alex. Pada saat umur alex 28 tahun alex izin untuk melanjutkan s2 dan pindah ke Inggris. Aku mengiyakan dan cukup membiyayainya. Setelah itu alex meninggal di umur dia yang ke 31 tahun setelah tak lama lulus dari S2nya." 

"Apakah alex ada di Amerika waktu umurnya 31 thun?" tanyaku pada Frans.

"Dia sampai meninggal berada di Inggris"

Aku benar2 dibuat syok. Lalu siapa yang aku temui di amerika? Siapa yang kuliah S3 dan bertemu denganku di perpustakaan?

Aku menjelaskan bahwa aku bertemu Deren di Amerika, waktu Deren menempuh jenjang s3 hukum.

"Alex mengambil menejemen bisnis internasional" kata Frans padaku.

Aku terus bertanya2 alex mungkinkah berbeda dengan Deren?

Setelah mengobrol panjang akhirnya aku menyudahi itu semua, dirasa haripun sudah mulai gelap. Frans memberikan kami makan. Tapi rasanya kurang sopan mengangguk pekerjaan Frans.

"Jika benar anak itu adalah anakku, aku sangat bersyukur, tapi anakku sudah tidak ada di umurnya yang ke 31 thun. Aku harap anakmu akan sehat, dan aku jga turun berduka atas meninggalnya suamimu" ucap Frans padaku.

Sebelum aku pergi pun Frans memberikanku banyak makanan dari restorannya. Elisa tentu sangat kegirangan. Sedangkan aku semakin merasa bingung dengan Deren.

CACA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang