12

438 7 0
                                    

Kandungan ku berjalan 3 bulan, mamah ku sudah tau, kakaku pun sudah tau, adekku dia sedang menjelajah seluruh dunia.

3 bulan ini Deren slalu ada. Deren mengusahakan apapun yang dia bisa untukku dan anak ini.

"Kmu bener gk PP yang? "

Aku dan Deren sudah mulai terbiasa dengan sebutan sayang satu sama lain.

" gk papa yang, aku cmn mau ke kantor bentar"

" ya udah hati2 ya, maaf aku gk jadi ikut. Aku mual banget"

Deren tersnyum dan mengelus perutku dengan lembut.

"Adek lagi rewel ya.. " ucapnya lembut.

Aku hanya tersipu setiap kali Deren berbicara lembut pada anak kami, seolah ini semua mimpi.

"Kmu cepet pulang ya yang" Deren pun mengangguk dan mengiyakan.

Aku memeluk tubuh Deren dengan erat, mencium pipi, dan janggutnya.

Deren tidak lupa mencium bibirku, sekilas kami saling melumat.

"Hati2 yang"

Dengan begitu aku dan Deren pun berpisah, Deren menggunakan mobil putihnya pergi meninggalkan rumah.

30 menit waktu berjalan.

Hpku berbunyi.

Nomor Deren tertera di sana.

"Ya hallo sayang? "

"Maaf bu, pak Deren mengalami tabrakan tinggal. Mobilnya menabrak batu jalan bu"

Ucap sekretaris dari Deren. Aku syok.

"Dimana pak Deren sekarang? " tanyaku sambil menahan rasa takut

"IGD RS CIKA MEDIKA UTAMA" Aku pun segera menurut telfon itu.

Aku menghubungi semua keluarga ku yang lain.
Mamah Deren dan papah Deren aku hubungi jga.

Segera bi yam dan aku memanggil mas seto supirku yang baru saja bekerja 1 bulan lalu.

"Cepet ya pak"

Kami menuju ke sana, aku terus berdoa, tanganku sungguh dingin, bi yam pun sama khawatirnya denganku.

Aku menatap mata bi yam.

"Aden baik kok non"

Aku mengelus perutku, anak kami masih 3 bulan di sana, aku tidak mau dia kehilangan sosok ayahnya.

CACA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang