Pernikahan itu berjalan dengan lancar, semua lancar dan tak terhalang oleh apapun. Acara ini pun sangat mewah.
Kakak dan adikku datang, padahal mereka sedang asik liburan.
Aku tidak peduli toh aku akan bebas dari jeratan keluarga seperti kakakku.
"Akhirnya kamu nikah dee, mba seneng banget! " ucap kakakku.
"Knpa nikah di waktu ini sih! " dumel adekku
Setelah acara selesai aku dan Deren masuk ke kamar hotel kami.
"aku hanya menjanjikan 3 hal dari mu Deren!" Kataku setelah resepsi itu berakhir.
" satu bahwa aku tidak akan menganggu kehidupan pribadimu, dua bahwa aku akan menjalankan kewajibanku dengan baik sebagai seorang istri, tiga bahwa aku tidak akan memarahimu jikapun kau berhubungan dengan wanita lain. Tapi untuk syarat ketiga aku tidak akan menanggung resiko jika keluarga besarmu tau kelakuan burukmu!" ucapku sambil berbisik pada Deren.
Deren hanya mengangguk dan menarikku duduk di kasur.
"Tapi aku hanya meminta satu syarat saja darimu, perlakukan aku sebagaimana suamimu"
"ahh itu mudah! "
Deren memicingkan matanya lalu mencium bibir ku dengan cepat aku mendorong tubuhnya.
"Itu yang aku maksud memperlakukan aku sebagaimana suamimu" ucap Deren serkastik padaku.
"NOOO!! "
Setelah adegan itu aku tidak melihat Deren dimana, dia izin ingin menemui teman2nya di bawah, aku mengiyakan saja.
Jam 12 malam aku mengganti semua paketanku, aku sudah mandi dari tadi.
Deren masuk dengan ke adaan mabuk.
"Kau mabuk? "
"Tubuhku panas ca" aku segera melepas semua pakaiannya, jas dan dasi serta sepatu dan kaus kakinya.
"Udah gk panas? "
"Masih panas ca"
Aku menyalakan AC lebih dingin, walaupun aku tidak suka kedinginan.
"Ca panas!! " erang Deren padaku
"Caa tolong... "
Dengan begitu aku menyeret Deren ke kamar mandi, aku siram tubuh Deren menggunakan air dingin.
Deren melumat bibirku, kami saling melumat satu sama lain.
"Ca aku izin ya"
"Jangan! "
"Knpa? " tanya Deren padaku.
Aku hanya berencana menikah denganmu selama 1 thn, aku tidak mau kesalahan apapun terjadi. Jika aku sampai melakukan itu kemungkinan aku akan hamil dan itu mempersulit aku untuk bercerai dengan Deren. Ucapku dalam hati.
Aku melepaskan Deren, aku menggeleng lalu menyuruh Deren melanjutkan bebersih nya.
Aku menyiapkan pakaian untuk Deren, setelah itu Deren keluar dengan rambut yang basah.
"Maaf klo denger"
Aku mengangguk.
Tadi aku sayup2 mendengar Deren mendesah2, mungkin dia sedang memuaskan dirinya sendiri. Rasa bersalah ada dalam hatiku tetapi aku tidak ingin memuaskan Deren, itu bisa berbahaya untuk diriku nantinya. Aku ingin bercerai tanpa menghadirkan malaikat yang tak berdosa dalam hidup kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
CACA (TAMAT)
RomanceAku dan Deren hanya menikah sebatas pekerjaan. Kami sama2 memiliki umur matang Aku (32 thn) sedangkan Deren (41 thn). Pernikahan ini hanya akan bertahan selama 1 thn saja karena aku memang tidak mengharapkan pernikahan yang berumur panjang, aku han...