Clasie teman baru Greg memandang penuh gairah pada Wendi.
"Kau dari mana?" Greg berjalan mendekat.
Sementara Wendi bergeming ditempat. Tiba-tiba perasaan tidak enak datang menyergap.
Entahlah pertemuannya dengan Greg kali ini, tak membuat Wendi merasakan empati apapun, meski di pihak lain Greg merasa dirugikan atas peristiwa semalam.
"Kenapa kau kembali?" Pertanyaan tanpa dasar itu keluar begitu saja dari mulut Wendi.
"Aku mengkhawatirkan mu," sahut Greg tak peduli. Dia tetap melangkah ke tempat Wendi.
Prioritasnya kali ini adalah menyatakan cinta pada pujaan hatinya. Jadi, dia tidak mau ambil pusing akan beberapa hal.
"Aku bisa jaga diri," ucap Wendi datar.
"Tidak, kau tidak bisa menjaga dirimu. Aku yang akan menjaga dirimu mulai detik ini."
Langkah Greg terhenti begitu jaraknya dengan Wendi sekitar setengah meter.
"Hai, Greg. Katakan saja yang sebenarnya." Teriak clasie dari belakang. Memberi semangat.
"Dad marah padamu, apa kau tidak takut dia melihatmu di sini menemui ku?" Wendi mengalihkan.
Gelagat Greg mudah terbaca oleh Wendi dan tentu membuat usaha pemuda itu tidak tepat pada waktunya.
"Aku tidak peduli, Wendi. Karena apa yang aku katakan padamu lebih penting dari semua bahaya yang datang padaku." Greg menatap Wendi dalam-dalam.
Dadanya kembang kempis menetralisir segala perasaan membuncah dari dalam. Meski agak gugup, Greg harus bisa menyelesaikannya. Tidak boleh gagal lagi.
Wendi menghela panjang. Kejutan yang datang hari ini begitu bertubi, membuat gadis itu tak tau perasaan apalagi yang harus ditunjukan pada Greg?
Jarak rumah yang tak kurang lima meter dari tempatnya berdiri bersama Greg. Besar harapan salah satu anggota keluarga memergoki. Hanya itu alasan Wendi menghindar, sebab saat ini dia butuh waktu untuk menyendiri.
"Wendi..." Greg memulai, suaranya bergetar.
Wendi hanya menatap kosong pada pemuda didepannya. Hati manusia memang gampang berubah-ubah, dulu saat pertama datang di fogs valley, dia begitu merindukan sosok Greg dalam hidupnya bahkan sampai jatuh hati padanya dan berharap jadi pasangan. Namun, kala harapan itu nyata, hati Wendi tak lagi seperti dahulu.
Ada banyak peristiwa yang membuat hatinya terombang-ambing prihal cinta. Dan dari beberapa kejadian hatinya mulai condong pada satu pria yang sama sekali tak terduga. Pria yang membuat hatinya yakin untuk bersatu seumur hidup.
Ketidak nyamanan itu kembali datang, namun, asalnya bukan dari Greg yang akan menyatakan cinta padanya. Melainkan teman perempuan Greg dibelakang sana. Mata zamrud itu mengawasi Wendi penuh minat.
"Siapa dia?" Pertanyaan Wendi memotong kesiapan Greg dalam melancarkan aksinya.
Bagi Wendi mengetahui asal muasal perempuan itu jauh lebih penting daripada dengar ungkapan cinta Greg.
"Ah, dia..." Greg dengan gugup menoleh kearah clasie.
Dia lupa ada clasie di sana. Barangkali sikap acuh Wendi padanya karena keberadaan clasie. Bukankah itu bagus, karena jika Wendi cemburu pada clasie itu bertanda Wendi juga menyukainya. Jika demikian Greg harus segera menyelesaikannya.
"Dia te...."
Suara Greg terputus tergantikan suara benda patah dari lehernya.
Mata Wendi membelalak sempurna melihat gadis bersama Greg sudah berada tepat dibelakang tubuh pemuda itu. Salah satu tangannya memegang belakang leher Greg. Besar kemungkinan suara patah itu berasal dari tulang Greg yang dicengkeram clasie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Werewolf Jatuh Cinta
WerewolfBerkisah tentang gadis bernama Wendi yang tidak sengaja menjadi buruan manusia serigala semua jenis yang begitu menginginkan darah serta dagingnya untuk dikonsumsi. Kelompok manusia serigala itu percaya jika berhasil memakan Wendi maka kekuatannya a...