kemelut

47 7 0
                                    

Pada sebuah bangkai pesawat yang telah puluhan tahun terbengkalai jauh di tengah hutan. Klan manusia serigala jenis Alaska sedang mengadakan pertemuan sebelum terlaksananya ritual Magjub.

Ritual Magjub sendiri adalah ritual temurun dari pembesar klan Alaska sebagai permohonan perlindungan dari segala macam bahaya. Ritual yang melibatkan pengorbanan manusia sebagai tumbal yang harus dimakan hidup-hidup itu memang syarat akan persiapan.

Terutama dalam pencarian manusia sebagai tumbal. Karena tak semua klan Alaska dapat melakukan tugas tersebut, sedangkan hari dimana ritual tersebut dilaksanakan tinggal menghitung hari.

Souke, selaku pimpinan kawanan klan Alaska, dilanda kekhawatiran akan terlambatnya mendapatkan manusia. Maka dari itu dia membagi tugas kepada anggotanya supaya segera berupaya mencari manusia sebagai tumbal dalam kurun waktu dua hari.

"Ritual tidak akan berjalan lancar jika kita tidak segera mendapat tumbal manusia," ujar Souke dengan nada tinggi.

"Kami sudah berusaha membujuk para manusia itu Tuan. Akan tetapi karena akhir-akhir ini banyak berita mengenai kejahatan. Membuat kami sulit mendapatkannya," jawab Flushi sebagai anggota klan kepercayaan.

Souke melotot ganas. Menatap para anggotanya dibawah cahaya obor yang redup.

"Klan Ural memang biang dari persoalan ini. Gara-gara mereka di tahun ke seratus ini, klan kita kesulitan mencari tumbal. Kekuasan akan kota Wolfdolf memang berpengaruh terhadap mereka. Apalagi desus tentang manusia murni yang katanya tinggal di kota ini. Semakin diatas angin mereka."

"Kami dengar klannya ada yang terbunuh Tuan," ucap Dolfy yang duduk di kursi dekat jendela pesawat.

Souke memiringkan senyum semrik. Berita itu bukanlah rahasia lagi di bangsa werewolf. Semua sudah mendengarnya. Karena itu adalah imbas dari salah satu anggota klan Amoura yang membunuh anggota klan lain tanpa sebab.

"Itu salah mereka sendiri. Bukankah berkurangnya mereka menjadi angin segar klan kita. Dengan begitu, kita lebih mudah menaklukan mereka sekaligus menambah tawanan. Yang mau tidak mau harus ikut bergabung dengan klan kita." Souke berdiri memutari anggota klan yang duduk di kursi penumpang pesawat.

"Tapi Tuan. Sepertinya mereka masih kuat. Karena salah satu anggota mereka bernama Zeck masih berkuasa di kalangan anak muda Wolfdolf."

"Zeck? Apa dia anak dari Krov sang jantan penakluk bangsa vampir di Mervia?" Souke bertanya pada dirinya sendiri.

Sementara anggota yang lain saling pandang satu sama lain tak mengerti apa yang ketua mereka bicarakan.

Kesatria Ural begitulah julukan Krov saat berhasil mengusir bangsa vampir di Mervia. Gagah berani dia menaklukan para vampir yang meresahkan penduduk serta kaum werewolf yang lain. Karena masa itu para vampir hampir memakan korban dari segala jenis makhluk hidup. Manusia, binatang bahkan werewolf menjadi santapan mereka. Lama dirundung ketakutan lalu datanglah Krov melawan mereka.

Sederhana saja rencana Krov kala itu. Dia mengincar pimpinan vampir dan berhasil membunuhnya satu persatu. Kini setelah semua kejadian itu muncullah keturunan Krov yang kabarnya pelindung kota Wolfdolf. Hebat, anak itu bak titisan Krov muda dulu. Souke patut waspada.

"Sayang sekali jika itu memang dia. Untuk melawannya kita harus segera melaksanakan ritual magjub. Aku harap kalian segera menemukan tumbal secepatnya," titah Souke kemudian berbalik pergi meninggalkan kecemasan pada kawanan.

🐺🐺🐺🐺🐺🐺🐺

Greg tak pernah menyangkah sebelumnya jika pertemuan dengan mantan tetangganya dulu sangat mengesankan. Dia dengan hangatnya disambut oleh George dan Jesi serta anak kedua mereka Melanie. Kerinduan akan keluarga kecil Wendi sudah terobati. Kini tinggal rasa rindunya kepada Wendi yang masih ketar-ketir.

Setelah makan siang bersama dan mengikuti tur singkat Melanie akan lingkungan tempat tinggalnya. Mereka kini duduk santai di teras depan sambil menikmati pancaran matahari yang akan berubah jingga.

"Jadi, apa menurutmu Wendi akan mengenaliku setelah belasan tahun tak bertemu?" Greg meminta pendapat Melanie.

Setelah sejauh ini hatinya rupanya masih bimbang untuk bertemu Wendi. Dan hal itu makin terasa kala menginjakkan kaki di rumah ini. Bimbang bukan dalam artian tidak yakin dengan hatinya, akan tetapi bimbang dengan sikap Wendi begitu melihat Greg.

"kau tenang saja. Kakakku itu pasti akan sangat mengenalmu. Karena dari beberapa pria yang di kenalnya. Hanya kau satu-satunya pria paling berkesan di hatinya," ucap Melanie meragukan ucapannya sendiri.

Ada rasa penyesalan sedikit ketika mengatakan kalimat hiburan itu. Karena pastilah Greg tidak akan sanggup mendengar jika sebenarnya Wendi sudah menjadi kekasih Nick.

"Benarkah?" raut wajah Greg merona.  Api asmara yang hampir redup menyala kembali.

Wendi, entah sejak kapan rasa ini tumbuh menjadi cinta? Padahal sebelumnya dia tidak pernah mencintai teman maupun tetangganya sendiri. Ah, mungkin ini efek dari perpisahan dulu. Ya, pasti itu.

"Yup." Melanie menerawang jauh pada hutan pinus yang menggelap di seberang jalan sana. Melihat itu dia jadi teringat akan hilangnya Wendi beberapa bulan lalu.

Kakaknya itu entah apa sebabnya hingga bisa tersesat di dalam sana dan malah tertidur di sebuah lubang tepat di bawah pohon ek. Yang menjadi misteri bagi Melanie sampai sekarang adalah bagaimana bisa Wendi selamat tanpa luka sedikitpun, sementara di hutan itu banyak berkeliaran serigala buas?

Kemudian Nick. Apa yang mendasarinya, hingga begitu yakin akan tempat persembunyian Wendi di dalam hutan? Meski sudah di larang Mam serta Dad agar tidak lagi menyinggung masalah itu. Namun, tetap saja menngundang rasa penasaran.

Beberapa kali Melanie mencoba menyelidiki tapi semua masih belum mendapat titik terang. Yang ada kesimpulan dari peristiwa itu menurutnya hanya rekaan Nick untuk mendekati Wendi. Kalau saja itu yang terjadi pastilah pria misterius bernama Nick itu, sangat senang bukan main karena usahanya berakhir manis.

Tapi sosok pria bertudung hitam yang diketahuinya sebagai anggota kelompok aneh setempat juga mengundang banyak pertanyaan. Pasalnya semenjak Wendi kembali dari hilangnya di hutan itu. Sang pria bertudung setiap pagi selalu mematung mengawasi rumahnya. Bahkan bukan dirinya saja yang memergoki aksi pria bertudung itu, tetapi juga Lily, temannya.

Dan sekarang giliran Greg datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Meski tak langsung mengakui, namun daya tarik Wendi begitu terasa.

"Seperti apa Wendi sekarang?"

Pertanyaan Greg membuyarkan lamunan Melanie. Bibirnya tersenyum miring. Kakaknya memang seperti apa? Dia seorang gadis biasa sama seperti dirinya bukan.

"Dia pekerja keras, konsisten dan tidak banyak mengeluh."

"Begitu ya. Lalu bagaimana hidupnya sekarang di tempat barunya ini?"

Melanie menimang-nimang pertanyaan Greg barusan. Bingung harus menjawab apa. Soalnya menurut pandangan Melanie. Greg terlihat menyukai Wendi.

"Dia seperti...." Melanie sedang mencari-cari kata yang pas untuk Greg. Pandangannya menerawang ke depan.

Dan saat itu juga maniknya menangkap sosok Nick menghentikan langkah karena melihat Greg bersamanya.

Tampak jelas sorot tidak senang Nick ketika melihat kedatangan Greg. Melanie berpikir, apakah sebenarnya Nick tahu jika keluarga mereka kedatangan tamu dari masa kecil Wendi?

Jika memang itu terjadi. Hubungan mereka pasti tidak akan baik. Nick terlalu mencintai Wendi. Dan mungkin tak akan rela apabila ada cowok lain yang bergerak menerobos hubungan mereka.

Ketika Werewolf Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang