Ternyata mereka ada

45 3 1
                                    


Kejadian di mana salah seorang menarik Wendi dan memaksa supaya ikut dengannya, berlangsung sangat cepat bahkan tanpa di sadari Melanie maupun Greg.

Kalau saja tidak ada Luca juga Zeck yang beraksi cepat karena kejadian mendadak itu. Tentu Melanie akan mengira kakaknya masih duduk menikmati minuman.

Suasana club malam yang tadinya menyenangkan berubah kacau. Dua pria bertubuh besar menyeret paksa Wendi seraya mengacungkan senjata tajam.

"Minggir atau kami bunuh!" Bentak salah seorang kepada siapa saja di sekitarnya.

Nekat memang, dalam keramaian mereka berani berulah. Apalagi tawanan mereka adalah Wendi. Kesalahan besar sebab dua manusia serigala siap mengobrak Abrik para bajingan itu.

Belum pernah terjadi kasus kekerasan seperti ini di club malam. Ini adalah kali pertama, makanya pengunjung ketakutan dan berlari menyelamatkan diri.

Luca keluar dari meja bartender, segala macam seragam yang menyangkut profesinya malam ini, ia lepas. Ia hanya mengenakan celana jean serta kaus ketat.

Sedang Zeck, jangan di tanya wajahnya menegang dengan rahang gemerutuk menahan marah.

Wendi dalam bahaya dan bahaya itu berasal dari golongan makhluk seperti dirinya. Tidak boleh terjadi, Wendi harus selamat, Zeck tidak akan rela melihat Wendi diperlakukan seperti itu. Bahkan oleh kawanannya sendiri.

Mungkin tangis tidak akan cukup bagi Melanie melihat kakaknya jadi korban percobaan penculikan di depan matanya sendiri.

Dua pria besar itu mendekap tubuh kecil Wendi dan mengacungkan senjata. Ketakutan demi ketakutan tersusun rapi dalam batinnya. Tentang bagaimana ia menjelaskan kepada orang tuanya? juga apa yang akan di lakukan kedua pria itu terhadap kakaknya?

Sungguh perasaan kacau meliputi Melanie. Ia tidak tahu harus berbuat apa? jadi ia hanya bisa membekap mulutnya sendiri sambil terduduk di lantai. Menangis.

Greg, pemuda itu mabuk jadi tidak ada yang diharapkan darinya. Lihat ia malah tidur nyenyak diatas meja bartender.

Agaknya dari kelompok yang di pimpin Zeck. Mungkin hanya Brixlah yang bergairah melihat kejadian ini. Zeck ada di sana dan teramat serius, sedang pemuda lain lagi juga sama. Perlahan ia mengalihkan pandangan pada sosok gadis setengah sadar yang jadi sasaran dua pria itu.

Lumayan juga, batin Brix memuji. Kalau saja benar instingnya, apa mungkin dia adalah gadis pujaan hati Zeck selama ini? Andai saja itu benar, ia akan mengingat ingat wajah gadis itu.

"Kalian berdua cari mati!" Teriak pria yang memegang Wendi.

Ruangan sudah kosong, akan tetapi dua pemuda malah maju hendak menantang.

"Lepaskan dia!!" Gelegar Zeck.

Dan itu cukup bagi Brix untuk menjawab rasa penasarannya.

"Jadi itu gadisnya," lirih Brix yang terdengar oleh Oxi.

Entah kenapa Oxi merasa akan ada ancaman dari dalam kubu kelompok ini. Sebuah pertikaian.

Lexel, apa dia juga ikut berperan? Karena sejak tadi dia sibuk memperhatikan apa yang diperbuat Zeck.

Gadis itu adalah gadis yang sama saat dibawah Zeck ke markas dulu dan jelas Oxi tidak bodoh untuk mengetahui bahwa Zeck menyukainya.

"Langkahiku dulu mayatku, anak bodoh!!"

"Kau menantang ku?!"

Zeck tak memberi kesempatan Luca untuk mengambil alih keadaan ini. Ia harus memenangkan hati Wendi.

Ketika Werewolf Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang