lembar 1

11 1 0
                                    

Perjalanan ke rumah Marb kali ini diikuti perasaan campur aduk. Jalan kaki diantara belantara hutan hitam dan pemukiman, bagai berada dibatas dua dunia yang saling bertolak belakang.

Wendi sampai detik ini masih binggung, mengapa makhluk seperti itu tinggal dan berbaur bersama manusia? Dan bahkan saling berinteraksi. Kenapa bisa begitu? Apa para manusia tidak takut, jika suatu hari klan mereka menguasai dunia?

Namun demikian, ketika ingat Zeck serta perlakuannya yang lembut, hati Wendi seperti mendapat angin segar akan hubungan sosial yang aneh ini. Zeck adalah contoh sisi baik manusia serigala yang mengartikan bahwa mereka bisa saling bekerja sama. Sayangnya kemarin malam adalah peristiwa yang tak terduga sama sekali dan juga menggemparkan jagat fog's valley.

Bukankah seperti itu? Soalnya ini menyangkut pembunuhan brutal. Dan pastinya pengamanan di wolfdolf diperketat. Polisi akan terus berpatroli sepanjang malam seperti beberapa bulan lalu, saat terjadi pembunuhan misterius dan itu tak berselang lama dari kehilangannya.

Menyinggung soal hilang, agaknya Wendi tak mengulik lebih dalam, mengapa ia bisa sampai di sebuah gua aneh itu? Sejauh yang diketahui awalnya ia hanya dengar teriakan minta tolong dari dalam hutan, tanpa pikir panjang ia pun nekad masuk untuk memberi bantuan. Tak dinyana rupanya ia malah berhadapan dengan serigala yang saling baku hantam.

Berhenti di adegan serigala yang saling berkelahi, Tentu menyentak hati Wendi. Suatu kenyataan telah tercerna olehnya dari penelusurannya beberapa bulan lalu. Rupanya saat ia baru datang sudah dihadapkan pada kenyataan bahwa dirinya memang sudah pernah berhadapan dengan manusia serigala.

Jadi yang semalam bukan yang pertama kali, Wendi gemetar kala membenarkan bahwa mereka tengah mengincarnya.

Angin tak berhembus tapi tubuhnya jadi sedingin es. Ia menggosok kulitnya mencari kehangatan tersisa. Namun semakin ia melihat kearah hutan makin dingin pula tubuhnya. Diantara batang pohon dan semak di sana seakan banyak mata mengawasi.

Wendi berlari kecil ketika melihat gubuk pak Marb. Ia lantas membuka pagar dan masuk mengetuk pintu.

Untuk sementara waktu Wendi sama sekali tak ingat akan keberadaan Nick di rumah ini. Padahal jika sadar akan keberadaan pemuda itu, ia tidak tau harus melakukan apa? Kabur adalah jalan yang tepat. Tapi hatinya tidak lagi peduli soal Nick, ada hal mendesak yang butuh penjelasan.

Wendi tak sabar. Beberapa kali mengetuk masih belum ada jawaban. Pintu masih membatu.

Tak ada harapan kecuali pak Marb. Ia butuh pria tua itu.

Lama dalam penantian. Akhirnya perlahan pintu bergerak, memunculkan Nick dari dalam.

"Apa?" Tanya pemuda itu datar. Pandangan matanya menunduk.

Melihat Nick sedekat ini setelah beberapa hari mereka putus. Wendi tak lagi merasakan getaran itu, hatinya berhasil menyingkirkan sosok Nick jauh-jauh. Hingga saat bertemu pun terasa biasa. Kekecewaan pada sosok didepannya telah meruntuhkan cinta serta asanya, ketidakjelasan nya akan suatu hubungan semakin menguat kan hati Wendi jika Nick bukanlah pria bertanggungjawab.

"Aku ingin bertemu pak Marb," sahut Wendi tak acuh.

"Dia didalam."

Terdengar Nick menarik nafas berat. Ia terus menundukkan pandangan. Membuka lebih lebar pintu agar Wendi bisa masuk.

Gadis itu melangkah masuk. Ia ingat dulu pernah datang ke sini karena membantu Nick meramu ramuan. Hanya satu kali dan tata letak tetap sama.

Nick menggiring Wendi menuju ruang dapur, tempat paling Marb gemari dari rumahnya.

Aroma tumbuhan herbal langsung menusuk hidung Wendi, ketika keduanya masuk ke ruang yang penuh dengan tembikar dan berbagai jenis tumbuhan.

Marb sedang mengaduk ramuan. Asap mengepul jadi pemandangan biasa di ruangan itu.

Ketika Werewolf Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang