pembunuhan

79 9 0
                                    

Nick memandangi Wendi tanpa rasa bosan. Perasaan cinta memang aneh, melihat Wendi tersenyum dia juga ikut tersenyum. Seperti halnya sore ini ketika mereka berdua jalan-jalan ke pasar malam kota dan duduk di salah satu bangku dekat kincir angin.

Hubungan mereka sudah menginjak dua bulan. Dan Nick semakin tak ingin melepas Wendi dari genggaman.

"Kau mau?" tawar Wendi menyodorkan kembang gula.

Dan hal itu seketika membuyarkan lamunan Nick. Bibirnya menyembulkan senyum tulus kepada gadis yang dulu setiap malam selalu di awasinya dari luar jendela bahkan pernah nekad masuk kamar segala.

"Kau selalu membuatku tak bisa menolak," kata Nick lalu mengigit kembang gula warna ungu itu.

"Memangnya seberapa besar perasaanmu padaku?" tantang Wendi, yang jelas-jelas sudah tau kalau Nick sangat menyukainya.

Bagaimana tidak tau, kalau setiap kemana-mana Nick tanpa di minta sudah siap sedia. belum lagi bantuannya dalam merawat ternak Dad. Dan Juga sering membantu Momnya di ladang, atau membantu Melanie jika menemui kesulitan dalam petualangan alamnya.

Ya, sepertinya kejadian hilang dulu membawa banyak perubahan dalam hidup Wendi. Berkat kejadian itu dia jadi tau jika ada pria yang mencintai dirinya seperti Nick. Dan dari Nick pula dia jadi tau kalau jatuh cinta itu sangat menyenangkan.

"Sebesar nyawaku, Wen." Nick makin memperdalam tatapan. Sudah lama dia menahan hasrat ini, hasrat untuk mencium Wendi tentunya.

Wendi tersenyum malu. Nick selalu membuatnya tersenyum, dan apa-apa yang di katakan Nick bak untaian hipnotis memabukkan. Bersama dengan Nick sejenak melupakan akan sosok Greg, yang selalu menerobos batinnya mencari ruang kosong.

Oh, Greg. Mengingatmu membuat Wendi merasa bersalah. Bersalah karena telah mengabaikan semua panggilan telpon yang berasal darimu.

"Wendi," panggil Nick kepada gadis di sampingnya itu.

"Iya," Wendi menoleh kearah Nick dan terpaku sesaat sebab malam ini Nick terlihat mengagumkan. Rambut berantakannya yang menjuntai sampai dahi makin menambah ketampanannya.

"Aku menyukaimu," ujar Nick tulus.

Beberapa bulan selalu bersama baru kali ini Nick mendeklarasikan perasaannya terang-terangan. Jemarinya meremas Wendi hangat seolah mematenkan bahwa dirinya adalah pemilik sah.

Desiran aneh menyelubungi setiap sudut tubuh Wendi. Dia tahu jika Nick memang menyukainya, tapi, ketika hendak akan mengutarakan perasaan sebuah ciuman mendarat di bibir.

Nick menciumnya dan hal itu berhasil membuat mata Wendi mendelik shok. Karena dalam keadaan sadar inilah ciuman pertamanya. Ada rasa geli juga nikmat di setiap sentuhan bibir Nick.

÷÷÷÷

Di salah satu arena permainan ketangkasan, Zeck tampak menggepal tangan kuat-kuat demi melihat pujaan hatinya berciuman dengan lelaki lain di sana. Mata abu-abunya terbakar cemburu, hatinya meronta kesakitan seakan tak rela jika ada lelaki lain mendekati Wendi. Sejak pertama kali mencium Wendi beberapa waktu lalu, hati Zeck sudah terpatri hanya kepada Wendi.

"Aku sarankan sebaiknya kau bertindak cepat sebelum dia menjadi milik pria itu?" ucap Lexel yang tau-tau sudah berdiri di samping Zeck.

Zeck memicingkan mata melirik Lexel.

"Meski agak bertentangan dengan aturan main kelompok, tapi melihat kau selalu murung dan gelisah sungguh membuatku tersiksa. Aku tau kau menyukainya, tapi kau juga bodoh," cerocos Lexel sedikit kesal, mengingat saat dulu Zeck, membiarkan lelaki itu menemukan Wendi di sarang rahasia mereka pula.

Ketika Werewolf Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang