semakin rumit

46 6 0
                                    

Dalam hidup kita sering menerima banyak kejutan setiap menitnya. Dan kejutan itu sendiri bisa berupa menyenangkan ataupun menyesakkan. Yang terpenting kita selaku manusia harus pandai menyikapi apapun bentuk kejutan itu.

Namun kejadian bersama Luca di koridor kampus itu. Tidak bisa lenyap dari otak Wendi. Ciuman singkat di depan umum tetap saja memalukan. Entah kenapa semua pria perlahan namun pasti mulai mendekatinya seperti semut mendatangi gula.

Belum lagi pria dengan wajah sedingin es yang juga mengelus pipinya tadi. Ah, dunia kenapa bisa segila sekarang? Padahal hubungannya dengan Nick juga tidak baik.

Sinar matahari senja tinggal sedikit lagi menghilang. Membuatnya bagai temaram lentera di balik bukit serta gugusan tebing yang mencuat. Malam sebentar lagi turun saat Wendi membelokkan mobil ke halaman rumah dan bergerak menuju garasi.

Wendi mematikan mesin dan keluar dari mobil ketika Melanie menerobos menghampiri.

"Kau harus tahu siapa yang datang menemuimu?" kata Melanie di sisi pintu mobil yang terbuka.

"Siapa? Nick?"

Wendi tahu. Nick akan datang padanya untuk meminta maaf. Lagipula sebenarnya pria itu sangat menyukainya. Tapi karena suatu hal, sikapnya tadi jadi agak aneh.

"Bukan. Nick memang ada di sini. Tapi ada pria satu lagi yang ada di sini dan dia mencarimu."

Jawaban Melanie begitu membingungkan. Keberadaan Nick di sini merupakan kabar baik. Tapi orang asing yang di sebutkan tadi membuat hatinya menerka-nerka. Siapa gerangan pria itu? Otaknya berputar mencari tahu. Apa Lucas si berengsek? Atau pria dingin dengan tudung dan penutup mulut itu?

"Sebaiknya kau lihat sendiri. Ini situasi genting."

Melanie menarik tangan kakaknya tak sabar ingin menunjukkan tamu tak terduga kepada Wendi. Dan tibalah mereka di ruang tamu.

Wendi merasa perutnya terpilin. Setiap aliran darah di tubuhnya berdesir seiiring detak jantung yang meletup. Siapa nyana di sana telah duduk Nick, Dad, Mom serta pria lain yang diyakini adalah Greg. Mereka semua berhenti berbincang saat tahu kedatangannya diambang pintu.

Wendi melihat wajah Nick mengkerut. Jelas sekali jika dia tidak menyukai kehadiran Greg. Dia cemburu. Sementara Greg. Dia berdiri dengan senyum merekah bahagia. Sekelebat rindu tampak jelas diraut wajahnya.

Sedang Dad serta Mom. Pasrah dengan situasi yang selanjutnya terjadi.

Wendi tahu. Dia berada di situasi yang tidak menyenangkan. Greg, memang teman yang sangat dia harapkan kehadirannya. Tapi, Nick. Dia adalah pacarnya. Walau dulu sempat menaruh hati pada Greg. Tapi kini setelah apa yang dilakukan Nick. Ah, kenapa semua datang secara bersamaan?

"Hai, Wen? Kau masih ingat aku kan?"

Greg melangkah mendekat.

Wendi tak bisa menyembunyikan raut kegelisahannya. Ini berat. Seperti kau berada di ambang dua pilihan yang rumit.

"Greg, tentu aku masih ingat," kata-katanya meluncur begitu saja.

"Syukurlah, takutnya kau lupa padaku."

Langkah Greg kian dekat. Tak sabar dia ingin memeluk tubuh ramping Wendi.

"Tentu saja tidak Greg. Kau adalah teman masa kecilku."

Tiba-tiba tubuh Greg menubruk Wendi. Memeluk erat penuh makna yang tak bisa dimengerti. Wendi tampak tertegun mendapat pelukan dadakan Greg. Dia belum siap. Terlebih lagi. Ada Nick di sini. Pasti sangat menyakitkan.

Nick membuang muka saat Greg mulai memeluk tubuh Wendi. Ada suatu getaran nyeri sewaktu melihatnya tadi. Bisa saja dia memukul Greg karena telah kurang ajar memeluk pacarnya. Akan tetapi hubungan yang buruk jika terus bersama Wendi seakan mengambil alih amarahnya.

Ketika Werewolf Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang