terbiasa

91 9 0
                                    

"Wendi," katanya menyalami teman-teman Melanie.

Jujur saja, Wendi sangat gugup serta kikuk mengenalkan diri pada lelaki. Karena selama ini teman sepermainannya hanya anak perempuan, jadi perkenalan ini agak aneh buatnya.

Teman lelaki satu-satunya hanya Greg, tidak ada yang lain.

"Lily," sahut seorang gadis seumuran Melanie.

"Garso," ucap lelaki berjamban dan tampak cuek.

"Harry," ujar lelaki yang mengikat tali temali tadi.

"June," tutur lelaki berambut ikal.

"Nick," kata lelaki yang maju selangkah tadi, rambutnya yang berantakan memberi kesan keren.

"Jadi kau akan ikut memanjat Wen?" tanya Harry memastikan.

Wendi binggung, ditatapnya tebing menjulang dihadapannya penuh rasa ngeri. Kepalanya mendongak mengikuti ukuran tebing. Sangat tinggi dan mustahil jika harus memanjat.

"Ayolah kak, kau sudah sampai sini masa gak ikut manjat, kan rugi," bujuk Melanie sambil memasang peralatan memanjat yang disediakan Harry.

"Iya, ayolah Wen, seru loh," nimbrung Lily, dia juga melakukan hal yang sama seperti Melanie.

Sebelum Wendi berucap, Nick maju menawarkan bantuan.

"Aku akan didekatmu, jika kau butuh bimbingan." matanya tak pernah lepas dari wajah Wendi.

"Tangkap." Garso melempar peralatan memanjat kepada Nick, agar memasangkannya ketubuh Wendi.

Wendi tak mengucapkan apa-apa saat Nick mulai memasang peralatan itu. Dia masih binggung.

"Wen, kau masih sekolah atau sudah kerja?" tanya June ingin tau.

Wendi melihat June, canggung.

"Ah, aku baru lulus, besok aku akan daftar kuliah," jawabnya kaku.

Ya Tuhan, baru kali ini Wendi bergaul dengan lelaki. Kenapa salah tingkah begini, padahal mereka tidak melakukan apapun.

Wendi menarik napas panjang lalu dihembuskan perlahan. Berusaha tenang dan bersikap biasa.

"Kau gugup?" tegur Nick ketika mengikat tali di pinggang Wendi.

Matanya masih mengunci Wendi.

Wendi mengerjap-ngerjapkan mata tak percaya saat menatap Nick. Keningnya mengkerut melihat manik Nick yang berkilat.

"Kau ...," kata Wendi namun keburu ditarik Nick karena Harry sudah memberi abah-abah memulai.

Nick merapatkan tubuh Wendi ketubuhnya sebagai peganggan jika sewaktu-waktu Wendi panik lalu melepas tali utama.

Sementara Wendi, dia merasa tidak nyaman dengan keadaannya saat ini. Tubuhnya susah gerak karena berada sebegitu dekat dengan Nick. Mereka baru saja berkenalan dan sudah sedekat ini?

"Maaf bisa kau tidak terlalu dekat?" pinta Wendi akhirnya. Ia gerah bukan karena tubuh yang terlalu menempel, melainkan perasaan tidak enak di hatinya.

Nick menoleh cepat dan mata berkilatnya menatap penuh tanya kearah Wendi.

"Kau butuh pembimbing, tidak boleh memanjat seorang diri," balas Nick agak terkejut dengan penolakan Wendi. Dia tersingung, benarkah?

"Aku tau, tapi jangan terlalu dekat, aku bisa sesak napas," solot Wendi lagi.

"Ok, baiklah," putus Nick bergeser menjauh.

Panjat tebing dimulai ketika Garso serta June memanjat duluan. Membuat kuncian di sela-sela tebing agar bisa dilalui oleh anggota lainnya. Setelah itu Melanie serta Lily giliran memanjat mereka mengaitkan tali agar terhubung ketali milik anggota lainnya, tujuannya jika ada yang terjatuh salah seorang dari mereka ada yang menolong.

Ketika Werewolf Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang