27 - Gus Ku!

2.4K 112 0
                                    

H A P P Y R E A D I N G

“Malas adalah musuh terbesar dari kemajuan. Bangkitlah, lampaui rasa malas, dan perjuangkan masa depan yang kamu inginkan.”

-Ulfaira Anatasya-

***
"Assalamualaikum," ucap abah Hasan yang baru saja memasuki ndalem.

"Wa'alaikumussalam." Jawab umi Ana, sambil menyambut kedatangan suaminya yang baru saja pulang dari masjid.

"Mau minum ndak bah?" Tawar umi Ana.

"Boleh." Jawab abah Hasan.

Umi Ana yang mendengar jawaban dari abah pun bergegas untuk membuatkan kopi kesukaan suaminya tersebut. Sedangkan abah Hasan mulai berjalan kearah sofa yang berada diruang tamu.

Selang beberapa menit, umi Ana datang dengan membawa secangkir kopi hangat ditangannya.

"Ini kopinya bah." Ucap umi Ana meletakkan cangkir itu dengan halus.

Abah Hasan yang mendengar itu pun menganggukkan kepalanya pelan "matur nuwun mi." Ucap abah Hasan.

"Inggeh, sami-sami." Jawab umi, sambil duduk disamping abah Hasan.

Abah Hasan mulai meminum kopinya dengan perlahan, dan setelah itu ia mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ndalem.

"Ulfa mana mi, kok tumben banget dia ndak ikut kumpul bareng?" Tanya abah Hasan yang tak melihat keberadaan Ulfa.

"Ulfa lagi fokus belajar bah, soalnya besok ada ujian sekolah." Jawab umi Ana.

Abah Hasan yang mendengarnya pun hanya ber'oh ria.

Sedangkan disisi lain, Ulfa begitu sibuk dengan lembaran-lembaran kertas yang ada di meja belajarnya.

"Huh! Pusing banget sih materinya." Ucap Ulfa merasa kesusahan saat belajar.

Disaat dirinya tengah belajar, tiba-tiba ada suara keroncongan yang berasal dari perutnya.

Krucuk.. Krucuk...

"Aihh, mana pake acara lapar segala lagi." Omelnya pada dirinya sendiri.

"Tau ah, mending makan malam dulu biar fokus pas belajar." Putusnya sambil menutup buku-buku yang sempat ia pelajari tadi.

Kali ini, Ulfa mulai melangkahkan kakinya menuju dapur.

Sesampainya di dapur, ia mulai mencari lauk di sekitar dapur.

"Nah, ini dia ketemu lauknya." Ucap Ulfa yang melihat tempe crispy di dapurnya.

"Nduk?" Panggil umi Ana kearah Ulfa.

Ulfa yang mendengar panggilan itu pun mulai menoleh kearah sumber suara "eh, umi tho? Ulfa kirain siapa." Ucap Ulfa diiringi cengiran khas-nya.

Umi Ana yang mendengar itu menganggukkan kepalanya pelan.

"Lagi laper ya?" Tanya umi Ana.

"Iya mi." Jawabnya.

Umi Ana yang mendengar itu pun mulai berjalan kearah kulkas untuk mengambil sesuatu. Dan setelah itu, ia pun mulai kembali berjalan kearah dimana Ulfa berada.

"Ini jus alpukat buat kamu," ucap umi Ana.

Mata Ulfa mulai berbinar-binar ketika melihat melihat minuman favoritnya.

"kebetulan tadi ada wali santri yang bawain oleh-oleh jus alpukat." Lanjut umi Ana, sambil memberikan kresek yang berisi jus alpukat.

"Uhhh,,, umi kok tau sih kalo Ulfa lagi pusing mikirin ujian." Ucap Ulfa sambil menerima minuman itu dengan senang hati.

Umi Ana yang mendengar ucapan putrinya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, "kamu ini ada-ada saja..." ucap umi Ana.

"Yasudah kalo gitu mending sekarang kamu langsung makan saja, sebelum makan jangan lupa..." umi Ana sengaja menggantungkan ucapannya.

"Jangan lupa cuci tangan." Lanjut Ulfa.

"Masyāallah, ternyata masih inget tho? Umi kirain kamu sudah lupa." Ucap umi Ana diiringi dengan cengiran khas nya.

"Kalo sama ucapan umi insyāallah anti lupa mi." Ucap Ulfa yang ikut terkekeh kecil.

Umi Ana yang mendengar itu pun menganggukkan kepalanya pelan.

"Yasudah kalo gitu umi pamit ke kamar dulu ya," ucap umi Ana.

"Nanti sehabis makan jangan lupa di bersihin bekas makannya." Peringat umi Ana sebelum melenggang pergi dari sana.

"Siap mi." Ucap Ulfa, sambil mengangkat tangannya layaknya hormat kearah tiang bendera.

Setelah mendengar jawaban dari Ulfa, umi Ana pun mulai berjalan keluar dari dapur. Dan Ulfa yang melihat kepergian uminya pun mulai mencuci tangannya, dan makan malam.

***
Kring! Kring!

Suara bel masuk berbunyi dengan nyaring di wilayah halaman SMA Nurul Jadid.

Para murid yang mendengar bel itu pun mulai masuk kedalam ruangan yang sudah disediakan.

Tap! Tap! Tap!

Suara langkah kaki mulai terdengar jelas ditelinga para murid yang berada diruang 2C.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap seorang guru yang memakai kacamata didepan sana, dia adalah bu Rida. Guru yang terkenal killer di SMA Nurul Jadid.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab semua orang yang berada didalam sana.

"Baik anak-anak, sebelum melaksanakan ujian.. dimohon untuk mengumpulkan buku paket, lks, dan tas nya kedepan kelas!." Titah bu Rida.

Mereka yang mendengar itu pun bergegas untuk meletakkan barang-barang yang disebutkan oleh bu Rida ke depan kelas, begitupun dengan Ulfa.

Selesai meletakkan barang-barang tersebut, bu Rida pun mulai mengambil alih.

"Sebelum ujian, marilah kita berdoa. Berdoa mulai!" Ucap bu Rida.

Para murid yang mendengar itu pun mulai mengadakan tangan mereka keatas langit sambil berdoa.

Aamiin.. Aamiin... Yarobbal 'ālamin...

Selesai berdoa, bu Rida pun mulai membagikan kertas ujian itu kepada murid kelas 10-12.

Fyi, di setiap ruangan pasti akan terisi oleh murid kelas 10-12.

"Jangan lupa nama dan nomornya ditulis!" Peringat bu Rida.

Mereka yang mendengar itu pun bergegas untuk mengisi nama dan nomor ujian mereka masing-masing.

Dan setelah itu, mereka pun mulai mengerjakan ujian mereka masing-masing.



BERSAMBUNG

Gus Ku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang