32 - Gus Ku!

1.9K 88 0
                                    

H A P P Y R E A D I N G

"Semua orang bisa mencintai,
tetapi belum tentu semua orang bisa
bertahan dengan apa yang dicintainya."

Al-Habib Ali Zaenal Abidin Al-Kaff

***
Ulfa berjalan masuk kedalam halaman ndalem. Langkahnya terhenti ketika melihat mobil berwarna putih yang terparkir dihalaman ndalem.

"Kayak kenal deh sama mobil ini, tapi mobilnya siapa ya?" Ucapnya, sebelum melanjutkan langkahnya untuk masuk ke ndalem.

"Assalamualaikum." Ucap Ulfa sambil membuka pintu ndalem.

Disaat ia sedang berjalan kearah ruang tamu, tiba-tiba langkahnya terhenti lantaran ia melihat tamu.

"E-eh, a-ada tamu tho?" ucap Ulfa yang gugup ketika melihat laki-laki yang pernah mengkhitbah nya beberapa hari yang lalu.

Umi Ana yang melihat kegugupan putrinya pun tersenyum, begitupun dengan yang lainnya.

Ulfa mulai berjalan kearah perempuan-perempuan yang ada disana untuk menyalaminya.

Ulfa mulai mencium punggung tangan umi Nisa, umi Ana, dan abah Hasan setelah itu ia pun beralih ke abi Husain dengan menangkupkan kedua tangannya.

"Masyāallah, tambah cantik ya anaknya." ucap umi Nisa kearah abi Husain.

"Iya-ya mi." ucap abi Husain.

"Pantas saja, Zaki tak menolak perjodohan ini." ucap umi Nisa berniat menggoda putranya yang sedari tadi menunduk terus-menerus.

Sedangkan Ulfa yang mendengar ucapan itu pun terkejut.

"Apa maksud semua ini ya allah?, kenapa perempuan didepan hamba ini bilang jika ustadz Zaki tak menolak perjodohan ini?" batin Ulfa yang merasakan ada kejanggalan dihatinya.

"Apa Abah benar-benar akan menjodohkan ku dengan ustadz Zaki yang notabenenya adik dari ustadz Zayn?" batinnya lagi.

"Nduk, sini duduk dulu." ucap umi Ana yang melihat putrinya tak kunjung duduk disebelahnya.

Ulfa yang mendengar itu pun mulai tersadar dari lamunannya kemudian mengangguk, dan mulai berjalan kearah umi Ana dan duduk di samping beliau.

Setelah mereka berkumpul di sana, kini hanya ada perbincangan antara dua keluarga. Ulfa dan Zaki hanya bisa diam ditengah-tengah keluarganya. Mereka akan berbicara ketika mereka diajak.

Kedua keluarga itu pun mulai berbincang-bincang hangat.

Dan tiba dimana abi Husain menyuruh Zaki untuk mengucapkan sesuatu.

"Le, sekarang sudah waktunya untuk menyampaikan niat baikmu." ucap abi Husain kearah Zaki yang sedari tadi menunduk terus-menerus.

Zaki yang mendengar itu pun mulai mengangkat kepalanya seraya mengangguk.

Zaki mulai menarik nafasnya dan membaca basmalah agar ia bisa berbicara dengan lancar tanpa ada kegugupan sama sekali.

Gus Ku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang