21 - Gus Ku!

911 35 0
                                    

H A P P Y R E A D I N G

“Bangkitlah!! Jangan menyerah walaupun kau harus hancur berkeping-keping, karena nikmatnya perjumpaan akan menjadikanmu pada
bentuk yang lebih indah.”

- Story quote by Gus Ku! -

***
Tak terasa sudah satu Minggu lamanya mereka ditinggal pergi ke Surabaya oleh abah Hasan. Dan hari ini keluarga mereka tengah bersiap-siap untuk menjemput abah Hasan di stasiun Malang.

"Nduk, udah belum siap-siapnya?" Tanya umi Ana dari luar kamarnya.

"Bentar mi," sahutnya menyambar tas dan handphone yang ada diatas nakasnya.

"Umi tunggu di bawah ya" ucap umi Ana sebelum melenggang pergi dari sana.

Ulfa tak lagi menyahutinya, melainkan bergegas menyusulnya.

Sesampainya di bawah sana.

"Udah siapkan?" Tanya Abizar.

"Sudah." Sahut mereka.

"Yasudah langsung masuk ke mobil aja." Ucap Abizar.

Mereka yang mendengar itu pun mulai mengikuti langkah Abizar yang berjalan masuk ke mobil.

Kini mobil hitam milik Abizar itu sudah berjalan keluar dari halaman pesantren.

"Gimana dek, habis SMA mau lanjut kemana?" Tanya Abizar basa-basi.

"Pengennya kuliah di luar pesantren, tapi kata abah kalo mau kuliah di luar pesantren harus punya suami dulu" jawab Ulfa.

Keempat orang yang ada disana pun merasa bingung dengan jawaban Ulfa. Umi Ana yang melihat raut kebingungan dari anak dan menantunya pun mulai membuka suara.

"Abah kalian itu takut kalo ada apa-apa sama Ulfa," ucap umi Ana.

"Jadi umi sama abah ngasih pilihan sama adek kalian, pilih kuliah di pesantren sendiri, atau diluar? tapi kalo pilih di luar ya gitu..."

"Harus nikah dulu, biar kemana-mana ada mahram yang nemenin dia." Jelas umi Ana.

Mereka yang mendengar penjelasan yang sangat detail dari umi Ana pun mulai mengangguk paham.

Tak terasa waktu sudah berlalu begitu saja, dan kini mereka sudah sampai di stasiun Malang, Abizar mulai memarkirkan mobilnya. Setelah itu, mereka pun mulai menuruni mobil tersebut.

"Abah..." Panggil Ulfa kearah abahnya yang tengah menatap lurus kedepan sana.

Abah Hasan menoleh kearah sumber suara, "eh, udah datang aja nih kesayangan abah" ucap abah Hasan yang melihat kehadiran putrinya.

Ulfa memeluk abah Hasan melepas kerinduannya yang ia pendam selama 1 Minggu.

"Assalamualaikum, bah" ucap yang lainnya sembari menyalami abah Hasan.

"Wa'alaikumussalam." Jawab abah Hasan.

"Gimana kabar kalian?" Tanyanya kearah keluargaannya.

"Alhamdulillah baik, bah" jawab Abizar mewakili keluarganya.

"Alhamdulillah kalo gitu" ucap abah Hasan yang mendengar kabar tersebut.

"Gus," panggil seseorang dari arah belakang abah Hasan.

"Eh, njenengan ta Gus?" Ucap abah Hasan yang melihat keberadaan temannya di masa dulu saat dirinya nyantri.

"Inggeh, Gus" jawab laki-laki itu, yang tak lain Abi Hussain pemilik pondok pesantren Nurul Qodim.

"Loh, ini yang namanya Abizar sama Adnan bukan, Gus?" Tanya abi Hussain yang tak sengaja melihat Abizar dan Adnan disana.

Abah Hasan menganggukkan kepalanya pelan, sedangkan Abizar dan Adnan mulai menyalami abi Hussain.

"Gimana kabar kalian le, sudah lama kalian gak mampir ke pesantren Nurul qodim." Ucap abi Hussain.

"Alhamdulillah baik, Gus" sahut Abizar dan Adnan, sambil menyalimi laki-laki yang seumuran dengan abah Hasan.

"Kok manggil Gus?" Tanya abi Hussain.

"Panggil aja Abi," ucap abi Hussain.

"Inggeh, bi" ucap Abizar mengulang perkataannya.

Abi Hussain menganggukkan kepalanya pelan.

"Ini mantunya samean semua ta, Gus?" Tanya abi Hussain kearah abah Hasan.

"Yang dua itu mantu saya, dan yang satu ini anak saya" jawab abah Hasan.

"MasyaAllah, kebetulan banget saya juga punya anak laki-laki yang masih belum nikah,"

"Gimana kalo kita jodohin saja Gus" ucap abi Hussain becanda.

"Hah, bukannya ustaz Zayn udah nikah ya?" Batin Ulfa saat mendengar perkataan abi Hussain.

"Astaghfirullah, tapi kan masih ada adiknya ustaz Zayn?? berarti maksud beliau, beliau mau ngejodohin aku sama gus Zaki?" Batinnya, menggelengkan kepalanya kecil.

"Masa iya aku nikah sama guru sendiri?" Batinnya.

"Langsung ke rumah saja Gus kalo mau ngelamar putri saya buat putra njenengan" ucap abah Hasan yang ikut bergurau.

Setelah beberapa menit berbincang-bincang, kini mereka pun mulai pamit untuk pulang.

***
Tanpa sadar air mata Ulfa mulai menetes.

"Bisa-bisanya sih, nih cewek selingkuh sama suami sahabatnya sendiri?" Ucap Ulfa yang merasa kasihan dengan istri sah yang sudah disakiti berulang-kali itu.

Disaat Ulfa sedang asik menonton film Bollywood yang berjudul ‘SILSILA’, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar jelas di telinganya.

Tok! Tok! Tok!

"Dek, keluar! Umi sama abah mau ngomong sebentar sama kamu." Ucap Abizar diluar kamar Ulfa.

Ulfa mulai mematikan handphone nya, dan bergegas untuk mencuci wajahnya. Kemudian ia pun mulai keluar dari kamarnya.

"Umi sama abah lagi ada dimana mas?" Tanya Ulfa yang sudah berhadapan dengan Abizar.

"Ada dibawah." Jawab Abizar.

"Owalah, yaudah kalo gitu Ulfa kesana dulu ya." Ucap Ulfa meninggalkan Abizar begitu saja.

Abizar mengangguk kecil, dan ia mulai kembali ke kamarnya untuk menemui istrinya.



BERSAMBUNG

Gus Ku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang