12 - Gus Ku!

2K 84 0
                                    

H A P P Y R E A D I N G

“Dua hal yang sampai saat ini belum serasi diantara kita berdua; mataku yang memandangi mu
sebagai teman, sedang kan hatiku yang
menatap mu penuh perasaan.”

-Ulfaira Anatasya-

=•=•=•=

Bisa jadi dalam penantian, Allah menginginkan kita untuk terus memperbaiki diri dan belajar lebih tenang makna kesabaran.”

-Muhammad Zakir Hussain-

***
Langit yang tadinya terang, kini berubah menjadi gelap. Dan jarum jam sudah menunjukkan pukul 6 lebih 2 menit, yang menandakan sebentar lagi akan tiba masuk waktu shalat magrib.

Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu Akbar, Allahu Akbar

Para santriwati yang mendengar adzan itu pun mulai berbisik-bisik.

"Masyāallah, merdu banget suaranya..." Ucap salah satu santriwati yang sudah berada didalam masjid sana bersama beberapa santriwati yang lainnya.

"Masyāallah, adem sekali dengernya." Ucap santriwati yang baru saja memasuki masjid.

"Eh, kok suara azan nya beda ya?" Celetuk salah satu santriwati kearah temannya yang sedang mendengar lantunan suara azan itu.

"Iya juga ya, kira-kira siapa ya yang azan kok suaranya beda banget, mana yang ini merdunya gak main-main lagi." Ucap santriwati itu merasa kagum dengan pemilik suara adzan tersebut.

"Mungkin santri sebelah kali yang azan." Sahut santriwati yang duduk didekat jendela masjid.

"Bisa jadi." Sahut santriwati yang merasa kagum tadi.

"Hust diem, jangan ngomong bae!," tegur salah satu santriwati yang sedari tadi berusaha untuk mendengarkan adzan, namun merasa terganggu ketika teman-temannya sibuk bertanya-tanya tentang siapa pemilik suara adzan yang begitu merdu itu. "Dengerin adzan." Lanjutnya.

Mereka yang mendengar itu pun mulai terdiam, dan mulai mendengarkan azan sambil sesekali menjawabnya.

Sedangkan disisi lain, Ulfa yang mendengar suara azan itu terdiam sejenak, "Kenapa suara ini sangat mirip dengan adiknya ustadz Zayn, ya?" Batinnya.

Saat dirinya masih sibuk melamun, tak terasa iqomah mulai berkumandang. Ia yang mendengarnya pun mulai bergegas untuk pergi ke masjid pesantren yang tak jauh dari ndalem.

Sesampainya di masjid berkubah hijau, Ulfa pun mulai berjalan kearah shaf yang kosong untuk ia isi.

"Monggo ning." Ucap salah satu santriwati kearah Ulfa yang berjalan kearah dirinya.

Ulfa yang mendengar itu pun tersenyum kecil "inggeh, monggo mbak." Sahut Ulfa ramah.

Iqomah mulai terdengar di telinga para jamaah, dan para jamaah pun mulai meluruskan dan juga merapatkan barisan shaf mereka.

Allahu akbar, Allahu akbar
Asyhadualailahaillallah
Asyhaduanna muhammadarrasūlullah

Gus Ku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang