08 - Gus Ku!

2K 88 0
                                    

>> HAPPY READING <<

“Sesulit apapun keadaanmu, ajari lah hatimu agar selalu bisa menerima keadaan tanpa membenci.”

-Habib Umar bin Hafidz -

“Pada akhirnya sebuah penyesalan akan datang jika kita melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa dan tanpa berpikir dua kali, dan dari situlah kita akan memperoleh hikmah dalam perjalanan hidup yang kita jalani.”

-Story By Frazabela-

***
Ulfa merapatkan selimutnya yang bergambar doraemon, ia merasa menggigil di sekujur tubuhnya.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu itu membuat sang pemilik kamar menoleh sejenak.

"Nduk, bangun... Ini sudah jam 7 lebih. Kamu ndak mau sekolah kah?" Tanya umi Ana dari luar kamar putrinya.

Ulfa terdiam tak menyahutinya, "ya Allah..." Gumamnya.

Umi Ana yang tak mendengar sahutan dari putrinya pun mulai membuka knop pintu kamar putrinya.

Ceklek!

"Kamu kenapa, nduk? Kok mukamu pucat gitu?" Tanya umi Ana yang melihat wajah putrinya yang begitu pucat.

Umi Ana mulai menyentuh dahi putrinya pun mulai tersadar jika putrinya sedang demam.

"Astaghfirullahal'adzim, kamu sakit?" Ucap umi Ana saat merasakan panas saat menyentuh dahi Ulfa.

Ulfa hanya diam tak menjawab.

"Tunggu sini, biar umi buatin jamu dulu," ucap umi Ana yang mulai beranjak keluar dari sana, dan pergi ke dapur.

Ulfa hanya menatap kepergian uminya, sambil merapatkan selimutnya.

Sedangkan di bawah sana, umi Ana sibuk dengan resep obat yang sudah diturunkan oleh ibundanya saat dirinya demam dulu.

Tak menunggu waktu yang lama, jamu buatan umi Ana pun jadi. Dan ia mulai membawa jamu itu kedalam kamar Ulfa.

"Nduk, bangun..." Ucap umi Ana lembut mengusap kepala putrinya yang tengah tiduran didalam sana.

Ulfa yang mendengar suara sang umi pun mulai membuka matanya. Dan umi Ana membantu Ulfa untuk duduk.

"Bismillah, ini di minum dulu jamunya, biar cepat sembuh." Ucap umi Ana membantu Ulfa meminum jamunya.

Ulfa meminum jamu itu dengan menahan rasa pahit yang ada di lidahnya.

"Umi, maafin Ulfa ya," ucap Ulfa setelah meminum jamu itu.

"Minta maaf kenapa sayang?" Tanya umi Ana.

"Maafin Ulfa yang suka ngerepoti umi." Jawabnya.

Umi menggelengkan kepalanya pelan, "kamu ndak pernah ngerepoti umi sama sekali nduk, justru kamu meringankan beban umi." Bela umi Ana lembut.

Gus Ku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang