49 - Gus Ku! [Bertemu Hilya]

338 19 0
                                    

H A P P Y R E A D I N G

***
"Mas, Ulfa pamit keluar bentar ya." Ucap Ulfa kearah Zaki yang bermain handphone.

"Mau ngapain keluar?" Tanya Zaki sambil memasukkan handphonenya kedalam saku bajunya.

"Ya, pengen jalan-jalan aja sih." Ucap Ulfa.

Zaki yang mendengar itu pun segera pergi ke kamarnya, tanpa mengindahkan ucapan Ulfa.

Ulfa yang melihat respon Zaki pun mulai bingung.

Selang beberapa menit, turun lah Zaki dengan membawa kunci motornya.

"Ayok!" Ucap Zaki yang sudah berada dihadapan Ulfa.

"Mau kemana mas?" Tanya Ulfa.

"Katanya mau jalan-jalan." Ucap Zaki.

Ulfa yang mendengar itu pun menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan jalan pake motor mas." Ucap Ulfa.

"Terus?" Tanya Zaki mengangkat alisnya sebelah.

"Jalan kaki." Ucap Ulfa.

"Tapi gimana kalo nanti kamu capek?" Ucap Zaki yang khawatir.

"Ya istirahat sebentar lah mas." Ucap Ulfa.

Zaki yang mendengar itu pun menghela nafasnya pelan, kemudian mengiyakan permintaan sang istri.

"Yasudah kalo gitu tunggu jalan sekarang apa nanti?" Tanya Zaki.

"Sekarang." Ucap Ulfa.

Zaki yang mendengar itu pun mengangguk, dan mereka berdua pun mulai keluar dari rumah mereka, mereka juga tak lupa untuk mengunci pintu rumahnya.

Mereka pun mulai jalan-jalan kearah alun-alun yang kebetulan jaraknya agak dekat dengan rumah mereka.

"Mas, berhenti dulu. Ulfa capek nih." Ucap Ulfa yang sudah mulai keluar keringat dari dahinya.

Zaki yang mendengar itu pun mengangguk, kemudian mereka berdua pun duduk di padang rumput.

"Mas, sore-sore gini kayaknya enak deh kalo makan ice cream." Ucap Ulfa yang melihat penjual ice cream disana.

"Kamu mau?" Tanya Zaki.

Ulfa yang mendengar itu pun mengangguk.

"Yasudah kalo gitu tunggu disini ya, biar mas yang beli kesana." Ucap Zaki.

Lagi-lagi Ulfa meresponnya dengan anggukan kecil.

Zaki pun mulai beranjak dari duduknya, dan berjalan kearah penjual ice cream.

Ulfa menatap lekat kearah suaminya yang tengah berbincang-bincang dengan penjual ice cream disana.

"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah... Karena engkau sudah mengirimkan lelaki penyabar, walaupun dulu hamba pernah mempunyai pikiran untuk menolak lelaki yang kini sudah menjadi suami hamba." Batin Ulfa menatap kearah suaminya.

"ZAKIR!!!" Teriak seorang gadis cantik, yang memakai jilbab berwarna peach kearah Zaki yang masih asik berbincang-bincang dengan tukang ice cream tersebut.

Zaki yang tak asing dengan panggilan itu pun mulai menoleh kearah sumber suara, "Hilya?" Beo Zaki yang melihat kehadiran masalalunya.

"Zakir, udah lama ya kita gak ketemu." Ucap gadis yang mempunyai nama lengkap Hilya Adinata, Hilya.

Zaki hanya terdiam, tak membalas ucapan Hilya.

"Gimana kabar umi, sama abi di pesantren?" Tanya Hilya.

"Alhamdulillah, baik." Jawab Zaki singkat.

Hilya yang mendengar jawaban Zaki pun mulai mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

"Ini mas ice cream nya." Ucap penjual ice cream tersebut, sembari memberikan ice cream cup.

Zaki yang melihat itu pun bergegas untuk membayarnya, "dua puluh ribu kan pak?" Tanya Zaki memastikan.

Penjual itu menggelengkan kepalanya pelan, "lima belas ribu mas." Ucap penjual ice cream tersebut.

"Owalah, yasudah kalo gitu ambil aja kembaliannya pak." Ucap Zaki.

"Beneran ini mas?" Tanya penjual tersebut.

"Iya pak." Jawab Zaki.

"Makasih mas." Ucap penjual tersebut.

"Sama-sama." Jawabnya.

Disaat Zaki hendak berjalan kearah Ulfa, tiba-tiba Ulfa sendiri pergi menghampirinya.

"Mas, kok lama banget sih beli ice cream nya." Ucap Ulfa sambil mengaitkan tangannya ke tangan Zaki.

"Dia siapa Zak, kok berani-beraninya pegangan tangan sama kamu?" Tanya Hilya yang cemburu melihat kedekatan mereka berdua.

"Kenalin mbak, saya Ulfa istrinya mas Zaki." Ucap Ulfa menekan kata-kata istri, sambil mengulurkan tangannya.

"A-apa, istri?!" Ucap Hilya yang terkejut, tanpa membalas uluran tangan itu.

"Gak, gak mungkin. Masa iya Zakir nikah sama cewek kuno kayak kamu?" Ucap Hilya yang tak percaya.

Ulfa mulai mengambil tangannya, dan tangan Zaki, lalu ia genggam. Dan kemudian mulai menunjukkan cincin yang tersemat di jari manis mereka berdua.

"Gak! Gak mungkin." Ucap Hilya yang masih belum percaya.

"Sudahlah, aku udah capek bikin orang buat percaya kalo aku sama mas Zaki itu udah nikah" ucap Ulfa mendramatis, sembari meletakan tangannya diatas dahi layaknya orang sakit.

"Kamu kenapa sayang?? Kamu pusing?" Tanya Zaki yang melihat istrinya mengedipkan sebelah matanya agar ikut berakting.

"Iya mas, adek pusing nih." Alibi Ulfa.

"Yasudah, kalo gitu lebih baik kita pergi sekarang ya sayang." Ucap Zaki sambil membopong tubuh Ulfa untuk dibawa kedalam mobil yang ada didekat keberadaannya yang sekarang.

Ulfa, dan Zaki pergi tanpa berpamitan pada Hilya. Hilya yang melihat perlakuan kedua sejoli itu pun merasa kesal sendiri.

"Ih!!! Awas aja kamu. Akan aku rebut kembali Zakir ku." Gumam Hilya yang merasa kesal dengan Ulfa.



BERSAMBUNG

Waduh, kayaknya ada orang ketiga nih ges^^
Kira-kira Hilya itu siapanya Zaki ya ges?
Kok tiba-tiba nongol di cerita ini?

Gus Ku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang