36 - Gus Ku!

1.5K 66 0
                                    

H A P P Y R E A D I N G

فراجعها ودع عنك الهويني فما بالبطء تُدرك ما طلبتا

Saatnya introspeksi diri dan meninggalkan santai, karena santai tidak mengantarmu
pada apa yang kau cari.”

-Manzhumah Abi Ishaq-

***
Ulfa menikmati angin sore diatas motor bersama suaminya.

"Gus, kita mau kemana?!" Tanya Ulfa sedikit berteriak.

"Mau ke panti." Jawab Zaki.

"Hah, kemana? Ke Pak Ti?" Tanya Ulfa yang tak mendengar jawaban Zaki.

"Panti, sayang ... Bukan pak Ti." Jawab Zaki mengulangi ucapannya.

Blush!

Ulfa tak mendengar kata-kata lainnya yang keluar dari mulut Zaki, dan yang ia dengar hanyalah panggilan sayang itu.

"Gimana, mau gak?" Tanya Zaki memastikan.

Ulfa yang tak ingin dibuat salting lagi, hanya mengiyakannya, "boleh deh." Jawabnya.

Setelah berbincang-bincang sejenak, kini keduanya mulai fokus. Zaki fokus menyetir, sedangkan Ulfa sibuk menikmati semilir angin.

"Dek pengen balon gak?" Tanya Zaki yang tak sengaja melihat bapak-bapak penjual balon dari kejauhan sana.

"Hah?" Sahut Ulfa.

"Kamu pengen beli balon gak?" Tanya Zaki ulang.

Ulfa tak mendengar pertanyaan Zaki, Zaki yang melihat itu pun mulai menepikan motornya ke tepi jalan.

"Loh mau ngapain gus kok turun?" Tanya Ulfa.

"Kamu tunggu disini ya, saya mau beli balon dulu."

"Eh tapikan gus-" ucapan Ulfa terpotong ketika melihat suaminya berjalan mendekat kearah seorang bapak" tua.

"Assalamualaikum pak" salam Zaki.

"Wa'alaikumussalam." Jawab bapak penjual.

"Lagi jualan balon ya pak?" Tanya Zaki basa-basi.

"Iya mas." Jawab bapak penjual.

"Kalo semisal balonnya di borong semua, kira-kira harganya berapa pak?" Tanya Zaki.

"Balonnya ada 20, jadi 15 kali 20 hasilnya 300. Jadi untuk harga sekitar Rp. 300.000 mas" jawab bapak itu.

"MasyaAllah, kebetulan banget kalo gitu pak,"

"Kalo gitu saya borong semua ya." Ucap Zaki, sambil mengeluarkan uang berwarna merah dari dompetnya.

Bapak penjual balon yang mendengar itu pun tersenyum haru.

"I-ini beneran mas balon saya di borong?" Tanya bapak penjual itu yang tak percaya.

"Iya pak, kebetulan banget hari ini saya mau ke panti." Jawab Zaki.

"MasyaAllah, makasih ya mas..."

"Akhirnya saya bisa beliin anak tas baru buat ke sekolah." Ucap bapak itu yang merasa bersyukur atas rezekinya hari ini.

"Iya, sama-sama pak." Ucap Zaki sambil menyelipkan lebihan uang ditangannya.

"Loh, uangnya ini kelebihan mas." Ucap bapak penjual itu kearah Zaki yang hendak pergi dari sana.


"Gapapa pak, lebihannya beli tas buat anak bapak." Ucap Zaki dengan senyumannya.

"Masyāallah, terimakasih mas. Semoga Allah membalas kebaikan mas nya." Ucap bapak penjual itu yang diamini oleh Zaki.

"Loh, kok beli balonnya banyak banget?" Tanya Ulfa yang belum paham dengan pikiran suaminya.

"Iya, sengaja beli banyak buat anak-anak panti." Jawab Zaki.


































































Sesampainya di supermarket, Ulfa mengajak Zaki untuk pergi kearah perlengkapan dapur.

"Gus, kesana yuk!" Ajak Ulfa tanpa sadar memegang tangan Zaki. Zaki yang melihat itu pun hanya bisa mengangguk dan mengikuti istrinya berjalan kearah yang dituju.

Ulfa mulai memilih beberapa keperluan dapur, mulai dari sayuran, beras, daging sampai dengan cemilan mereka dirumah nantinya.

"Gus, boleh beli buah-buahan juga, ndak?" Tanya Ulfa.

"Boleh." Jawab Zaki yang tengah mendorong troli belanjaan itu menuju kearah tempat buah-buahan.

Ulfa tersenyum kesenangan, lalu ia pergi kearah buah kesukaannya.

"Gus, mau ini sama ini boleh?" Tanya Ulfa menunjuk kearah buah semangka dan anggur yang ada disana.

"Boleh, selagi baik buat kamu, saya bolehin." Jawab Zaki mengelus-elus lembut kepala Ulfa.

Ulfa terkejut saat mendapatkan perlakuan lembut dari suaminya, "o-oke, kalo gitu Ulfa ambil dua ini ya." Ucap Ulfa berusaha menyembunyikan perasaan salting nya.

Diam-diam Zaki terkekeh kecil saat melihat gerak-gerik Ulfa yang berusaha keras untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.













BERSAMBUNG

Gus Ku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang