kisah seorang gadis yang tak pernah diharapkan keberadaannya oleh keluarga, gadis yang harus merelakan kekasihnya untuk kakak kandungnya sendiri, serta ia harus rela menerima perjodohan dari seorang pria yang menikahinya hanya sekedar untuk balas de...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Sheyra!"
" Ayo makan malam dulu, Kak Luna udah masakin makanan kesukaan Shey." Ucap Aluna lembut pada Sheyra yang sedang sibuk memainkan boneka Barbie nya.
Melihat Aluna yang menghampiri Sheyra. Savian langsung melemparkan boneka Barbie yang berada di genggamannya. Mau ditaruh dimana mukanya jika Aluna melihatnya bermain Barbie.
" Tapi Shey masih mau main boneka Barbie sama Kak Vian."
" Nanti mainnya dilanjut lagi setelah makan."
" Mmm yaudah deh Shey mau makan dulu."
" Iya, ayo kita ke meja makan."
" Sebentar kak."
" Kak Vian ayo kita makan." Ajak Sheyra pada Savian yang sedang memainkan ponselnya.
" Ayo mas makan dulu." Ajak Aluna pada Savian.
" Gak, kalian aja sana." Jawab Savian datar.
" Yaudah Shey juga gak mau makan kalo kak Savian gak mau makan."
" Ck, emang gue peduli." Ucap Savian dingin.
" Yaudah. Kak Aluna Shey gak mau makan!"
" Tapi Shey harus makan." Ucap Aluna lembut pada Sheyra. Lalu Aluna melirik Savian yang sedang memainkan ponselnya.
" Mas aku mohon makan dulu ya, kasian Sheyra dia gak mau makan kalo kamu gak makan." Ucap Aluna memohon kepada Savian.
" Bukan urusan gue dia mau makan atau ngak." Ucap Savian dingin.
" Terus kamu mau makan apa? Memangnya kamu gak laper mas?"
" Ngak, gue gak laper."
Krukkk
Suara perut keroncongan seseorang yang berbunyi dengan tiba-tiba. " Sial kenapa perut gue gak bisa di ajak kompromi sih. Gue kan jadi malu."
Mendengar itu Aluna hanya tersenyum. Ah suaminya ini memang gengsian sekali. Bilangnya gak laper tapi perutnya udah keroncongan kayak gitu.
" Mas beneran gak mau makan?"
" Mau ya mas, biar Sheyra juga mau makan dia pasti kelaperan sekarang." Ucap Aluna untuk membujuk Savian agar mau makan malam bersama.
" Yaudah gue mau makan disini." Aluna tersenyum manis mendengar itu.
" Tapi lo jangan seneng dulu. Sebenernya gue gak sudi makan masakan lo. Gue lakuin ini karena Sheyra." Ucap Savian dengan wajah datarnya. Sebenarnya bukan hanya karena Sheyra tapi ia juga sudah tidak tahan karena perutnya sudah meronta-ronta ingin di masuki makanan. Ia sangat lapar sekali saat ini.
Sekarang mereka sudah berkumpul di meja makan dengan beberapa menu masakan yang Aluna masak yang sangat menggugah selera.
" Ini buat mas Vian." Ucap Aluna menyodorkan sebuah piring yang sudah ia isi dengan nasi berserta lauknya.