Bab 17

8K 327 5
                                    

Terdengar suara ketukan sepatu yang begitu cepat beradu dengan lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar suara ketukan sepatu yang begitu cepat beradu dengan lantai. Saat ini Savian tengah berlari cepat menyusuri setiap lorong rumah sakit. Dengan peluh keringat membanjiri  wajahnya serta detak jantung nya yang berdetak dengan tempo yang sangat cepat. Ia panik ia takut terjadi sesuatu pada ayah dan adik nya. Savian tidak mau kehilangan orang yang ia sayangi sekian kalinya. Sedangkan Aluna berjalan di belakang Savian. Kadang ia kesusahan mengejar langkah Savian yang besar dan cepat. Aluna pun sama khawatir nya seperti Savian ia takut terjadi sesuatu dengan ayah mertua dan adik iparnya. Ia berharap ayah mertua dan adik iparnya itu akan baik-baik saja.

Brakk

Savian menerobos pintu ruangan ayahnya dengan keras.

" Maaf tuan sebaiknya anda menunggu diluar." Ucap salah satu suster yang ikut menangani Adhitama.

" Tidak mau! Dia ayah saya, saya mau disini!"

" Maaf tuan tapi ini sudah peraturan rumah sakit, sebaiknya anda menunggu diluar kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan ayah tuan." Ucap Suster itu hati-hati.

" Mas sebaiknya kita tunggu diluar aja ya." Ucap Aluna membujuk Savian untuk keluar. Savian pun langsung melenggang keluar diikuti Aluna di belakangnya.

" Mas mau kemana?" Tanya Aluna melihat Savian yang mulai melangkahkan kakinya.

" Gue mau liat El." Ucap Savian datar.

" Mending kita tunggu disini aja mas. El ada diruangan sebelah ayah dia sedang ditangani." Aluna mencengkal lengan Savian. Tak ada pemberontakan dari pria itu bahkan sekarang Savian menuruti ucapan Aluna untuk diam disini saja. Savian mendudukkan bokongnya diikuti dengan Aluna yang duduk disampingnya.

Aluna dapat melihat seberapa kacaunya Savian. Bahkan pria itu sekarang tengah menangis. Baru kali ini Aluna melihat Savian yang dingin dan terlihat tangguh itu menangis dan terlihat sangat rapuh. Aluna juga jadi ikut merasa sedih  melihat Savian yang begitu kacau saat ini.

Aluna mengusap lembut tangan Savian.
" Mas tenang aja pasti ayah dan El bakal baik-baik aja. Lebih baik sekarang mas doain aja supaya tidak ada hal buruk yang menimpa mereka." Ucap Aluna lembut. Bahkan entah keberanian dari mana Aluna membawa kepala Savian untuk bersandar pada bahunya. Ia mengusap lembut punggung bidang Savian. Punggung bidang itu terasa bergetar karena Savian yang sedari tadi menangis. Mungkin setelah kejadian ini Savian akan merutuki dirinya karena sudah menangis di depan Aluna. Bahkan ia menjadikan bahu kecil Aluna sebagai Sandaran nya.



🍂🍂🍂





" Ngapain lo minta gue anter ke mall?" Tanya Jevano karena gadis berponi yang merupakan sahabatnya itu tiba-tiba datang kerumahnya dan memintanya untuk menemani dirinya ke mall.

" Gue mau beli kado buat keponakan gue yang cowok, ya lo kan cowok jadi pasti tau kan yang disukai cowok-cowok gitu."

" Emang keponakan lo itu berapa tahun usianya?" Tanya Jevano sambil memainkan ponselnya.

ALUNA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang