kisah seorang gadis yang tak pernah diharapkan keberadaannya oleh keluarga, gadis yang harus merelakan kekasihnya untuk kakak kandungnya sendiri, serta ia harus rela menerima perjodohan dari seorang pria yang menikahinya hanya sekedar untuk balas de...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aluna mengusap keringat yang sedari tadi membanjiri dahinya. Sambil mengelap piring-piring yang telah ia cuci tadi. Matanya menatap kearah jam di dinding restoran ini. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam artinya shift kerjanya telah habis. Beginilah rutinitas Aluna setiap hari. Sehabis pulang kuliah ia harus bekerja di restoran sampai larut malam seperti ini. Gajih yang didapat juga lumayan besar cukup untuk dirinya membeli kebutuhannya sendiri karena tidak mungkin ia meminta uang kepada ayahnya itu.
" Huh akhirnya selesai juga." Ucap Aluna sambil mengusap keringat yang masih saja membanjiri dahinya.
" Aku harus cepet-cepet pulang."
" Mudah-mudah orang rumah udah pada tidur biar mereka gak tahu kalo aku baru pulang."
Aluna pun bergegas bersiap-siap untuk pulang.
" Semuanya aku pulang dulu ya." Pamit Aluna kepada para pegawai restoran lainnya.
" Ya hati-hati di jalan." Ucap salah satu pegawai restoran.
" Ya mbak makasih." Ucap Aluna dengan gummy smile nya.
Setelah beberapa menit Aluna berjalan ia berhenti di satu tempat yang tidak jauh dari restoran tempatnya bekerja untuk menunggu angkot yang lewat. Jarak rumah dengan restoran tempatnya bekerja cukup jauh belum lagi ia harus menunggu angkot terlebih dahulu sehingga ia selalu sampai rumah larut malam yang tidak jarang ia berakhir di marahi dan di beri hukuman oleh ayah atau kakaknya karena pulang larut malam.
🍂🍂🍂
" Aluna kok belum pulang ya, apa dia masih kerja. Tapi ini udah larut banget." Ucap Sagara yang khawatir karena Aluna yang tak kunjung pulang. Ia khawatir terjadi sesuatu pada Aluna mengingat ini sudah sangat larut malam namun Aluna belum tampak juga keberadaan nya. Ia tidak bisa tidur ia terus saja memikirkan Aluna.
" Sayang kamu ngapain disini? Ayo tidur." Ucap Jesselyn yang sedang menuruni tangga namun ucapannya itu tidak di hiraukan oleh Sagara yang malah asik menatap kearah pintu dengan raut wajah yang gelisah.
" Sagara kamu tuh ngapain sih! Ayo ke atas." Rengek Jesselyn yang jengah dengan suaminya itu yang tidak menghiraukan dirinya.
" Apaan sih! Kalo mau tidur ya tidur aja gue lagi nungguin Aluna pulang."
" Jalang kayak dia tuh gak usah ditungguin paling sekarang dia lagi asik ngedesah sama om-om berduit."
" Jesselyn!"
" Apa! Lo mau ngebelain jalang itu!"
" Aluna bukan cewek murahan! Dia gak mungkin ngelakuin pekerjaan keji kayak gitu. Dan gue tau pasti pekerjaan Aluna."