kisah seorang gadis yang tak pernah diharapkan keberadaannya oleh keluarga, gadis yang harus merelakan kekasihnya untuk kakak kandungnya sendiri, serta ia harus rela menerima perjodohan dari seorang pria yang menikahinya hanya sekedar untuk balas de...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bulan demi bulan berlalu saat ini usia kehamilan Aluna sudah menginjak bulan kedelapan lebih dua minggu membuat Savian–sang suami lebih overprotektif kepadanya bahkan ia selalu mengusahakan untuk pulang kerja lebih awal untuk selalu siaga disamping sang istri. Ia juga menyuruh sang adik untuk tinggal dirumahnya untuk menemani Aluna saat dirinya tidak ada ya walaupun di rumah juga Aluna tidak sendiri karena ada banyak pembantu yang menemaninya.
Seperti saat ini Aluna dan Elvira sedang berada di ruang TV tengah menonton sebuah serial drama Korea.
" Hiks kenapa pemeran prianya harus mati sih seharusnya kan dia hidup bahagia sama si pemeran wanita hiks." Aluna menangis karena terlalu terbawa suasana alur drama membuat Elvira kelimpungan ia salah memilih drama. Bagaimana jika sang kakak pulang - pulang melihat istrinya menangis pasti dirinya akan mendapatkan ceramahan dari sang kakak.
" Stt udah dong kak itu kan cuman bohongan."
" Iya hiks tapi kenapa harus sad ending hiks."
" Sudah ya kak nanti aku dimarahin kak Savian kalau kak Aluna terus nangis kayak gini, kita lihat drama yang lain aja ya kak yang happy ending."
" Hiks gak mau kakak maunya pria tadi gak meninggal kan sayang masa ganteng - ganteng harus mati muda harusnya dia nikah dulu sama perempuan itu."
" Aku pul__lho hey sayang kamu kenapa nangis hm?" Savian yang baru saja sampai dirumah di buat terkejut dengan keadaan sang istri yang tengah menangis.
Savian menghampiri Aluna dan memeluk tubuh mungil itu.
" Stt sudah ya jangan nangis, ada apa hm?"
" Hey kamu apakan istri kakak?" Tanya Savian pada Elvira yang duduk di samping Aluna.
" Kamu gak ngapa - ngapain Aluna kan?"
" Ish kak gak mungkin lah aku ngapa-ngapain kakak ipar aku sendiri. Tadi tuh kak Aluna terlalu terbawa suasana sama drakornya karena sad ending."
Savian menghela nafas memang semenjak hamil Aluna terlalu perasa dan sensitif.
" Sudah ya itukan hanya drama sayang."
" Hiks kamu tuh gak ngerti tau."
" Iya iya udah dong jangan nangis terus." Ucap Savian sambil mengusap air mata Aluna.
" Kak aku pergi ke kamar duluan ya." Teriak Elvira yang sudah menaiki tangga ke kamarnya.
" Aku laper kamu gak mau siapin makan malem buat aku." Mendengar itu Aluna langsung menghentikan tangisannya ia lupa jika suaminya itu baru saja pulang pasti suaminya itu sangat lelah.
" Eh maafin aku ya mas__pasti kamu capek pulang kerja."
" Kalo gitu kamu mandi dulu gih aku mau siapin makanan buat kamu."
Aluna langsung beranjak ke dapur untuk memanaskan makanan yang ia masak untuk makan malam tadi. Ia sudah makan duluan bersama Elvira karena Savian pulang agak telat.