Bab 26

9.1K 342 80
                                    

Setelah memberikan hukuman nya pada Aluna dengan meninggalkannya di kolam renang Savian pergi masuk ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah memberikan hukuman nya pada Aluna dengan meninggalkannya di kolam renang Savian pergi masuk ke kamarnya.

Prang

" Arghhh!" Savian membanting semua barang yang ada disekitarnya. Ia tidak tahu mengapa ia semarah ini melihat Aluna bersama pria lain.

" Arghhh gue benci perasaan ini!" Ucap Savian sambil mencengkram kuat rambut nya sendiri.

Tidak mungkinkan jika Savian sudah mencintai Aluna. Tidak! Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Ia tidak boleh mencintai Aluna.

Savian tidak mengerti dengan perasaannya sekarang. Yang pasti ia benci dengan kenyataan bahwa dirinya mungkin sudah mencintai Aluna. Dan ia berharap jika kemungkinan itu salah. Ia tidak mau jika harus jatuh pada wanita yang dijadikan alat oleh dirinya sendiri. Bukan ini yang ia rencanakan.

Saat ini hati dan pikirannya sedang tidak sinkron.

Savian memilih untuk tertidur dan berharap perasaan itu akan hilang esok hari.

Namun, lagi - lagi penyakit tidak bisa tidurnya itu muncul. Savian butuh Aluna sekarang, ia butuh memeluk dan menghirup aroma vanila Aluna yang akhir - akhir ini menjadi obatnya agar bisa tertidur.

Ahh Savian jadi kembali memikirkan Aluna.

Savian melirik ke arah jam yang terletak di atas nakas disampingnya yang sudah menunjukkan pukul 1 dini hari yang artinya sudah dua jam Aluna berada di dalam kolam renang.

Pasti itu sangat dingin. Pikirnya

Savian jadi sedikit merasa cemas dengan keadaan Aluna. Tapi dengan cepat ia menepis rasa cemas itu.

Aluna memang pantas mendapatkan hukuman itu!. Kukuh nya dalam hati.

Savian kembali memejamkan matanya berusaha untuk tertidur. Saat ini tubuh dan pikirannya sangat lelah ia butuh tidur untuk itu.
Namun sampai waktu menunjukan pukul tiga Savian belum juga tertidur. Hati dan pikirannya gelisah memikirkan Aluna.

Cukup! Savian sudah tak tahan dengan perasaan gelisahnya. Savian harus memastikan bahwa Aluna baik - baik saja dan membawanya kesini. Dan memeluk tubuh mungil nan ringkih itu.

Dengan tergesa Savian keluar dari kamarnya berlari menuju ke kolam renang tempat Aluna berada.

Namun saat Savian sudah berada di dekat kolam renang. Savian mematung dengan wajah memucat, jantung nya berdegup tak karuan serta tubuhnya menjadi lemas dan gemetar.

Di depannya ada Aluna yang mengambang di kolam renang dengan dengan mata terpejam serta wajah yang pucat pasi.

" Aluna." Lirih Savian tubuhnya terasa lemas.

Byurr

Savian loncat ke kolam renang. Ia segera meraih tubuh Aluna yang sangat dingin dan membawanya keluar dari kolam renang. Sungguh ia tidak ingin melihat Aluna seperti ini.

ALUNA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang