Prolog

20.2K 669 4
                                    

Terdengar suara ketukan langkah sepatu dan roda dari brangkar rumah sakit yang beradu dengan lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terdengar suara ketukan langkah sepatu dan roda dari brangkar rumah sakit yang beradu dengan lantai. Tampak beberapa suster serta seorang pria dengan penampilan yang sudah tidak karuan mendorong sebuah brangkar yang dinaiki oleh istrinya yang sedang merintih kesakitan.

" Mass sakittt, aku gak kuat mass ini sakitt ." rintih istrinya lemah.

" Sabar yaa kamu pasti kuat demi aku dan anak-anak kita, kamu harus kuat." ucap pria itu dengan harapan dapat menyalurkan semangat untuk istrinya. Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di depan pintu ruang operasi. Mereka segera mendorong brangkar istrinya masuk ke ruang tersebut. 

" Ayahhh" ucap anak lelaki berusia tujuh tahun dan anak perempuan yang berusia tiga tahun itu bebarengan sambil berlari menuju sang ayah.

" Ayah bagaimana ibu dan dedek bayi nya?" tanya seorang anak perempuan tiga tahun itu dengan polos.

" Apakah mereka baik-baik saja yah?." tanya anak lelaki dengan tatapan khawatirnya.

" ya mereka pasti akan baik-baik saja." ucap sang ayah meyakinkan keduanya padahal dirinya pun ragu dengan perkataannya itu dan ia harap semoga semuanya akan baik saja-saja .

Beberapa jam kemudian keluarlah seorang suster yang memanggil agar mereka masuk keruangan. Nampaklah seorang wanita yang sedang terkulai lemas diatas ranjang rumah sakit dan salah seorang suster yang sedang menggendong seorang bayi.

" selamat pak bayi bapak perempuan, ia sangat cantik." ucap salah seorang suster yang tadi tengah menggendong seorang bayi sambil memberikan bayi itu kepadanya.

" Terimakasih suster." ucap pria itu sambil menerima bayinya . Ia beranjak menuju istrinya yang diikuti oleh kedua anaknya.

" Mas" lirih sang istri dengan lemah.

" Sayang terimakasih kamu sudah berhasil melahirkan putri kita." ucapnya sambil tersenyum.

" Tolong beri nama dia Aluna mas, dan sayangi dia seperti kamu menyayangi kedua kakaknya. Aku sudah tidak kuat mas, tolong jaga anak-anak tanpa aku." ucap istrinya itu sebelum ia memejamkan matanya.

" Sayang bangun, kamu harus rawat anak kita bareng aku." ucap pria itu dengan air mata yang mengalir.

" Mamah jangan tinggalin aku." ucap anak perempuan sambil menggoyang-goyangkan tubuh sang ibu dengan harapan ibunya akan bangun.

" Mamah bangun." ucap sang kakak yang sama kacaunya seperti sang adik.

" Mohon maaf pak, istri bapak sudah meninggal dunia." ucap sang dokter.

" Gak, gak mungkin istriku belum meninggal. aku akan membayar kalian berapa saja yang kalian mau asalkan kalian harus mengembalikan istriku." ucap pria itu dengan kacau.

Suasana dirumah sakit tersebut sangatlah haru, hari ini merupakan hari yang sangat mereka benci serta mereka menganggap bahwa bayi yang baru saja lahir itu pembawa bencana bagi keluarga Atmaja.







🍂🍂🍂



7 tahun kemudian

" Ayah bolehkah aku..." ucap seorang anak berusia tujuh tahun, ia adalah Aluna. belum sempat ia menyelesaikan ucapannya tapi sang ayah sudah beranjak meninggalkannya. Ia sangat merasa sedih karena perlakuan ayahnya terhadap dirinya dengan kedua kakaknya sangatlah jauh berbeda. Ia tidak pernah dibelikan barang yang bagus, uang jajan yang banyak, bahkan ia tidak pernah diantar dan dijemput kesokalah ia selalu naik angkutan umum untuk pergi dan pulang sekolah . Tapi ia tidak pernah mempersalahkan itu  hanya satu yang ia inginkan yaitu dapat merasakan kasih sayang dari seorang ayah dan kakak-kakaknya.

"Ayah hari ini aku ingin pergi belanja ke mall" ucap kakak perempuannya Jesselyn.

" Baiklah kita akan pergi ke mall sekarang, panggil kakakmu dan kita akan segera berangkat." ucap sang ayah.

" Ayah bolehkah aku ikut bersama kalian ada kebutuhan sekolah yang harus aku beli." ucap Aluna.

" Tidak boleh, aku tidak sudi membawamu lagian kamu bisa meminjamnya kepada temanmu." ucap ayahnya.

" hahaha orang kayak kamu tuh gak pantes ke mall jadi gak usah sok-sokan mau ke mall deh." ucap jesselyn.

" Non Luna mau beli apa kita beli kepasar ya sama bi Inah." Ucap bi Inah yang diangguki oleh Aluna. Bi Inah merupakan salah satu pembantu dirumah keluarga Atmaja. ia yang sudah merawat Aluna dari bayi, ia yang selalu melindungi dan membantu Aluna.



🍂🍂🍂



Beberapa Tahun kemudian

" Hiks hiks sakit yah, berhenti hiks." Rintih Aluna ketika ayahnya terus mencambuk dirinya.

" Dari mana saja kamu jam segini baru pulang, dapat berapa hah, kamu habis menjual tubuh kamu kan." Ucap Ayahnya yang terus mencambuknya tanpa ampun. Sedangkan Aluna hanya diam sambil menangis, bohong jika ucapan sang ayah tidak melukai hatinya. Bukan tanpa alasan ia selalu pulang larut malam karena ia harus bekerja di sebuah restoran untuk karena ia tak pernah diberi sepeser uang pun oleh ayahnya itu, tapi ia bersyukur karena ayahnya mau membiayai pendidikan nya dari tk sampai ia kuliah saat ini.

" Dasar jalang kecil, awas saja jika saya melihat kamu pulang larut malam lagi saya akan memberikan hukuman lebih berat lagi dari ini." Ucap sang ayah meninggalkan Aluna yang sudah tersungkur lemas di lantai yang dingin.
Aluna hanya diam dan meratapi nasib ini.

" Mah Luna mau ikut sama mamah."

TO BE CONTINUED

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TO BE CONTINUED

ALUNA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang